“Ahh … ini tidak mungkin!”
“Ada apa, Yah? Kenapa Ayah berteriak?” sahut seorang wanita berlari ke sumber suara.
“Istriku, maaf aku tidak bisa mempertahankan bisnis kita, maaf … maaf …” ucap pria paruh baya itu sambil menangis.
“Kenapa dengan bisnis kita, Yah? Ada apa?”
“Mereka semua telah habis dilahap si jago merah. Rumah beserta aset-aset terlanjur Ayah gunakan sebagai jaminan ke bank. Kita telah bangkrut … Bangkrut istriku,” lirih pria paruh baya itu. Mendengar semua itu sang istri seketika terduduk lemas.
Drtttt… drtttt … drtttt… drtttt…
Getaran ponsel pria paruh baya tiba-tiba berbunyi nyaring memenuhi ruangan yang mulanya sunyi. “Iya, halo?” Seketika raut wajah yang tadinya sedih kini semakin menjadi muram.
“Ayah, siapa yang telpon?” tanya sang istri.
“Devan … kecelakaan, bu.”
Baca Juga : Ayahku (Tidak) Kejam
Sang istri terkejut. “Ayah … bohong, `kan?” sambarnya dengan suara semakin melemah hingga ia kehilangan kesadarannya.
“Maafkan aku istriku, semua salahku,” batinnya sambil memindahkan tubuh istrinya ke dalam kamar. “Mbok… Mbok.. Mbok tolong urus istri saya dia pingsan, saya mau ke rumah sakit sebentar.”
“I-iya, pak. Iya, baik pak.”
Setibanya di rumah sakit, pria paruh baya langsung menuju ruang tunggu. Dia menunggu dengan cemas dan perasaan khawatir.
Krietttt …
Pintu UGD akhirnya terbuka setelah beberapa jam lamanya.
Pria paruh baya segera menghampiri pintu UGD yang terbuka dan menampilkan sosok pria paruh baya yang mengenakan pakaian medis. “Apakah anda ayah dari anak itu?”
“I-iya dok … saya ayahnya.”
“Baiklah, mari pak ikut ke ruangan saya, ada beberapa hal yang harus saya jelaskan.”
Setibanya mereka di ruangan dokter.
“Jadi, begini pak, kecelakaan ini membuat pasien kehilangan pendengarannya. Tapi bapak tidak perlu hawatir dia masih bisa mendengar jika menggunakan alat bantu.”
“Apa tidak ada cara lain dok, untuk mengembalikan pendengaran putraku?”
“Hanya itu pak yang dapat membantunya, berikut rekomendasi alat bantu pendengaran untuk putra bapak.”
“Baik dok, terimakasih”
Tiga tahun berlalu. Setelah semua aset keluarga itu disita bank, mereka memutuskan untuk pindah ke desa kelahiran sang istri yang terletak di Mambulu, salah satu desa di provinsi Jawa Timur.
“Maafkan ayah hanya bisa membeli rumah sederhana ini untuk tempat tinggal sementara kita.”
“Tidak apa Yah, kita mulai lagi dari awal ya,” jawab sang istri dengan tulus.
Sang anak hanya tersenyum melihat gerak bibir kedua orang tuannya yang tengah berbincang itu. Karena uang yang mereka miliki tidak cukup untuk membeli alat bantu pendengar, akhirnya mereka memutuskan untuk mengajarkan putra mereka dialog melalui gerak-bibir. Devan yang memang terlahir cerdas, membuatnya tak butuh waktu lama untuk menguasainya.
Baca Juga : Indonesiaku Kampung Lautan Susu (Part I)
“Dev, besok kamu sudah bisa mulai sekolah kembali, ibu sudah daftarkan di SMA Cendikia.” Senyuman tulus ditampilkan Devan sebagai jawaban.
Pagi pun menjelang, Devan bersiap-siap. Setiap hari Devan berangkat ke sekolah ditemani oleh Bayu, anak dari majikan tempat ayahnya bekerja. Mereka pun menjadi akrab. Tak terasa waktu pun berlalu begitu cepat, kini mereka telah duduk dibangku kelas dua belas.
