spot_imgspot_imgspot_img
Minggu, September 8, 2024
spot_imgspot_imgspot_img
BerandaULASANTokohPerjalanan KH. Ainul Yaqin dalam Mensyiarkan Al-Qur'an

Perjalanan KH. Ainul Yaqin dalam Mensyiarkan Al-Qur’an

Moderatpers.com – Kata Kiai atau Kyai bagi pemahaman Jawa adalah sebutan untuk seseorang yang dituakan ataupun dihormati, sebab karena ilmu dan pengalamannya. Dalam pandangan masyarakat muslim Indonesia, kiai melekat kepada mereka yang paham dan memiliki pengetahuan agama lebih, serta mensyiarkannya kepada khalayak umum —  pengasuh pesantren.

Seperti halnya KH. Ainul Yaqin, sosok kiai ahlul Qur’an sederhana yang tidak menampakkan penampilannya seperti kiai pada umumnya. KH. Ainul Yaqin atau yang oleh masyarakat akrab  dipanggil Mbah Yaqin merupakan anak ke 3 dari 7 bersaudara dari pasangan Abdul manan dan Salma.

Lelaki yang juga kerap disapa Kiai Yaqin ini lahir di Jombang, 24 Oktober 1970. Jika dilihat dari nasab jalur ibunya, Kiai Yaqin masih termasuk keturunan Joko Tingkir. Tak heran, di samping menguasai ilmu agama, ia juga sangat mahir dalam ilmu persuwukan. Yang mana dalam ilmu ini, tanpa dipelajari pun sudah menjadi naluri dan keturunan dari para pendahulunya.

Baca Juga : Alasan Jombang Dikenal Sebagai Kiblat Warga Nahdliyin

“Dulu ketika di Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (PPMQ), ketika ada liga santri, saya selalu dicari untuk memberikan suwuk agar gawangnya tidak bisa dibobol,” kata Kiai Yaqin saat di wawancarai pada Senin, (28/02).

Dalam proses belajar, orang tuanya selalu mengedepankan pendidikan agama dan moral. Tak heran, sejak kecil, Kiai Yaqin sudah ditekankan untuk belajar dan mengaji pada ulama’ dan guru sekitar rumahnya.

Memasuki usia remaja, ia sudah menjadi santri kalong di Pondok Pesantren Sunan Bonang Mojowarno untuk mengkaji kitab kuning kepada KH. Jalaludin. Sembari belajar kitab kuning, ia juga menimba ilmu Al-Quran kepada Kiai Fauzil Asy’ari yang bertempat tidak jauh dari kediamannya.

Setelah belajar kepada para kiai sekitar, Mbah Yaqin barulah memulai mengahafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tebelo Malang. Ia mampu mengkhatamkan dengan sempurna dalam kurun waktu 2 tahun.

Semenjak menjadi santri di Malang, ia sering kali menemukan hal-hal yang dirasa aneh dan menurutnya merupakan pesan yang harus ia lakukan dalam proses menghafal.

Salah satunya ialah ketika ia membasahi lisannya dengan Al-Qur’an, seketika muncul seorang laki-laki dari sungai kecil yang habis qadlil hajat, kemudian menghampirinya sembari berkata, “Dulu Kiai Mujahid (kiai karismatik di Tebelo) selalu mendawamkan, membaca Al-Qur’an khatam setiap seminggu sekali.”

Dari situlah, kemudian ia selalu istiqomah untuk mengkhatamkan Al-Qur’an setiap seminggu sekali. Bermula dari kebiasaan itu juga, kini pun diterapkan sebagai salah satu kegiatan wajib di Pondok Pesantren Hamalatul Qur’an (PPHQ) —  pesantren yang kini ia dirikan, yang disebut dengan kegiatan muroqobah 5 juz-an.

Baca Juga : Sejarah Pondok Pesantren Hamalatul Qur’an Jogoroto, Jombang

Setelah menyelesaikan proses mengahafal Qur’an di Tebelo, ia melanjutkan pendidikannya di PPMQ Tebuireng untuk belajar qiro’ah muwahadah (bacaan yang disatukan) yang diajarkan langsung oleh KH. Muhammad Yusuf Masyhar. Qiroah muwahadah merupakan suatu metode pembelajaran membaca Al-Qu’ran dengan membentuk keserasian bacaan yang sesuai dengan ilmu tajwid.

