Moderatpers.com – Pondok pesantren merupakan suatu tempat bagi para santri untuk menimba ilmu agama Islam, di mana para santri bermukim dan belajar bersama dibawah bimbingan seorang guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai.
Kehidupan dalam pondok pesantren, memiliki andil yang sangat besar dalam mempertahankan nilai – nilai Pancasila. Hal ini ditunjukkan oleh para kiai yang giat menanamkan nilai Pancasila kepada para santri sejak zaman penjajahan hingga pasca kemerdekaan republik Indonesia. Hal itu dapat terlihat dari resolusi jihad yang dikeluarkan oleh Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari.
Kehidupan pesantren bisa disebut dengan kehidupan masyarakat kecil yg multikultural, yang mana para santri dilatih untuk memiliki 4 sikap.
Pertama, ada sikap inklusivisme yang berarti sikap untuk berlapang dada, menerima perbedaan dan tidak memaksakan kehendak pribadi.
Kedua humanisme, yang berarti menilai semua manusia memiliki derajat yang sama di dunia, tanpa memandang ras, warna kulit, dan lain-lain.
Ketiga, adalah toleransi, yaitu sikap yang menghargai dan menghormati perbedaan yang dimiliki tiap manusia.
Lalu yang terakhir adalah sikap demokrasi, yang berarti kebebasan individu untuk mengemukakan pendapat dan sudut pandang dari setiap individu.
Dari keempat sikap tersebut dapat disimpulkan bahwa semua bentuk perilaku yang terdapat di Pesantren merupakan cerminan dari nilai-nilai yang ada dalam Pancasila.
Nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila memiliki unsur ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, serta keadilan. Unsur – unsur itu juga yang menjadi pondasi hidup yang tak terpisahkan dalam kehidupan di pondok pesantren.
Hal tersebut dapat dilihat dari keseharian para santri yang mengimplementasikan setiap sila yang ada dalam Pancasila . sebagai contoh, sila pertama, yang di wujudkan dalam praktek ibadah dan kajian kitab yang dilakukan oleh para santri.
Sila kedua, diwujudkan dalam sikap santri yang senang bergotong royong dalam menyelesaikan setiap hal dan saling membantu jika ada santri yang mengalami musibah baik secara materi maupun non materi.
Sila ketiga, diwujudkan dalam kegiatan persatuan para alumni. Dalam hal itu, para alumni akan merumuskan beberapa hal dengan tujuan untuk bersama – sama saling berkontribusi demi memajukan pesantren dan kesejahteraan negara.
Selain itu, kegiatan kerja bakti dan perayaan hari kemerdekaan Indonesia yang di ikuti oleh seluruh santri juga merupakan implementasi dari sila ketiga ini.
Baca Juga : Peringatan 1 Juni Sebagai Hari Lahirnya Pancasila
Sila keempat, diwujudkan dalam setiap pengambilan keputusan dilakukan dengan cara musyawarah. Baik ustadz, pengurus, dan santri diberi kebebasan untuk menyampaikan pendapat maupun usulan demi memajukan pesantren. Oleh karena itu, kepentingan bersama adalah suatu hal yang paling diutamakan dalam kehidupan pesantren.
Sila kelima, diwujudkan dalam sikap adil tanpa timpang tindih dalam memutuskan hukum bagi santri yang berasal dari berbagai daerah, suku, maupun ras. Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia mengajarkan para santri untuk mengimbangi antara hak dan kewajiban.
Sebagai ideologi negara, Pancasila juga sejalan dengan seluruh agama samawi yang hidup dan berkembang di Indonesia. Berkatnya, Indonesia yang merdeka pada 1945, masih tetap kokoh sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga saat ini walaupun banyak agama berbeda diamalkan oleh rakyat Indonesia.
Penulis : Dimas Maulana
Editor : M. Maksum Ali