Beranda SASTRA Cerpen Si Tuli di Mambulu

Si Tuli di Mambulu

Redaksi Sastra
-
3,057
Si Tuli di Mambulu
Gambar Ilustrasi tuna rungu. Sumber: radarkudus.jawapos.com

Karya: Ratna Dea Febrianti

“Ahh … ini tidak mungkin!”

“Ada apa, Yah? Kenapa Ayah berteriak?” sahut seorang wanita berlari ke sumber suara.

“Istriku, maaf aku tidak bisa mempertahankan bisnis kita, maaf … maaf …” ucap pria paruh baya itu sambil menangis.

“Kenapa dengan bisnis kita, Yah? Ada apa?”

“Mereka semua telah habis dilahap si jago merah. Rumah beserta aset-aset terlanjur Ayah gunakan sebagai jaminan ke bank. Kita telah bangkrut … Bangkrut istriku,” lirih pria paruh baya itu. Mendengar semua itu sang istri seketika terduduk lemas.

Drtttt… drtttt … drtttt… drtttt…

Getaran ponsel pria paruh baya tiba-tiba berbunyi nyaring memenuhi ruangan yang mulanya sunyi. “Iya, halo?” Seketika raut wajah yang tadinya sedih kini semakin menjadi muram.

“Ayah, siapa yang telpon?” tanya sang istri.

“Devan … kecelakaan, bu.”

Baca Juga : Ayahku (Tidak) Kejam

Sang istri terkejut. “Ayah … bohong, `kan?” sambarnya dengan suara semakin melemah hingga ia kehilangan kesadarannya.

“Maafkan aku istriku, semua salahku,” batinnya sambil memindahkan tubuh istrinya ke dalam kamar. “Mbok… Mbok.. Mbok tolong urus istri saya dia pingsan, saya mau ke rumah sakit sebentar.”

“I-iya, pak. Iya, baik pak.”

Setibanya di rumah sakit, pria paruh baya langsung menuju ruang tunggu. Dia menunggu dengan cemas dan perasaan khawatir.

Krietttt …

Pintu UGD akhirnya terbuka setelah beberapa jam lamanya.

Pria paruh baya segera menghampiri pintu UGD yang terbuka dan menampilkan sosok pria paruh baya yang mengenakan pakaian medis. “Apakah anda ayah dari anak itu?”

“I-iya dok … saya ayahnya.”

“Baiklah, mari pak ikut ke ruangan saya, ada beberapa hal yang harus saya jelaskan.”

Setibanya mereka di ruangan dokter.

“Jadi, begini pak, kecelakaan ini membuat pasien kehilangan pendengarannya. Tapi bapak tidak perlu hawatir dia masih bisa mendengar jika menggunakan alat bantu.”

“Apa tidak ada cara lain dok, untuk mengembalikan pendengaran putraku?”

“Hanya itu pak yang dapat membantunya, berikut rekomendasi alat bantu pendengaran untuk putra bapak.”

“Baik dok, terimakasih”

Tiga tahun berlalu. Setelah semua aset keluarga itu disita bank, mereka  memutuskan untuk pindah ke desa kelahiran sang istri yang terletak di Mambulu, salah satu desa di provinsi Jawa Timur.

“Maafkan ayah hanya bisa membeli rumah sederhana ini untuk tempat tinggal sementara kita.”

“Tidak apa Yah, kita mulai lagi dari awal ya,” jawab sang istri dengan tulus.

Sang anak hanya tersenyum melihat gerak bibir kedua orang tuannya yang tengah berbincang itu. Karena uang yang mereka miliki tidak cukup untuk membeli alat bantu pendengar, akhirnya mereka memutuskan untuk mengajarkan putra mereka dialog melalui gerak-bibir. Devan yang memang terlahir cerdas, membuatnya tak butuh waktu lama untuk menguasainya.

Baca Juga : Indonesiaku Kampung Lautan Susu (Part I)

“Dev, besok kamu sudah bisa mulai sekolah kembali, ibu sudah daftarkan di SMA Cendikia.” Senyuman tulus ditampilkan Devan sebagai jawaban.

Pagi pun menjelang, Devan bersiap-siap. Setiap hari Devan berangkat ke sekolah ditemani oleh Bayu, anak dari majikan tempat ayahnya bekerja. Mereka pun menjadi akrab. Tak terasa waktu pun berlalu begitu cepat, kini mereka telah duduk dibangku kelas dua belas.

“Dev, setelah lulus loe mau daftar kerja dimana?”

“Dev, Devan! Loe denger gue kan? Upss… lupa loe kan gak bisa denger ya. Merepotkan aja temen gue satu ini masak iya setiap kali bicara sama lo harus dengan pelan-pelan biar bisa baca gerakan bibir-gue. Kadang gue itu najis tau loe liatin bibir gue. Ahhh …  sudahlah loe gak bakal dengar gue juga,” gerutu Bayu, alhasil Bayu pun menepuk bahu sahabatnya yang tengah serius membaca itu. Devan pun memandang orang yang tengah mengganggu waktunya itu.

“Dev, setelah lulus loe mau daftar kerja dimana?” tanya ulang Bayu.

“Gue mau lanjut kuliah di Harvard University jurusan bisnis,” jawabnya lirih dengan senyuman penuh arti.

“Wkwkwkwkwk … Dev, loe gak lagi ngelawak, `kan? Loe bercanda, `kan? Tau `kan gaji bokap loe yang kerja di rumah gue? Itu gak akan cukup, walaupun bokap loe kerja seumur hidup tetep gak akan cukup, Dev! Hahaha … terus dengan keadaan loe sekarang ini. Lucu banget deh temen gue satu ini, hahahahaha ….”

Baca Juga : Indonesiaku Kampung Lautan Susu (Part II)

Seketika itu ruang kelas yang tadinya sunyi menjadi penuh tawa akibat ucapan sahabat Devan itu.

“Udah t*li, anak buruh  pula, mau sok-sok-an kuliah diluar negeri. Cihhh.. gak tau malu banget!” sahut Dita, salah seorang teman sekelasnya sambil berjalan keluar kelas.

Mendengar hal itu, Bayu menatap tak suka. Meskipun terkadang dia sendiri suka mengolok-olok Devan namun tidak sampai mengatakan Devan t*li. Dia mengatakan hal tadi agar sahabatnya itu tidak bermimpi terlalu tinggi. Dia hanya tidak ingin sahabatnya kecewa karena tidak mampu meraihnya.

Devan yang tidak mendengar apapun hanya melihat sekilas teman-temannya itu dan tersenyum kepada mereka. Setelah itu ia pun kembali membaca buku dalam genggamannya yang sempat terjeda. Semenjak kejadian itu dia pun selalu menjadi olok-olokan teman-temannya di sekolah. Tak hanya teman bahkan beberapa guru dan tetangganya pun ikut mengolok-oloknya serta memandang rendah dirinya dan keluarganya.

Suatu hari Devan menemukan sebuah dompet yang terjatuh. Lalu ia membawa dompet tersebut pada orang bule yang terlihat kebingungan. Seolah-olah dia sedang mencari barangnya yang hilang.

“Excuse me, sir. Is this your wallet?” tanya Devan kemudian.

“Yes right, where your find him?”

Tak ada jawaban yang didapat bule itu. Devan malah mengulurkan dompet itu.

“What`s your name?” Lagi-lagi orang bule itu kembali bertanya namun tidak mendapatkan jawaban juga.

“See you, sir,” pungkas Devan sambil berlalu meninggalkan orang bule itu.

“Weird kid!” Bule itu pun melanjutkan perjalanannya yang tertunda.

Hari senin pun tiba. Upacara bendera digelar seperti halnya sekolah-sekolah lainnya. Hingga tiba di mana pengumuman mengenai program pertukaran guru yang setiap 2 tahun sekali dilakukan oleh sekolah.

“Hello everyone my name is Mr. Marchel, l am  from America. I will be teaching English here. Nice to meet you.”

Semua murid kompak menjawab. “Nice to meet you too.”

“Baik murid-murid, semua tadi perkenalan singkat dari Mr. Marchel. Beliau berasal dari Amerika. Di sana beliau mengajar Bahasa Indonesia tapi di sini beliau akan mengajar Bahasa Inggris. Baik cukup sekian pengumuman kali ini. Barisan dibubarkan dan untuk semuanya kembali ke kelas masing-masing.”

Brakk …

Devan yang ingin kembali ke kelas tak sengaja menabrak Mr. Marchel yang tengah berjalan ke ruang kelas 11.

“Saya minta maaf pak, saya bener-bener tidak lihat.”

“Tak apa, lain kali hati-hati, ya.”

Sementara itu, bu Wati yang mendengar kegaduhan langsung menuju sumber suara.

