Hari ini, Jumat, 20 Mei 2022, seperti pada tahun-tahun sebelumnya, masyarakat Indonesia selalu memperingati Hari Kebangkitan Nasional atau biasa disebut Harkitnas. Penetapan ini bertepatan dengan lahirnya Organisasi Boedi Oetomo yang berdiri pada tahun 1908 yang dipelopori oleh dr.Wahidin Sudirohusodo.
Namun, Harkitnas tidak lantas ditetapkan pada tahun tersebut, melainkan ditetapkan pada tahun 1948 atau dua puluh tahun setelahnya oleh Presiden Soekarno.
Latar belakang penetapan Harkitnas adalah karena bangsa Indonesia butuh pemersatu pada masa awal kemerdekaan. Bung Karno menilai, berdirinya organisasi Boedi Oetomo sebagai awal dari kebangkitan bangsa Indonesia melawan penjajah.
Baca Juga : Sejarah Hari Kebebasan Sedunia Dan Hubungannya Dengan Indonesia
Sejarah berdirinya Boedi Oetomo tersebut tak terlepas dari Sekolah STOVIA atau Sekolah Dokter Bumi Putera yang didirikan pada 1899. STOVIA menjadi lembaga pendidikan pertama yang menjadi tempat berkumpulnya bagi para pelajar dari berbagai wilayah di Indonesia kala itu.
Banyak sejarah yang terjadi di Sekolah STOVIA, sehingga membuat tempat ini selalu dikenang. Beberapa diantaranya ialah ketika pemerintah DKI Jakarta pada 1973 melakukan perbaruan, dan pada 20 Mei 1974 diresmikan oleh Presiden Soeharto sebagai Gedung kebangkitan Nasional. Kemudian, pada 27 September 1982 pemerintah DKI Jakarta menyerahkan pengelolaan Gedung Kebangkitan Nasional kepada pemerintah pusat.
Selanjutnya, pada 7 Februari 1984 pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mendirikan sebuah museum di dalam gedung kebangkitan Nasional. Museum itu hingga kini dikenal dengan nama Museum Kebangkitan Nasional.
Jika menilik sejarah, dr. Wahidin sang pelopor, dihadapan para pelajar STOVIA, pernah memberikan pesan mengenai pentingnya pendidikan sebagai sarana membebaskan diri dari keterbelakangan. Dari sini, Sutomo dan Suraji bertemu dr Wahidin, membahas pentingnya organisasi demi mewujudkan cita-cita itu.
Baca Juga : Hari Kesaktian Pancasila, Ini Makna dan Sejarahnya
Bertepatan 20 Mei 1908 di ruang kelas Astronomi STOVIA, pertemuan itu menghasilkan terbentuknya organisasi Budi Utomo. Mereka giat mencari bantuan dana bagi masyarakat pribumi yang pandai tapi tak mampu agar mendapatkan pendidikan yang layak.
Lahirnya Budi Utomo menandai terjadinya perubahan bentuk perjuangan dalam mengusir penjajah. Perjuangan yang selama ini secara fisik, juga dilakukan dengan cara memanfaatkan kekuatan pemikiran. Mereka ingin semua orang Indonesia bisa mendapat pendidikan layak, mempunyai rasa nasionalisme tinggi, agar tidak mudah ditipu.
Karena hal itulah, saat itu sudah mulai tumbuh rasa nasionalisme pada rakyat Indonesia untuk memperjuangkan hak-haknya yang selama ini ditindas oleh penjajah. Oleh karena itu, melihat penderitaan yang telah dialami oleh bangsa Indonesia, menyadarkan bahwasanya kemerdekaan harus segera diperjuangkan. Rakyat pun mulai memperbaiki cara dalam usaha mengubah keadaan bangsa.
Organisasi Boudi Oetomo pun memicu pemuda lainnya untuk mendirikan organisasi pergerakan juga. Sebut saja Sarekat Dagang Islam yang kemudian menjadi Sarekat Islam, Indische Partij. Partai Nasional Indonesia, dll.
Dengan munculnya berbagai organisasi pemuda, maka pada 1928 tejadi peristiwa bersejarah yaitu Sumpah Pemuda. Melihat kiprah tersebut, wajar saja jika Bung Karno mengambil tanggal 20 Mei sebagai hari kebangkitan Nasional.
Penulis : Nailis Sa’adah
Editor : Rokhimatul Inayah