PPMQ menjadi tempat pembelajaran terakhir bagi Kiai Yaqin dalam menimba ilmu, dengan status sebagai santri. Setelah dikatakan lulus PPMQ, ia melanjutkan syiarnya, dengan memulai pada masyarakat Jogoroto. Hal pertama yang ia lakukan adalah membuat majelis-majelis khotmil Qur’an, dan tarawih dengan menggunakan maqro’ khatam.

Kiai Yaqin merupakan sosok yang berpegang teguh pada riyadhoh-riyadhoh kiai sepuh ahlu sunnah. Ia juga istiqomah dalam tirakat dan qiyamul lail. Salah satu bentuk syiar terbesar kiai Yaqin ialah adanya Pondok HQ yang kental akan tradisi dan amaliyah Ulama’ NU.

Berdirinya Pondok HQ menjadi sebuah bentuk prasasti keikhlasan Kiai Yaqin dalam berjuang mensyiarkan Al-Qur’an. “Dulu saya bernazar, suatu saat nanti jikalau saya diberi rezeki lebih,  saya akan mengratiskan orang yang menghafal Al-Qur’an,” jelasnya.

Dalam upaya mengratiskan pesantren, ia menyampaikan bahwasannya sosok Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari dan Kiai Yusuf lah yang menginspirasinya. Ia juga menjelaskan, bahwasannya dulu Pesantren Tebuireng dan PPMQ bersifat gratis tanpa biaya. “Saya selaku santri Tebuireng ya harus sedikit banyak meniru beliau-beliau,” katanya.

Baca Juga : Sepak Terjang Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari dalam Mendirikan Nahdlatul Ulama’ di Tebuireng

Karena kesederhanaan Kiai Yaqin, memudahkannya dalam mengkampanyekan Al-Qur’an kepada masyarakat. Syiarnya tidak hanya di tempat-tempat berbau religius. Ia juga menyampaikan gagasan-gagasan yang berkenaan dengan Al-Qur’an melalui warung-warung dan tempat-tempat tongkrongan.

Oleh sebab itu, tak heran, di usia PPHQ yang masih terbilang muda —11 tahun — sudah mampu mendirikan cabang dan unit yang berjumlah 10 asrama dan menjalin kemitraan dengan kurang lebih 60 lembaga.

Namun, tidak dapat di pungkiri pula, bahwa dalam perjuangannya, ada juga hambatan atau kendala. Realitanya, cemoohan dan hujatan, sekaligus tindakan profokatif dari sebagian masyarakat untuk menjatuhkan pesantren tetaplah ada.

Akan tetapi, hal tersebut sudah menjadi sego jangan bagi Kiai Yaqin yang sudah memiliki telinga tebal, mental baja dan tetap berpendirian teguh pada prinsipnya untuk mensyiarkan Al-Qur’an.

Dalam mendidik para santri, Kiai Yaqin pun berpesan, bahwa dalam berjuang mensyiarkan agama, janganlah memandang atau menghitung materi yang kita dapat, akan tetapi seberapa besar moral dan pembelajaran yang dapat kita ambil.

 

Pewarta : Muham M. Mubarok (Anggota Magang UKMP Moderat 2022)

Editor : Rokhimatul Inayah

261 KOMENTAR

  1. Nevertheless, it’s all carried out with tongues rooted solidly in cheeks, and everybody has got nothing but absolutely love for their friendly neighborhood scapegoat. In reality, he is not merely a pushover. He is simply that extraordinary breed of person solid enough to take all that good natured ribbing for what it really is.

  2. Simply want to say your article is as amazing. The clarity in your post is just great and i can assume you’re an expert on this subject. Fine with your permission allow me to grab your feed to keep up to date with forthcoming post. Thanks a million and please keep up the gratifying work.

