spot_imgspot_imgspot_img
Sabtu, Juli 27, 2024
spot_imgspot_imgspot_img
BerandaBERITATebuireng Adakan Seminar Bertajuk "Refleksi Sejarah Resolusi Jihad Untuk Kaum Muda Milenial"

Tebuireng Adakan Seminar Bertajuk “Refleksi Sejarah Resolusi Jihad Untuk Kaum Muda Milenial”

Moderatpers.comPondok Pesantren Tebuireng Jombang adakan Seminar Nasional dalam rangka memperingati hari santri dan resolusi jihad Tebuireng yang ke-70 tahun, pada Selasa (9/11). Seminar ini mengusung tema “Refleksi Sejarah Resolusi Jihad untuk Kaum Muda Milenial”.

Bertempat di aula lt. 03 KH. M. Yusuf Hasyim, acara seminar berlangsung dari pukul 09.00 s/d 13.15 WIB. Tak hanya dilakukan secara offline, seminar resolusi jihad ini juga disiarkan secara online melalui kanal youtube Tebuireng Official.

Selain sambutan dari pengasuh Tebuireng, seminar nasional ini juga menghadirkan 4 narasumber, diantaranya Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) selaku keynote speeker yang memberikan sambutannya melalui sambungan zoom meeting, Dr. Rijal Mumazziq, M.H.I (Rektor Inaifas, Jember) selaku pembicara pertama, Dr. H. Emil Elestianto Dardak B.Bus, M.Sc (Wakil gubernur Jawa Timur) sebagai pembicara kedua, dan H. Irfan Asy’ari Sudirman (Creativepreneur) sebagai pembicara terakhir yang hadir langsung ke Tebuireng.

Baca Juga : Tanggapi Soal Resolusi Jihad, Gus Ipang: Setiap Zaman Ada Orangnya Dan Setiap Orang Ada Zamannya

Peserta seminar didominasi oleh siswa-siswi, santri, dan mahasiswa di sekitar Tebuireng dan ada beberapa dari daerah Jombang lainnya. Peserta yang hadir pun tertib dan mematuhi protokol kesehatan.

Dalam sambutan pengasuh Pesantren Tebuireng, K.H. Abdul Hakim Mahfudz atau yang kerap disapa Gus Kikin menyampaikan, bahwa K.H. Hasyim Asy’ari sangat berperan penting dalam fatwa resolusi jihad.

“K.H. Hasyim Asy’ari sejak masa penjajahan sampai merdeka itu sangat berperan penting. Bahkan, setelah merdeka ketika tantara Inggris dan Belanda datang lagi ke Indonesia itu beliau masih memikirkan bagaimana caranya mempertahankan kemerdekaan bangsa ini. Salah satunya ketika mengumpulkan para masyayikh dan santri di Surabaya pada (21/10/1945) untuk fatwa jihad, kemudian (22/10/1945) terjadi resolusi jihad,” tuturnya.

Atas dasar itulah, kemudian di tahun 2015 pemerintahan presiden Joko Widodo menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional sekaligus mengenang resolusi jihad yang dilakukan oleh para ulama dan santri kala itu.

Baca Juga : Pesantren Tebuireng Adakan Ngaji Matematika Bersama GERNAS TASTAKA NU Circle Di Peringatan HSN 2021

Dalam resolusi jihad, K.H. Hasyim Asy’ari tidak hanya mengajarkan akan pentingnya keilmuan. Beliau juga mengajarkan betapa pentingnya persatuan, sehingga dapat menyatukan para santri dan rakyat Indonesia dalam mencapai dan mempertahankan kemerdekaan. Kedua poin penting ini yang hingga kini di refleksikan oleh para santri dalam kehidupan sehari-hari.

Menanggapi soal resolusi jihad, H. Irfan Asy’ari Sudirman yang juga merupakan putra sulung alm. Gus Sholah menyampaikan, bahwa peran generasi millenial dalam merefleksikan resolusi jihad ini amatlah banyak. Seiring perkembangan zaman, resolusi yang dilakukan pun tentunya memiliki perbedaan.

“Resolusi jihad jaman dahulu dengan sekarang itu berbeda. Kita ini katanya harus mengikuti perkembangan zaman ya, karena setiap zaman ada orangnya, dan setiap orang ada zamananya. Jika tidak ingin tergilas oleh zaman maka ikutilah zaman,” terang Gus Ipang, sapaan akrabnya.

Menurutnya, santri-santri sekarang dapat berjihad melalui teknologi yang terus berkembang pesat. Melalui platform-platform digital, para santri dapat berdakwah dan memperjuangkan tendensinya sesuai bakat yang dimilikinya.

 

 

Pewarta : Inni Shofia Amalia

Editor : Rokhimatul Inayah

Penerbit : Tim media Ukmp MÖDERAT

34 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RELATED ARTICLES

Follow My

https://api.whatsapp.com/send/?phone=6285717777301

Baca Juga

Diskusi CICAGO, Hadapi Permasalahan dengan Pemikiran Kritis dan Keterbukaan

Diskusi CICAGO, Hadapi Permasalahan dengan Pemikiran Kritis dan Keterbukaan

35
Moderatpers.com – Beberapa permasalahan yang dirasakan oleh sejumlah mahasiswa, terutama yang tergabung dalam Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sampai saat ini...
Foto : Pedagang Sembako Di Pasar Bandung, Diwek, Jombang (Dok : Helfi Livia)

Putar Otak, Konsumen Pasar Bandung Hadapi Kenaikan Harga Beras

2
Moderatpers - Dalam menghadapi kenaikan harga beras, konsumen pasar Desa Bandung harus rela mengatur kembali uang belanja untuk menstabilkan ekonomi mereka. Harga beras di...

Diwarnai Haru Dan Bahagia, UNHASY Kukuhkan 969 Wisudawan

164
ModeratPers - Universitas Hasyim Asy'ari (UNHASY) gelar wisuda Sarjana (S1) ke-32 dan Pascasarjana (S2) ke-21. Pada tahun ini, UNHASY berhasil kukuhkan 969 wisudawan dan...
sumber: freepik.com

Tak Kunjung Publikasi Hasil Pemira, KPUM Beri Jawaban

122
ModeratPers – Kontestasi demokrasi pada Pemilihan Umum Raya (Pemira) Mahasiswa Universitas Hasyim Asy’ari telah memberikan hasil akhirnya. Menilik pada Selasa (12/12) dan Rabu (13/12)...

Senpus#pojokSastra

46
Rumahku tak seperti rumahmu by: Mahdiyyah Suara gemuruh, selalu terdengar di telinga Rumah yang indah seperti tak berpenghuni Mereka ada namun seperti tak ada Seakan akan hanya hidup seorang diri Rumah yang...