“Astaga! Ada apa ini, pak Marchel? Lagi-lagi ulah kamu, Devan! Dasar anak t*li bikin ulah mulu,” cerocos bu Wati pada Devan yang hanya diam bak patung hidup.

“Sudah bu, saya tak apa. Kamu bisa kembali ke kelas nak.”

Devan pun kembali ke kelasnya.

“Tunggu! Bukannya guru tadi bilang dia t*li, pantas saja waktu itu aku bertanya dia diam saja,” batin Mr. Marchel.

Waktu kelulusan pun tiba, semua siswa kelas 12 di SMA Cendikia mengenakan pakaian toga dengan ditemani orang tuannya masing-masing.

“Berikut nama-nama siswa berprestasi tahun ajaran 2017 di SMA Cendikia. Dan penghargaan tersebut jatuh kepada Devan Putra Pratama, Nabila Dwi Wulandari, dan Radefa Alexandra. Untuk nama-nama yang saya sebutkan dimohon naik ke ataa panggung.”

Tak disangka hadiah yang diberikan kepada Devan tidak hanya uang dan piala namun juga alat bantu pendengaran sebagai salam perpisahan khusus dari Mr. Marchel.

Suara tepuk tangan menggema di aula serta ucapan haru dan bangga kedua orang tua Devan pada putra semata wayangnya itu diiringi air mata bahagia.

Dua tahun berlalu Devan menunggu pengumuman penerimaan mahasiswa baru di Amerika. Dia menunggu kabar baik, namun tak kunjung ia dapatkan. Sudah dua kali ini dia gagal masuk ke sana namun ia tak pernah menyerah. Walaupun setiap kegagalannya itu semakin hari semakin menambah daftar orang yang meremehkan dan menertawakannya namun ia tetap tidak menyerah. Alhasil tepat yang ketiga kalinya ia pun akhirnya berhasil bahkan tak hanya masuk sebagai mahasiswa baru ia juga mendapat kesempatan untuk menerima beasiswa dari Amerika.

“Ayah.. ibu… Devan diterima di Harvard University jurusan bisnis dengan beasiswa penuh. Lihat saja Devan akan jadi pengusaha yang sukses.”

“Benarkah, nak? Alhamdulillah,” jawab orang tua Devan bersamaan. Mereka pun memeluk anaknya bergantian.

 

Jombang, 5 November 2021

Editor: Fira Kumala Devi

3057 KOMENTAR

  15. Делал водяной пол — просмотрел кучу советов в интернете. То пишут «делайте стяжку 6 см», то «можно обойтись 3 см». В итоге нашёл сайт, где собрали проверенные источники: с действующими нормативами, обсуждениями практиков и нет этих «гуру ремонта». Теперь хоть понимаю, что делать
    ktosnami.icu

  18. Довгий час була впевнена, що відмінно знаю як готувати, але недавно мої страви стали скучними і повторювалися. Подруга запропонувала мені подивитися оригінальні рецепти, але я не знала, з чого почати. Випадково в інтернеті знайшла цей каталог і… це було як відкриття нового світу! Оказалося, що є безліч сайтів з незвичайними рецептами, про які я навіть не підозрювала. Найбільше сподобались категорії з авторськими стравами та рецептами етнічних страв. За останній місяць я встигла приготувати страву мексиканської кухні, в’єтнамської та а також грецької кухні! Моя домочадці дуже задоволені, а я відчуваю себе повноцінним кухарем. Також почала вести щоденник, де записую всі нові рецепти, які вдалося приготувати
    Каталог domosait.icu

  19. Ready for real excitement online? Dive into a wild experience with talk to horny women — where fantasies come alive.
    No signup. No limits. Just horny strangers.

    Looking for the perfect way to explore your wildest fantasies online?

    Whether you’re into LGBT experiences, join our LGBT chat and dive into unfiltered conversations right now.

    Fancy something a little different, Shemale or Ladyboys? Our Shemale virtual chat is filled with seductive trans users ready to make your night unforgettable.

    For our Spanish-speaking visitors, don’t miss Chat caliente – a intimate paradise of pleasure, 100% en espanol.

    Germans, your desires matter too – join Chat fur Erwachsene and enjoy no-limits moments with real users from Germany and beyond.

    Ladies who love ladies – we got you covered. Anonymous lesbian chat is your friendly space to chat, flirt, and get closer.

