Berantas Covid 19 Dengan Senjata Biologis (Vaksin)

Möderatpers.com – Sepanjang tahun 2020, sejumlah peneliti terus menciptakan obat penangkal untuk melawan tersebarnya virus Covid ’19. Hingga pada bulan (11/2020), laporan mengenai ditemukannya kandidat “senjata” biologis yang dipergunakan untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan dalam tubuh manusia yang disebut dengan (vaksin). Vaksin ini dibuat dari bibit-bibit penyakit (microba) yang sudah dilemahkan atau mati yang memiliki protein atau racun tertentu untuk melawan virus yang masuk ke dalam tubuh manusia.

Corona Virus yang disingkat dengan Covid ’19 adalah jenis wabah yang menyerang bumi sejak 2019 lalu. Wabah ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China. Kasus ini merebak pada tahun 2020 dan menjadi virus yang memakan banyak korban dalam sekejap. Selain penyebarannya yang pesat, belum ada penangkal yang cocok untuk melawan virus ini. Hingga akhirnya vaksin tercipta dan tersedia beberapa varian. Setelah melalui beberapa uji klinis yang ketat dan diyakini tidak memiliki efek samping terhadap tubuh sehat, dalam artian orang yang memiliki penyakit bawaan tertentu seperti asma tidak diperkenankan untuk mengikuti pengobatan ini karena akan berakibat fatal terhadap penyakitnya. Karena sudah terbukti aman, sejumlah negara kemudian melakukan vaksinasi massal terhadap masyarakatnya (dikutip dari website hellosehat.com).

Baca juga : Jelang Pembelajaran Tatap Muka, Unhasy Adakan Vaksinasi Selama Dua Hari

Salah satu negara yang melakukan vaksinasi terhadap rakyatnya adalah Indonesia. Kebijakan vaksinasi massal ini telah dimulai sejak awal tahun 2021. Awalnya, vaksinasi di utamakan untuk para tenaga kesehatan, pejabat publik, dan orang lanjut usia. Kendati demikian, sekarang vaksinasi sudah mulai merata untuk masyarakat umum. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak masyarakat terutama yang berada di desa dan pedalaman yang belum mendapatkan vaksin.

Empat hari sejak tanggal 17 Juli 2021, tepat pada hari Sabtu, laporan harian tentang kasus Covid ’19 menurun drastis dari 51.952 turun anjlok ke angka 34.257 kasus. Hal ini disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang mulai berpartisipasi dalam vaksinasi, dan tentunya dibantu dengan patuhnya mayoritas masyarakat terhadap imbauan pemerintah, juga diberlakukan sistem PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) darurat. Sejak itu, sampai tanggal 23 Agustus kemarin, kasus Corona di Indonesia terus menurun. Sehingga, Indonesia tidak lagi tercatat sebagai salah satu negara yang menempati 10 negara tertinggi dengan laporan kasus baru. Indonesia sudah berada di urutan ke 13 negara dengan laporan kasus baru tertinggi. Pada tanggal 24 Agustus, laporan kasus aktif covid berjumlah 273.750 dan ditambah 19.106 kasus aktif.

Penulis : Alfi Maghfiroh
Editor: Rokhimatul Inayah