  3. If you don’t mind, where do you host your weblog? I am looking for a very good web host and your webpage seams to be extremely fast and up most the time…

  4. Transferring partitions or windows involves
    easy marks on your prints. Starting in 1885, Van Gogh switched
    from amassing journal illustrations, corresponding to Régamey, to amassing ukiyo-e prints which might be purchased
    in small Parisian shops. The economists John Roemer and Pranab Bardhan level out that
    social democracy requires a strong labour movement to sustain its heavy
    redistribution by taxes and that it is idealistic to think such redistribution will be
    completed in other nations with weaker labour movements,
    noting that social democracy in Scandinavian international locations has been in decline as the
    labour motion weakened.

  5. Also, traditionally, rituals & prayers for the departed are noticed on 5th
    and 11th day with many family gathering. From the homophony in some dialects
    between 酒 (“rice wine”) and 久 (meaning “long” in the sense of time
    passing), osmanthus and different rice wines are traditional
    gifts for birthdays in China.

  6. The post is absolutely fantastic! Lots of great info and inspiration, both of which we all need! Also like to admire the time and effort you put into your website and detailed info you offer! I will bookmark your website!

  7. Majumder, Apurba Jyoti. “LFG/Lower Haflong Railway Station Map/Atlas NFR/Northeast Frontier Zone – Railway Enquiry”.
    VARMA, SHYAM. “LKA/Lanka Railway Station Map/Atlas NFR/Northeast Frontier Zone – Railway Enquiry”.
    Shaikh, Azar S. “LUR/Latur Railway Station Map/Atlas CR/Central Zone – Railway Enquiry”.
    Jayashree. “KDKN/Kendukana Railway Station Map/Atlas NFR/Northeast Frontier Zone – Railway Enquiry”.

  8. He was appointed by the United States district court docket one of many commissioners to
    run the boundary line between Rancho Providencia and that of the Rancho Ex-Mission San Fernando.
    Additionally, by appointment of the superior courtroom, he was one of
    many commissioners who partitioned the Rancho San Pedro, which contained about 25,000 acres (100 km2).

  9. As an arts characteristic author, she was launched to a comedy group performing at the Flying Trapeze comedy
    venue. Flying Trapeze and, amongst others, Mark Neale, Richard Stubbs,
    and Steve Vizard. Harmer went on to host ABC Tv’s,
    The big Gig, together with, among others, performers Glynn Nicholas, Rod Quantock, Greg Fleet, Jean Kittson and the
    Doug Anthony All Stars.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RELATED ARTICLES

Follow My

https://api.whatsapp.com/send/?phone=6285717777301

Baca Juga

Senin Puisi (SenPus)

0
DERAI Karya: Na’im Amanah   Daksaku bergetar melihatmu Bak kekasih merindukan dekapmu Kini kita memang sangatlah Aksa Bagaikan hidup di bumantara   Dekapmu terlalu sempurna Untuk aku yang hanya akara Kau  terlalu jauh Lalu kau...

Kumpulan puisi Memperingati Hari AIDS Sedunia

0
Imaji LaraBy Delima Ami AdyaksyahKabut kelam memenuhi ruanganMenyita perhatian akan kesanggupanKala sunyi mengharuskan kesendirianBersama cacian terngiang pada pendengaranPagi, siang, dan malam tiada berkesudahanMemaksa untuk...

Dalam Rangka Memperingati Maulid Nabi, HMP PAI Gelar Kajian di Ma’had Al-Jami’ah Hasyim Asy’ari

0
Moderatpers.com - Kamis, (28/10/2021) Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam (HMP PAI) Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang mengadakan kajian di Ma’had Al-Jami’ah dalam rangka...

Pemandian Sumberpengantin, Situs Budaya Jombang Yang Menyimpan Kisah Misterius

0
Moderatpers - Jombang, selain dikenal dengan kota santri, kota ini merupakan salah satu tujuan banyak orang untuk mengunjungi destinasi wisata religi karena banyak sekali...
September penuh darah

Melawan Lupa! Tragedi September Penuh Darah (Part III)

66
https://moderatpers.com/melawan-lupa-tragedi-september-penuh-darah-part-ii/ Moderatpers.com – Tak ada habisnya jika berbicara soal pelanggaran HAM yang terjadi di negara tercinta Indonesia. September salah satu bulan kelam dalam sejarah kasus...