spot_imgspot_imgspot_img
Sabtu, Juli 27, 2024
spot_imgspot_imgspot_img
BerandaBERITAPutar Otak, Konsumen Pasar Bandung Hadapi Kenaikan Harga Beras

Putar Otak, Konsumen Pasar Bandung Hadapi Kenaikan Harga Beras

Moderatpers – Dalam menghadapi kenaikan harga beras, konsumen pasar Desa Bandung harus rela mengatur kembali uang belanja untuk menstabilkan ekonomi mereka. Harga beras di pasar ini mencapai Rp. 13.000 per kilogram untuk beras kualitas premium.

Kenaikan ini membuat para konsumen di pasar Bandung resah. Pasalnya, mereka harus menyisihkan uang lebih untuk kebutuhan pangan sehari-hari atau memilih beras yang kualitasnya rendah.

Paimah, salah satu konsumen di pasar Bandung menuturkan bahwa kenaikan harga beras membuat dirinya harus mengatur kembali pengeluarannya. Uang yang seharusnya digunakan untuk keperluan lain, harus disisihkan untuk persediaan beras sehari-hari.

“Rasanya sedih karena uang yang seharusnya buat beli yang lain harus di bagi untuk membeli beras”, ujar Paimah.(10/02)

Keresahan ini tidak hanya dirasakan oleh konsumen saja, melainkan juga para pedagang. Selain harus menambah modal, mereka juga mengeluhkan tentang penjualan yang berkurang. Sejak kenaikan harga beras, konsumen lebih suka membeli beras secara eceran.

“Karena biasanya mereka membeli beras satu karung tapi sekarang membeli secara eceran”, Ujar Evi, salah satu pedagang sembako di pasar Bandung.

Kenaikan harga beras di pasar Bandung ini terjadi secara berahap sejak bulan Oktober2022. Beras kualitas biasa yang awalnya seharga Rp. 9000 per kilogramnya naik menjadi Rp. 11.000 . Sedangkan untuk beras kualitas tinggi naik dari Rp. 11.000 menjadi Rp. 13.000 per kilogramnya.

Kepala GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) Desa Bandung, Abdul Mughni menuturkan bahwa kenaikan harga beras ini dipicu oleh menipisnya persediaan, imbas dari cuaca buruk yang mempengaruhi siklus panen. Selain itu, kenaikan harga BBM juga menjadi faktor naiknya harga beras.

“Kenaikan harga beras terjadi karena menipisnya persediaan beras. Hal itu terjadi karena memang belum saatnya beras untuk dipanen”, Ujar Abdul Mughni.

Dikutip dari data sistem pemantauan pasar dan kebutuhan pokok Kementerian Perdagangan pada tanggal 2 Februari 2023. Harga beras medium naik 0,87% atau setara Rp. 11.600 per satu kilogram. Sedangkan beras kelas premium naik 0,75% atau setara Rp. 13.400 per satu kilogram.

 

Pewarta : M. Asy’ari, Dewi Sulistiawati, Helfi Livia, Dzikru Alfin

(Peserta PJTD Moderat 2023)

Editor  : M. Maksum Ali

2 KOMENTAR

  1. kenaikan harga beras ini dipicu oleh menipisnya persediaan imbas dari cuaca buruk
    Sekedar saran
    Kalimat persediaan dan imbas setidaknya dikasi koma atau diberi kalimat imbuhan setelah persediaan
    Misal: kenaikan harga beras ini dipicu oleh menipisnya persediaan beras dimana itu merupakan imbas dari pada buruknya cuaca

    Oh ya ini lagi
    Hal itu terjadi karena memang belum saatnya beras untuk dipanen.

    Mungkin lebih baik yang dipanen adalah padi.
    Soalnya dalam tatanan bahasa indo
    Ada padi, beras, nasi
    Kecuali bahasa Inggris
    Rice, rice, rice
    Atau bahasa Arab
    Ruzzun

    Just masukan, bawa santai….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RELATED ARTICLES

Follow My

https://api.whatsapp.com/send/?phone=6285717777301

Baca Juga

Hari HAM Internasional, Sejarah dan wajah HAM di Indonesia

1
Moderatpers.com – Kamis, (1/12/2020), sepuluh hari pertama di bulan Desember, bulan penghujung pada setiap tahun, yang mana di peringati sebagai Hari “Hak Asasi Manusia”...

Sosialisasi Dinas Sosial Jombang Untuk Para Relawan Kemanusiaan

0
LPM FUM – Memasuki Hari kedua penggalangan dana pada Hari Selasa, (26/01), pihak relawan pegiat sosial Unhasy yang disini dilalukan oleh para Ormawa (Organisasi...

Jelang Pembelajaran Tatap Muka, Unhasy Adakan Vaksinasi Selama Dua Hari

0
Moderatpers.com – Sebagai upaya pencegahan tersebarnya virus Covid-19, Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang adakan vaksinasi masal. Vaksinasi ini diselenggarakan selama dua hari, untuk dosis...

Launching & Bedah Buku Gus Sholah “Sang Arsitek Pemersatu Umat” Dalam Rangka Haul Pertama...

36
LPM FUM – Tebuireng, Jombang, Selasa, (02/02), tepat satu tahun wafatnya Dr. (HC) Ir. KH. Salahaddin Wahid (Gus Sholah), Rektor Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy)...

Menurunnya Eksistensi Koran sebagai Media Komunikasi Masa Kini

52
ModeratPers - Dalam era digital yang semakin maju, koran sebagai media komunikasi tradisional menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan eksistensinya. Perkembangan teknologi dan perubahan perilaku...