“Dev, setelah lulus loe mau daftar kerja dimana?”
“Dev, Devan! Loe denger gue kan? Upss… lupa loe kan gak bisa denger ya. Merepotkan aja temen gue satu ini masak iya setiap kali bicara sama lo harus dengan pelan-pelan biar bisa baca gerakan bibir-gue. Kadang gue itu najis tau loe liatin bibir gue. Ahhh … sudahlah loe gak bakal dengar gue juga,” gerutu Bayu, alhasil Bayu pun menepuk bahu sahabatnya yang tengah serius membaca itu. Devan pun memandang orang yang tengah mengganggu waktunya itu.
“Dev, setelah lulus loe mau daftar kerja dimana?” tanya ulang Bayu.
“Gue mau lanjut kuliah di Harvard University jurusan bisnis,” jawabnya lirih dengan senyuman penuh arti.
“Wkwkwkwkwk … Dev, loe gak lagi ngelawak, `kan? Loe bercanda, `kan? Tau `kan gaji bokap loe yang kerja di rumah gue? Itu gak akan cukup, walaupun bokap loe kerja seumur hidup tetep gak akan cukup, Dev! Hahaha … terus dengan keadaan loe sekarang ini. Lucu banget deh temen gue satu ini, hahahahaha ….”
Baca Juga : Indonesiaku Kampung Lautan Susu (Part II)
Seketika itu ruang kelas yang tadinya sunyi menjadi penuh tawa akibat ucapan sahabat Devan itu.
“Udah t*li, anak buruh pula, mau sok-sok-an kuliah diluar negeri. Cihhh.. gak tau malu banget!” sahut Dita, salah seorang teman sekelasnya sambil berjalan keluar kelas.
Mendengar hal itu, Bayu menatap tak suka. Meskipun terkadang dia sendiri suka mengolok-olok Devan namun tidak sampai mengatakan Devan t*li. Dia mengatakan hal tadi agar sahabatnya itu tidak bermimpi terlalu tinggi. Dia hanya tidak ingin sahabatnya kecewa karena tidak mampu meraihnya.
Devan yang tidak mendengar apapun hanya melihat sekilas teman-temannya itu dan tersenyum kepada mereka. Setelah itu ia pun kembali membaca buku dalam genggamannya yang sempat terjeda. Semenjak kejadian itu dia pun selalu menjadi olok-olokan teman-temannya di sekolah. Tak hanya teman bahkan beberapa guru dan tetangganya pun ikut mengolok-oloknya serta memandang rendah dirinya dan keluarganya.
Suatu hari Devan menemukan sebuah dompet yang terjatuh. Lalu ia membawa dompet tersebut pada orang bule yang terlihat kebingungan. Seolah-olah dia sedang mencari barangnya yang hilang.
“Excuse me, sir. Is this your wallet?” tanya Devan kemudian.
“Yes right, where your find him?”
Tak ada jawaban yang didapat bule itu. Devan malah mengulurkan dompet itu.
“What`s your name?” Lagi-lagi orang bule itu kembali bertanya namun tidak mendapatkan jawaban juga.
“See you, sir,” pungkas Devan sambil berlalu meninggalkan orang bule itu.
“Weird kid!” Bule itu pun melanjutkan perjalanannya yang tertunda.
Hari senin pun tiba. Upacara bendera digelar seperti halnya sekolah-sekolah lainnya. Hingga tiba di mana pengumuman mengenai program pertukaran guru yang setiap 2 tahun sekali dilakukan oleh sekolah.
“Hello everyone my name is Mr. Marchel, l am from America. I will be teaching English here. Nice to meet you.”
Semua murid kompak menjawab. “Nice to meet you too.”
“Baik murid-murid, semua tadi perkenalan singkat dari Mr. Marchel. Beliau berasal dari Amerika. