spot_imgspot_imgspot_img
Senin, September 16, 2024
spot_imgspot_imgspot_img
BerandaBERITAMHQ, Pondok Qur’an Rintisan di Kawasan Tebuireng Jombang

MHQ, Pondok Qur’an Rintisan di Kawasan Tebuireng Jombang

Moderatpers.com – Tidak bisa dipungkiri, kawasan Tebuireng Kabupaten Jombang merupakan salah satu kiblat umat muslim di Indonesia. Hal itu melekat setelah Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari mendirikan Pesantren Tebuireng pada 1899, dan Nahdlatul ‘Ulama (NU) di tahun 1926.

Lambat laun, banyak kiai di sekitar Tebuireng ikut mendirikan pesantren guna melanjutkan dakwah Islam. Salah satu pendiri pondok pesantren di kawasan Tebuireng Jombang adalah Ahmad Daroji atau yang akrab disapa Pak Ji. Ia merupakan pengasuh Pondok Pesantren Manba’ul Huffadzil Qur’an (MHQ), Desa Cukir, Kecamatan Diwek.

Terletak tidak jauh dari Universitas Hasyim Asy’ari, santrinya pun di dominasi oleh mahasiswa/i Unhasy.  Kendati tak sebesar asrama-asrama yang berada di kawasan Tebuireng, namun keberadaan MHQ bisa dibilang cukup memiliki pengaruh besar.

“Bapak itu awalnya cuma membantu menyimak setoran hafalan Al-Qur’an dari santri pondok Walisongo dan Darul Falah. Tapi alhamdulillah bisa sampai punya pondok sendiri,” kata Taqiyudin (putra Ahmad Daroji).

Baca Juga : Potret Al-Karimiyah, Pondok Pesantren Yang Fokus Pada Pendidikan Akhlak

Berawal dari tahun 2003, Pak Ji mulai menjadi guru setoran Al-Qur’an, baik bin nadhor (dengan melihat) maupun bil hifdzi (dengan menghafal). Kemudian, memasuki awal tahun 2005 barulah ada santri yang bermukim di rumahnya.

Jumlahnya tak banyak, hanya 4 santri putra, dan 2 santri putri. Namun, kegigihannya dalam menyebarkan syi’ar agama membuat jumlah santri terus bertambah dari tahun ke tahun. Hingga akhirnya, Pak Ji pun dapat membuatkan bilik-bilik kamar bagi santri-santrinya.

Meskipun asrama tempat tinggal santri terbilang seadanya, dengan usaha dan semangat tinggi, saat ini Pak Ji mampu merintis pembangunan asrama dengan bangunan yang layak.

Dok. Foto : Pembangunan asrama Pondok Pesantren Manba’ul Huffadzil Qur’an (MHQ), Desa Cukir, Kecamatan Diwek.
Dok. Foto : Pembangunan asrama Pondok Pesantren Manba’ul Huffadzil Qur’an (MHQ), Desa Cukir, Kecamatan Diwek.

“Pembangunan asrama putri sudah 720 hari berjalan. Tidak ada uang dari pemerintah, tapi alhamdulillah bisa berdiri atas izin dan rida Allah,” kata Pak Ji, Senin, 03 Januari 2022.

Selain MHQ, jauh sebelum kemerdekaan dan reformasi, juga sudah banyak pesantren yang berdiri di kawasan Ponpes Tebuireng. Baik yang fokus mengkaji Al-Qur’an, hadits, fikih, ilmu falak, dan keilmuan lainnya.

Baca Juga : Haul Gus Dur ke-12, Usung Tema “Bangkit Bersama Dengan Bahagia”

Beberapa diantaranya ialah Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Seblak yang didirikan oleh KH Ma’shum ‘Ali pada 1921. Kemudian Ponpes Walisongo yang beridiri pada 1952 oleh KH Adlan Aly. Ponpes Darul Falah yang dirintis oleh KH Aly Adlan pada 1977, dan pesantren-pesantren lainnya yang bejejer di kawasan Tebuireng.

Tak bisa di pungkiri, kini pesantren-pesantren itu kiprahnya pun cukup besar dan banyak melahirkan ‘ulama yang tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan, beberapa diantaranya termasuk keturunan Hasyim Asy’ari. Namun, di era kontemporer ini juga banyak santri-santri lulusan pesantren kawasan Tebuireng yang ikut mendirikan asrama di area tersebut.

Banyaknya pondok di kawasan Tebuireng menandakan, kiprah pesantren sebagai tempat mengaji dan belajar masih dibutuhkan di era yang serba modern ini. Para orang tua  menyadari, menitipkan anaknya di pesantren merupakan cara terbaik untuk menanamkan nilai-nilai agama, dan menjauhkan dari pergaulan bebas.

 

 

Pewarta : Halimatus Sholihah

Editor : Rokhimatul Inayah

 

 

 

 

 

132 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RELATED ARTICLES

Follow My

https://api.whatsapp.com/send/?phone=6285717777301

Baca Juga

Perspektif dan Prospek Perempuan Masa Kini di Peringatan Hari Kartini

0
  Möderatpers.com – 21 April 2021 selalu di peringati sebagai hari Kartini Nasional. Jika menilik perjuangannya dalam memperjuangkan hak-hak dan emansipasi wanita, Raden Adjeng Kartini...

Masihkah Buku Jendela Dunia ?

12
Berbincang tentang literasi, tentu melekat dengan aktivitas membaca menulis bahkan identik dengan buku. Tentu anda tidak asing pula dengan ungkapan buku adalah jendela dunia,...

Indonesiaku Kampung Lautan Susu (Part II)

3
Baca juga Indonesiaku Kampung Lautan Susu (Part I) ... Akhir-akhir bulan ini hujan sering turun. Bahkan, aku jarang pergi ke sekolah. Penduduk yang tinggal di bukit...

FE UNHASY Sukses Gelar Yudisium Ke-VII, Dekan : Banyak Yang Akan Dihadapi, Terus Belajar

0
ModeratPers - Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY) sukses menggelar acara yudisium ke VII tahun akademik 2022/2023. Kegiatan ini berlangsung di aula lantai...

Batik dan Sejarahnya

146
Batik menjadi mata pencaharian utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia pada abad-21. Batik dinilai sebagai identitas bangsa Indonesia dan menjadi bagian penting seorang Warga...