spot_imgspot_imgspot_img
Minggu, September 8, 2024
spot_imgspot_imgspot_img
BerandaBERITATanggapi Soal Resolusi Jihad, Gus Ipang: Setiap Zaman Ada Orangnya Dan Setiap...

Tanggapi Soal Resolusi Jihad, Gus Ipang: Setiap Zaman Ada Orangnya Dan Setiap Orang Ada Zamannya

Moderatpers.comH. Irfan Asy’ari Sudirman atau yang akrab disapa Gus Ipang memberikan komentarnya seputar refleksi sejarah resolusi jihad untuk kaum muda milenial dalam acara Seminar Nasional yang diadakan oleh Pondok Pesantren Tebuireng pada Selasa, (9/11) di Aula Gedung KH. Yusuf Hasyim lt. 03.

Ia hadir langsung untuk menjadi narasumber seminar dengan membawakan tema “Jihad mempersiapkan generasi santri yang bermutu”. Untuk membuka materinya tersebut, cicit K.H Hasyim Asy’ari itu memberikan sedikit gambaran mengenai perbedaan zaman antara 10 tahun lalu dan hari ini, dengan menunjukkan foto handphone dan beberapa media lainnya.

“Zaman itu kan berubah setiap waktu ya. Kita juga harus mengikuti perubahan zaman. Kalau kata orang gini, setiap zaman ada orangnya dan setiap orang ada zamannya,” terangnya.

Baca Juga : Tebuireng Adakan Seminar Bertajuk “Refleksi Sejarah Resolusi Jihad Untuk Kaum Muda Milenial”

Selain itu, perubahan zaman juga menciptakan kebiasaan-kebiasaan baru, seperti mendengarkan lagu tidak lagi menggunakan radio analog, tapi bisa di Spotify. Menonton video bisa di YouTube, atau mengaji melalui aplikasi online.

“Kebiasaan ini 5-10 tahun lalu tidak ada, artinya 5-10 tahun kedepan akan ada kebiasaan baru lagi yang sekarang tidak kita lakukan, betul nggak? Nah… tinggal kita ini mau dimana (zaman)?” tanya founder Tebuireng Iniviates itu.

Meskipun demikian, menurut penuturannya dibalik banyaknya perbedaan pada setiap zaman,  pasti ada satu kesamaan, yaitu sama-sama ada yang memiliki. Dan zaman sekarang adalah milik kaum muda milenial.

“Karena Milenial memiliki tendensi (kecenderungan) untuk berinovasi mengikuti perkembangan zaman. Itulah kalian-kalian yang ada disini,” jelasnya.

Tidak hanya memberikan sedikit gambaran tentang perbedaan setiap zaman, Gus Ipang juga memberikan perbedaan musuh yang kita hadapi sekarang dengan zaman terdahulu. Ia menjelaskan bahwa musuh Resolusi Jihad tahun 45’ adalah penjajah dari Belanda.

Sedangkan, musuh kita hari ini ada dua, yaitu kebodohan dan kemiskinan, “Ini yang harus kita perangi saat ini,” katanya.

Hal ini menimbulkan arti baru kata Jihad baginya, . jika pada zaman dulu jihad itu dengan menggunakan takbir, maka pada hari ini jihad itu bermakna ‘Jitu dan Harus Nekad’. Dalam hal ini kata jitu berarti Milenial harus jitu melihat masalah, solusi, dan melaksanakannya.

Sedangkan, kata ‘nekad’ diartikan Milenial harus . nekad memulai sesuatu yang baru untuk menciptakan sebuah terobosan dan inovasi baru.

“Seperti dalam urusan dakwah, kalau dulu dakwah itu kan di masjid, paling yang datang cuma 100, dan paling banyak ya 1.000 lah. Sekarang, coba lihat YouTube nya Gus Baha’ itu, Sampai 5,2 juta,” terangnya.

Dok. Foto : Gus Ipang saat memberikan materi soal Refleksi Sejarah Resolusi Jihad Untuk Kaum Muda Milenial. yang diadakan oleh Pondok Pesantren Tebuireng pada Selasa, (9/11) di Aula Gedung KH. Yusuf Hasyim lt. 03

Dalam Hal Ini, Bagaimana dengan Pesantren?

Menurut Gus Ipang, pesantren juga harus berubah mengikuti perkembangan zaman, karena jika pesantren tidak mengikuti zaman, pesantren akan kehilangan momentum untuk memiliki zaman itu dan akan hilang digiling oleh perubahan zaman.

“Kalau nggak berubah, kita ibarat mobil kayu yang jalannya pelan, sedangkan yang lain itu sudah menggunakan mobil Tesla, mobilnya listrik yang jalanya sudah jauh (mengikuti perubahan),” terangnya saat memberikan analogi.

Putra sulung alm. Gus Sholah itu sangat mengapresiasi pondok pesantren yang mau mengikuti perkembangan zaman, seperti pesantren Tebuireng yang membangun Trensains Tebuireng. Selain itu, ia juga mengapresiasi kalangan PBNU yang mulai mengikuti perkembangan zaman dengan membuat aplikasi-aplikasi yang memudahkan warganya untuk selalu belajar dan beribadah.

Diakhir materinya, Gus Ipang menunjukkan jihadnya di Tebuireng dengan menjadi founder Tebuireng Iniviates yang akan membukukan ulang semua kitab-kitab dari Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari agar semua orang tahu tentang pemikiran sang pendiri NU, dan tidak hanya mengetahui wajahnya saja.

“Dengan membukukan ulang kitab-kitab dan pemikiran mbah Hasyim, dan menggunakan kecanggihan teknologi, menurut kami ini Jihad ala saya, lalu mana jihad kalian?” pungkasnya di akhir materi yang ia berikan.

 

 

Pewarta: M. Irfan Maulana

Editor : Rokhimatul Inayah

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RELATED ARTICLES

Follow My

https://api.whatsapp.com/send/?phone=6285717777301

Baca Juga

Resensi Novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar

3
Identitas Buku Judul Buku        : Teruslah Bodoh Jangan Pintar Pengarang          : Tere Liye Penerbit              : PT. Sabak Grip Nusantara Tahun Terbit       : 1 Februari 2024 Jumlah Halaman: 371 halaman Nomor...
Foto : KPUM UNHASY

Dipertanyakan karena memberi kelonggaran kepada Paslon, KPUM Beri Jawaban

0
Moderatpers - Pemilihan Raya (PEMIRA) Universitas Hasyim Asy'ari akan segera dilaksanakan. Para mahasiswa akan segera menyambut pesta demokrasi kampus. Di tengah persiapan menghadapi PEMIRA,...

Erick Thohir Sebut Pesantren Adalah Mercusuar Peradaban

0
Moderatpers.com – Erick Thohir sebut pesantren adalah mercusuar peradaban, pada gelaran acara Maulid Nabi di Tebuireng bertajuk “Sudahi Rebahan, Wujudkan Perubahan” yang diadakan oleh...

Pro Kontra Terkait Pembelajaran Daring di Universitas Hasyim Asy’ari

66
Moderatpers.com – Senin, (21/12/2020), Pihak Kampus mengeluarkan kalender akademik semester genap 2020/2021. Pihak kampus mengeluarkan surat edaran dari Rektorat Nomor 3541/UNHASY/C2/XII/2020 yang terdiri atas...

Lantik ORMAWA dan UKM, Rektor UNHASY : Harus Saling Support

0
Moderatpers - Rektor Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY), Prof. Dr. H. Haris Supratno resmi lantik kepengurusan baru organisasi kemahasiswaan (ORMAWA) dan unit kegiatan mahasiswa (UKM)...