    Для русских Вирт чат россия – похотливое место для вирта русскоязычных пользователей 24/7.

    Don’t miss your chance to join the sexiest adult chat community online. Bubichat.com is waiting for you – real people, real fun, no limits.

    !!! Click now and turn your fantasies into reality. !!!

    Address https://bubichat.com/

  20. Мы делаем сайты, которые привлекают клиентов и увеличивают продажи.

    Почему стоит выбрать нас?
    Креативный дизайн, который цепляет взгляд
    Адаптация под любые устройства (ПК, смартфоны, планшеты)
    SEO-оптимизация для продвижения в поисковых системах
    Скорость работы — никаких “тормозящих” сайтов

    Специальное предложение:
    Первым 8 клиентам — дисконт 10% на разработку сайта!

    Готовы обсудить проект?
    Напишите нам!
    Студия goloveshka.icu

  29. Делал водяной пол — просмотрел сотни страниц форумов. То пишут «минимум 6 см стяжки», то «можно обойтись 3 см». В итоге обнаружил каталог, где систематизировали нормальные ресурсы: с актуальными СНиПами, форумами, где реальные строители отвечают и нет лже-специалистов. Наконец разобрался, какой вариант верный
    Каталог

  37. According to Cook, having multiple meteor showers occur at the same time is a common phenomenon. “For example, during the Perseids, you have the remnants of the Southern Delta Aquariids going on,” he said.
    kraken36
    Right now, the Alpha Capricornids, the Southern Delta Aquariids and Perseids are all active and while the Perseids is not at its peak , you might still see some of its meteors this week. There’s also the possibility of seeing 10 to 12 meteors that aren’t associated with any of these showers, according to Lunsford.
    kraken36
    https://kra—36–cc.ru
    Both the Alpha Capricornids and Southern Delta Aquariids become visible annually when Earth passes through debris fields left by two Jupiter-family comets: 169P/NEAT (Alpha Capricornids) and P2008/Y12 (Southern Delta Aquariids). Cook also noted that, each year, “we’re passing closer to the core of the material that produces (the Alpha Capricornids) shower and in 200 years, it’ll be the strongest shower that’s visible from Earth. It’ll actually produce more than 1,000 (meteor streaks) an hour, which is quite a bit stronger than it is now.”

    For those interested in contributing to astronomers’ understanding of meteors, this week presents the perfect opportunity to count how many meteors you see in the night sky and report them to places like the American Meteor Society.

    Upcoming Meteor Showers
    Here are the other meteor showers to anticipate in 2025 and their peak dates, according to the American Meteor Society and EarthSky.

    Perseids: August 12-13
    Draconids: October 8-9
    Orionids: October 22-23
    Southern Taurids: November 3-4
    Northern Taurids: November 8-9
    Leonids: November 16-17
    Geminids: December 12-13
    Ursids: December 21-22
    Related article
    Lunar and solar eclipses in 2025
    Two eclipse events will occur as summer ends.

    A total lunar eclipse will be visible in Europe, Asia, Australia, Africa, parts of eastern South America, Alaska and Antarctica on September 7 and 8, according to Time and Date.

    A lunar eclipse occurs when Earth passes exactly between the sun and the moon, throwing the latter into shadow and making it appear darker or dimmed.

    When the moon sits in the darkest part of Earth’s shadow, the sun’s rays bend around Earth and refract light on the moon’s surface, which gives it a reddish hue, according to London’s Natural History Museum. Some people call the result a “blood moon.”

    Two weeks after the total lunar eclipse, a partial solar eclipse will be visible in parts of Australia, the Atlantic, the Pacific and Antarctica on September 21.

    Solar eclipses occur when the moon moves between the sun and Earth, blocking part of the sun’s surface from view, according to NASA. This creates a crescent shape — as if something took a “bite” out of the sun.

  38. Sky-gazers may get a good chance to see fireballs streak across the night sky this week. Two meteor showers — the Alpha Capricornids and Southern Delta Aquariids — will reach their peak and another is ramping up.
    kra36 at
    The Alpha Capricornids meteor shower, which is best known for producing very bright meteors called fireballs that may look like shooting stars, will be most visible at 1 a.m. ET Wednesday, according to Robert Lunsford, fireball report coordinator for the American Meteor Society. Its radiant — the point at which the meteor streaks seem to originate — is in the Capricorn constellation.
    https://kra36—cc.ru
    kra36 сс
    The Alpha Capricornids are visible all over the world but are usually best seen from the Southern Hemisphere, in places such as Australia and Africa, according to Bill Cooke, the lead for NASA’s Meteoroid Environments Office. These meteors are expected to appear at a rate of three to five per hour. If you are viewing from the Northern Hemisphere, keep your eyes low along the southern sky to catch a glimpse.

