spot_imgspot_imgspot_img
Rabu, Februari 5, 2025
spot_imgspot_imgspot_img
BerandaUNEK-UNEKArtikelSepak Terjang Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari dalam Mendirikan Nahdlatul Ulama' di...

Sepak Terjang Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari dalam Mendirikan Nahdlatul Ulama’ di Tebuireng

Moderatpers.com – Siapa yang tak kenal Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari? Sosok maha guru pendiri pondok pesantren Tebuireng dan organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul ‘Ulama (NU). Semasa hidupnya, Kiai Hasyim dikenal sebagai sosok leader yang tangguh dan berprinsip.

“Hal ini dapat dibuktikan dengan keteguhan beliau pada masa awal merintis pondok Tebuireng.  Waktu itu usia beliau masih sangat muda, sekitar 28 tahun,” ungkap Achmad Shidiqur Razaq (Salah satu ustadz di Madrasah Mu’allimin Tebuireng), Sabtu, (29/01).

Kiai Hasyim mendirikan pondok pesantren Tebuireng pada tanggal 3 Agustus 1899 M. Kala itu, pesantren Tebuireng masih berbentuk bangunan kecil yang terbuat dari anyaman bambu, berukuran 6 X 8 meter. Bangunan sederhana itu di sekat menjadi dua bagian. Bagian belakang di jadikan tempat tinggal Kiai Hasyim bersama istrinya, Nyai Khodijah. Sedangkan, bagian depan di jadikan tempat salat (musala).

Dok. Foto : Tampak depan gerbang Pondok Pesantren Tebuireng masa kini
Dok. Foto : Tampak depan gerbang Pondok Pesantren Tebuireng masa kini

Kehadiran Kiai Hasyim di Tebuireng tidak langsung di terima baik oleh masyarakat. Intimidasi dan Fitnah datang bertubi-tubi. Tidak hanya Kiai Hasyim yang diganggu, para santrinya pun juga ikut di teror. Teror itu dilakukan oleh kelompok-kelompok yang tidak menyukai kehadiran Kiai Hasyim dan pesantren Tebuireng.

Bentuk dari penerorannya pun beraneka ragam. Ada yang berupa pelemparan batu, kayu, atau penusukan senjata tajam ke dinding tratak. Para santri juga seringkali harus tidur bergerombol di tengah-tengah ruangan, karena takut tertusuk benda tajam. Gangguan juga dilakukan di luar pondok, dengan mengancam para santri untuk meninggalkan Kiai Hasyim.

Ketika gangguan semakin membahayakan dan menghalangi sejumlah aktifitas santri, Kiai Hasyim lalu meminta bantuan sahabat-sahabatnya dari berbagai daerah untuk membantu mengajarkan ilmu kanuragan kepada santri-santrinya. Walhasil, sedikit demi sedikit, para pengganggu pun dapat di atasi.

Baca Juga : MHQ, Pondok Qur’an Rintisan di Kawasan Tebuireng Jombang

Setelah 27 tahun merintis pendirian pesantren Tebuireng, tepatnya 31 januari 1926 M, Kiai Hasyim lantas mendirikan organisasi Nahdlatul Ulama’ (NU).  Sebelum Nahdlatul Ulama lahir, telah hadir beberapa perkumpulan umat Islam yang menjadi cikal bakalnya. Seperti lahirnya Taswirul Afkar (Potret Pemikiran) tahun 1914, Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) tahun 1916, dan Komite Hijaz pada tahun 1925.

Perkumpulan-perkumpulan ini tidak lepas dari ide KH. Wahab Hasbullah, salah satu santri Kiai Hasyim yang dikenal sebagai penggerak lahirnya NU. Ketika Kiai Wahab mengungkapkan keinginannya kepada Kiai Hasyim untuk mendirikan sebuah organisasi keagamaan, Kiai Hasyim pun tak langsung mengiyakan.

Kiai Hasyim memikirkannya matang-matang. Mengingat, di Indonesia telah berdiri banyak organisasi keislaman seperti SI (Serikat Islam) yang didirikan oleh HOS Cokroaminoto; Al-Irsyad yang didirikan oleh Ahmad Surkati; dan Muhammadiyah yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan. Kiai Hasyim tak ingin menimbulkan perpecahan umat Islam di Indonesia, apalagi dengan pengaruh Belanda yang cukup kuat kala itu.

