spot_imgspot_imgspot_img
Minggu, September 8, 2024
spot_imgspot_imgspot_img
BerandaBERITATebuireng Adakan Seminar Bertajuk "Refleksi Sejarah Resolusi Jihad Untuk Kaum Muda Milenial"

Tebuireng Adakan Seminar Bertajuk “Refleksi Sejarah Resolusi Jihad Untuk Kaum Muda Milenial”

Moderatpers.comPondok Pesantren Tebuireng Jombang adakan Seminar Nasional dalam rangka memperingati hari santri dan resolusi jihad Tebuireng yang ke-70 tahun, pada Selasa (9/11). Seminar ini mengusung tema “Refleksi Sejarah Resolusi Jihad untuk Kaum Muda Milenial”.

Bertempat di aula lt. 03 KH. M. Yusuf Hasyim, acara seminar berlangsung dari pukul 09.00 s/d 13.15 WIB. Tak hanya dilakukan secara offline, seminar resolusi jihad ini juga disiarkan secara online melalui kanal youtube Tebuireng Official.

Selain sambutan dari pengasuh Tebuireng, seminar nasional ini juga menghadirkan 4 narasumber, diantaranya Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) selaku keynote speeker yang memberikan sambutannya melalui sambungan zoom meeting, Dr. Rijal Mumazziq, M.H.I (Rektor Inaifas, Jember) selaku pembicara pertama, Dr. H. Emil Elestianto Dardak B.Bus, M.Sc (Wakil gubernur Jawa Timur) sebagai pembicara kedua, dan H. Irfan Asy’ari Sudirman (Creativepreneur) sebagai pembicara terakhir yang hadir langsung ke Tebuireng.

Baca Juga : Tanggapi Soal Resolusi Jihad, Gus Ipang: Setiap Zaman Ada Orangnya Dan Setiap Orang Ada Zamannya

Peserta seminar didominasi oleh siswa-siswi, santri, dan mahasiswa di sekitar Tebuireng dan ada beberapa dari daerah Jombang lainnya. Peserta yang hadir pun tertib dan mematuhi protokol kesehatan.

Dalam sambutan pengasuh Pesantren Tebuireng, K.H. Abdul Hakim Mahfudz atau yang kerap disapa Gus Kikin menyampaikan, bahwa K.H. Hasyim Asy’ari sangat berperan penting dalam fatwa resolusi jihad.

“K.H. Hasyim Asy’ari sejak masa penjajahan sampai merdeka itu sangat berperan penting. Bahkan, setelah merdeka ketika tantara Inggris dan Belanda datang lagi ke Indonesia itu beliau masih memikirkan bagaimana caranya mempertahankan kemerdekaan bangsa ini. Salah satunya ketika mengumpulkan para masyayikh dan santri di Surabaya pada (21/10/1945) untuk fatwa jihad, kemudian (22/10/1945) terjadi resolusi jihad,” tuturnya.

Atas dasar itulah, kemudian di tahun 2015 pemerintahan presiden Joko Widodo menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional sekaligus mengenang resolusi jihad yang dilakukan oleh para ulama dan santri kala itu.

Baca Juga : Pesantren Tebuireng Adakan Ngaji Matematika Bersama GERNAS TASTAKA NU Circle Di Peringatan HSN 2021

Dalam resolusi jihad, K.H. Hasyim Asy’ari tidak hanya mengajarkan akan pentingnya keilmuan. Beliau juga mengajarkan betapa pentingnya persatuan, sehingga dapat menyatukan para santri dan rakyat Indonesia dalam mencapai dan mempertahankan kemerdekaan. Kedua poin penting ini yang hingga kini di refleksikan oleh para santri dalam kehidupan sehari-hari.

Menanggapi soal resolusi jihad, H. Irfan Asy’ari Sudirman yang juga merupakan putra sulung alm. Gus Sholah menyampaikan, bahwa peran generasi millenial dalam merefleksikan resolusi jihad ini amatlah banyak. Seiring perkembangan zaman, resolusi yang dilakukan pun tentunya memiliki perbedaan.

“Resolusi jihad jaman dahulu dengan sekarang itu berbeda. Kita ini katanya harus mengikuti perkembangan zaman ya, karena setiap zaman ada orangnya, dan setiap orang ada zamananya. Jika tidak ingin tergilas oleh zaman maka ikutilah zaman,” terang Gus Ipang, sapaan akrabnya.

Menurutnya, santri-santri sekarang dapat berjihad melalui teknologi yang terus berkembang pesat. Melalui platform-platform digital, para santri dapat berdakwah dan memperjuangkan tendensinya sesuai bakat yang dimilikinya.

 

 

Pewarta : Inni Shofia Amalia

Editor : Rokhimatul Inayah

Penerbit : Tim media Ukmp MÖDERAT

60 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RELATED ARTICLES

Follow My

https://api.whatsapp.com/send/?phone=6285717777301

Baca Juga

Hari Tentara Nasional

49
"Hidup yang tidak dipertaruhkan tidak akan pernah dimenangkan."-Sutan Syahrir Pasukan Loreng Oleh: Zanatul Faizah Mengabdi dengan sepenuh raga jiwa Berdiri bagai seorang penjaga Di lain waktu menjadi punggawa Sibuknya seperti...

Menjadi Santri Bukan Soal Pesantren

0
Ada yang mengatakan makna santri adalah bahasa serapan dari bahasa inggris yang berasal dari dua suku kata yaitu sun dan three yang artinya tiga...
Pendapat Gus Nadir Tentang Kontekstualisasi Aswaja dalam Menjawab Tantangan Dunia

Pendapat Gus Nadir Tentang Kontekstualisasi Aswaja dalam Menjawab Tantangan Dunia

59
Moderatpers.com - Nadirsyah Hosen (Rais Syuriah PCINU Australia & Akedimisi Indonesia) sampaikan kontekstualisasi Aswaja dalam menjawab tantangan dunia pada Minggu (13/02). Pendapatnya itu di...
Foto : Suasana Belajar Bahasa Inggris Di Qur'an Village (Dok. Qur'an Village)

Pesantren Qur’an Village, Padukan Tahfidz Dan Bahasa Inggris Untuk Syiar Al-Qur’an Mendunia

70
moderatpers - Di era globalisasi ini, banyak pesantren yang sudah berkembang pesat mengikuti arus modern. Salah satunya Pondok Pesantren yang berlokasi di desa Bandung,...
Foto : Penampilan Peserta Saat Festival Banjari

Jelang Ramadhan, HMP PGMI Gelar Lomba Festival Al-Banjari Tingkat SD/MI Se-Jatim

68
moderatpers - Menjelang bulan suci Ramadhan, Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY) gelar lomba Festival Al-Banjari tingkat...