    If you stay up later, you’ll be able to see the Southern Delta Aquariids reach peak activity at 3 a.m. ET on Wednesday, said Lunsford. The Southern Delta Aquariids, which also are most visible in the Southern Hemisphere, make for a stronger shower than the Capricornids; people located in parts of the Northern Hemisphere such as the US can expect to view up to 10 to 15 meteors per hour, while those in the Southern Hemisphere may see 20 to 25 per hour.
    The Aquariids appear to stream from the southern part of the Aquarius constellation, which is around 40 degrees east of the Capricorn constellation, according to Lunsford: “They’re going to kind of do a battle, shooting back and forth at each other.”

    Both showers will be visible through August 13, though there is some disagreement about the date on which their peaks will occur. While experts at the American Meteor Society say peak activity will occur Tuesday night into early Wednesday morning, those at NASA say it will happen Wednesday night going into Thursday.

    “The time of a meteor shower peak is not constant from year-to-year. It can vary by plus or minus a day or two,” Cooke said.

    But missing the peak, according to Lunsford, is nothing to fret about. “It’s not a real sharp peak …You can go out (on) the 31st or the 29th and see pretty much the same activity.”

    For the best viewing, avoid areas with bright lights and objects that could obscure your view of the sky, such as tall trees or buildings. Picking a spot with a higher altitude, like a mountain or hill, may make it easier to spot these showers.

  39. Ruby Williams’ birthday was not your average 18th. She celebrated it on the Klamath River, with a group of young people making a historic journey paddling from the river’s headwaters in southern Oregon to its mouth in the Pacific Ocean, just south of Crescent City, California. It marked the first time in a century that the descent has been possible, after the recent removal of four dams allowed the river to flow freely.
    kra36 сс
    Williams, together with fellow paddler Keeya Wiki, 17, spoke to CNN on day 15 of their month-long journey, which they are due to complete on Friday. At this point, they had just 141 miles (227 kilometers) of the 310-mile (499 kilometer) journey left to go and had already passed through some of the most challenging rapids, such as those at the “Big Bend” and “Hell’s Corner” sections of the river.
    kraken36
    https://kra36—at.ru
    Both were exhausted and hadn’t showered in days — although they promised they “aren’t completely feral.” However, despite tired minds, they were steadfast in their commitment.
    “We are reclaiming our river, reclaiming our sport,” said Williams.

    “We are getting justice,” Wiki, who is from the Yurok Tribe, added. “And making sure that my people and all the people on the Klamath River can live how we’re supposed to.”

    The Klamath River runs deep in the cultures of the native peoples living in its basin, who historically used dugout canoes to travel along it. They view it as a living person, a relative, who they can depend on — and in turn protect.

    “It’s our greatest teacher, our family member,” said Williams, who is from the Karuk Tribe, which occupies lands along the middle course of the Klamath. “We revolve ceremonies around it, like when the salmon start running (the annual migration from the sea back to freshwater rivers to spawn), we know it’s time to start a family.”

    Historically, it was also a lifeline, providing them with an abundance of fish. The Klamath was once the third-largest salmon-producing river on the West Coast of the US. But between 1918 and 1966, electric utility company California Oregon Power Company (which later became PacifiCorp), built a series of hydroelectric dams along the river’s course, which cut off the upstream pathway for migrating salmon, and the tribes lost this cultural and commercial resource.
    For decades, native people — such as the Karuk and Yurok tribes — demanded the removal of the dams and restoration of the river. But it was only in 2002, after low water levels caused a disease outbreak that killed more than 30,000 fish, that momentum really started to build for their cause.

    Twenty years later, the Federal Energy Regulatory Commission finally approved a plan to remove four dams on the lower Klamath River. This was when Paddle Tribal Waters was set up by the global organization Rios to Rivers to reconnect native children to the ancient river. Believing that native peoples ought to be the first to descend the newly restored river, the program started by teaching local kids from the basin how to paddle in whitewater. Wiki and Williams were among them — neither had kayaked before then.

« Komentar Lebih Lama Komentar Lebih Baru »

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

© Newspaper WordPress Theme by TagDiv