“Kyai Hasyim Asy’ari dalam mendirikan Nahdlatul Ulama adalah sosok kiai yang tidak mau gegabah dan mencintai perdamaian”, kata Ustadz Razaq.

Keresahan yang dihadapi oleh Kiai Hasyim juga dirasakan oleh gurunya, Syaikhona Kholil Bangkalan. Syaikhona Kholil pun tidak tinggal diam atas masalah yang menerpa santri-santrinya, terlebih Kiai Hasyim.

Baca Juga : 95 Tahun Lahirnya Nahdlatul ‘Ulama

Akhirnya, Syaikhona Kholil menyuruh salah satu santrinya yang beranama KH. As’ad Syamsul Arifin untuk mengantarkan tongkat dan membacakan surat Thaha ayat 17-23 kepada Kiai Hasyim sebagai isyarat bahwa beliau meridai keinginan Kiai Hasyim untuk mendirikan organisasi keagamaan.

Namun demikian, meskipun sudah mendapat petunjuk dari sang guru, Kiai Hasyim tak kunjung mendirikian organisasi yang telah diusulkan KH. Wahab Hasbullah. Akhirnya, Syaikhona Kholil menyuruh kembali Kiai As’ad untuk mengantarkan pesan kedua yang mengandung maksud sebagaimana isyarat pertama.

Pesan itu berupa tasbih dan perintah agar Kiai Hasyim mengamalkan asma’ ya Qahhar dan ya Jabbâr. Dengan adanya isyarat kedua dari gurunya, diskusi dengan banyak ulama’, dan berbagai tirakat yang Kiai Hasyim lakukan, menjadikannya mantap untuk mendirikan NU.

Tidak terasa, NU pun kini sudah berusia 96 tahun, dan mampu menjadi ormas Islam terbesar di Indonesia, yang pengaruhnya mendunia. Pengaruh Kiai Hasyim selama puluhan tahun merintis pendirian pesantren Tebuireng dan Nahdlatul Ulama juga tetap terasa hingga kini. Terbukti, Tebuireng telah melahirkan banyak ulama di seluruh Indonesia dan konsisten dalam melanjutkan estafet perjuangan dakwah Islam.

 

Pewarta : Halimatus Sholihah

Editor : Inni Shofia Amalia

 

 

 

 

 

182 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RELATED ARTICLES

Follow My

https://api.whatsapp.com/send/?phone=6285717777301

Baca Juga

OPEN RECRUITMEN

190
SALAM PERS MAHASISWA!✊🏻✊🏻 Haii… kalian Mahasiswa/i Universitas Hasyim Asy'ari Jombang yang berminat menambah wawasan dan pengalaman berorganisasi. Kami menyediakan wadah bagi kamu yang memiliki potensi,...

Jumat Puisi (JUMPUS)

5
  Berkelana Lima jam dua belas menit tujuh detik Tangan dan lemak dikepalaku berkutik Tidak kelaparan, tidak kehausan Mereka hanya ingin perjalanan Garis-garis yang dimuntahkan oleh pena Mentah-mentah membuat ramai bak...
workshop

Dokumentasi Workshop Hoax Busting And Digital Higiene_UKM FUM UNHASY

0
https://drive.google.com/folderview?id=1iz6sRrtCF0ILsuQJWJPqAnWMuup6RpsG
Sebagai Rangkaian Kegiatan Diklat, HMP EKIS Adakan Workshop Pelatihan Makalah

Sebagai Rangkaian Kegiatan Diklat, HMP EKIS Adakan Workshop Pelatihan Makalah

112
Moderatpers.com – Sebagai rangkaian kegiatan diklat, Himpunan Mahasiswa Prodi Ekonomi Islam (HMP EKIS) adakan Workshop “Pelatihan Makalah”. Workshop yang diadakan khusus untuk mahasiswa baru EKIS...

PW PMMBN Jatim 2 Gaungkan Moderasi Beragama di Lingkungan Kampus

4
Pimpinan Wilayah Pergerakan Mahasiswa Moderasi Beragama dan Bela Negara (PW PMMBN) Jawa Timur 2 menggelar talk show berkolaborasi dengan BEM UNHASY (Badan Eksekutif Mahasiswa...