spot_imgspot_imgspot_img
Sabtu, Juli 27, 2024
spot_imgspot_imgspot_img
BerandaSASTRACerpenIndonesiaku Kampung Lautan Susu (Part II)

Indonesiaku Kampung Lautan Susu (Part II)

Baca juga

Indonesiaku Kampung Lautan Susu (Part I)

… Akhir-akhir bulan ini hujan sering turun. Bahkan, aku jarang pergi ke sekolah. Penduduk yang tinggal di bukit memang tidak banyak. Bahkan mereka yang memiliki anak yang seharusnya menempuh pendidikan sekolah sepertiku, memilih untuk tidak menyekolahkan. Alasannya, jarak tempuh yang jauh dan sekolah tidak membuat kaya. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di lembah. Penduduknya sangat ramai dan pembangunannya mulai maju. Bahkan ada beberapa sekolah yang sudah didirikan. Pemikiran mereka pun turut maju. Tak heran anak-anak mereka bersekolah semua. Jika diperhatikan, hanya aku murid yang berasal dari bukit di sekolahku. Dan karenanya, aku lebih akrab dengan teman-teman sekolahku dibandingkan dengan teman-teman tetanggaku. Setiap hari minggu,  aku rela menempuh perjalanan jauh hanya untuk bermain bersama teman-temanku di lapangan dekat sekolah.

Hari ini aku tidak pergi padahal bukan hari Minggu. Hujan tidak berhenti selama tiga hari tiga malam. Aku mulai was-was. Untung saja anginnya tidak terlalu kencang seperti tahun lalu saat rumah temanku yang berada di bawah bukit sana tertimpa pohon besar. Namun setelah berpikir sesaat, aku cukup lega mengingat pohon-pohon besar di kampung kami sudah tidak ada lagi sehingga kami semua merasa aman ketika hujan bahkan saat angin kencang. Hal tersebut kudengar dari beberapa penduduk yang membicarakannya. Kata mereka, ada beberapa orang yang datang dengan sukarela untuk membantu menebang pohon. Orang-orang tersebut sekaligus memberikan penjelasan mengenai bahayanya pohon besar di musim penghujan. Kalau hal itu memang benar, tentu aku bersyukur sekali.

_____

Dua minggu sudah berlalu. Namun malam ini seperti acara puncaknya dimana angin berhembus sangat kencang sejak sore tadi. Aku merapatkan selimutku yang hanya sebatas pinggangku. Hawa dingin disertai suara guntur membuat hatiku cemas. Apa yang akan terjadi esok pagi dan akan ada berapa banyak rumah yang tertimpa pohon, dan hal lainnya membuatku gelisah. Namun perasaan cemasku perlahan berkurang kala aku mengingat sudah tidak ada lagi pohon besar di kampung kami. Perlahan mataku menutup beriringan dengan suara rintik hujan yang mengalun merdu menghantarkan tidurku  bagaikan dongeng sebelum tidur.

Pagi ini mentari tak menyambutku dan berganti dengan mendung putih yang tampak setia menyelimuti kampung kami. Meskipun begitu, hujan sudah reda sejak satu jam yang lalu. Hari ini adalah hari minggu. Meski sekolah libur namun sekelompok anak seusiaku di bawah bukit sana selalu rutin bermain sepakbola di lapangan tak jauh dari sekolahku. Dan tentu saja aku ikut bergabung.

Baru saja aku tiba di persimpangan jalan yang biasa kulewati, aku di suguhi sebuah pemandangan yang sangat menakjubkan. Aku pun melihat ke arah tanah lapang. Semua penduduk kampung berbondong-bondong melihatnya. Bahkan yang mengherankan, banyak penduduk lembah yang datang termasuk kepala kampung. Mereka menampakkan raut muka yang tidak seperti biasanya.  Rupanya, hujan tadi malam menjadi puncak dari kesedihan kami. Hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya yakni banjir bandang menelan pemukiman di lembah.

Sekolah tercintaku beserta rumah-rumah lainnya di bawah bukit sana-yang biasanya terlihat dari tempatku berdiri-telah raib. Kicauan burung-burung di sekitar pohon-pohon besar yang biasa menyambut pagiku juga telah lenyap. Jalanan setapak yang tampak indah dan unik seperti ular raksasa juga entah kemana.

Sepertinya mereka bersembunyi dibalik lautan susu itu.

Jombang, 20 April 2019

Oleh Fira Kumala Devi

ayu astuti
Ayu Astuti
Mahasiswa Unhasy dan aktif di UKMP Moderat

14 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RELATED ARTICLES

Senpus #pojokSastra

Senpus #PojokSastra

Senpus#pojokSastra

Follow My

https://api.whatsapp.com/send/?phone=6285717777301

Baca Juga

Ramadan Bulan Istimewa

Ramadan Bulan Istimewa

130
Moderatper.com - Tak terasa, umat muslim telah berada dalam bulan Ramadan kembali, bahkan sudah memasuki hari ke 9. Dalam bulan suci ini terdapat banyak...

Agar Silaturahim Kuat, FE Unhasy Adakan Acara Ekonomi Bersholawat

73
Moderatpers.com – Kamis, (04/11), Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Fakultas Ekonomi Universitas Hasyim Asya’ari (FE UNHASY) yang terdiri dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FE, berkolaborasi dengan...

Ririn Wahyuni, Mahasiswi Yudisium Terbaik Fakultas Ekonomi, Peraih IPK Nyaris Sempurna!

82
Moderatpers.com - Sama seperti fakultas lainnya, Fakultas Ekonomi Universitas Hasyim Asy’ari (FE Unhasy) telah menggelar acara yudisium. Pasti kita tidak asing lagi bukan mendengar...

Dampak Sektor Pertanian Di masa PPKM

0
Moderat.com- Pada saat pemerintah menetapkan PPKM (Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat) darurat dengan tujuan menekan lonjakan kasus pandemi covid-19, dampaknya juga terasa di sektor pertanian....
Dicky Edyano Putra, Alumnus Tebuireng yang Kini Jadi Pimred Swanara

Dicky Edyano Putra, Alumnus Tebuireng yang Kini Jadi Pimred Swanara

40
Moderatpers.com - Dicky Edyano Putra, atau yang akrab disapa Dicky, salah satu alumni Pesantren Tebuireng yang kini menjadi Pimpinan Redaksi (Pimred) media berita nasional...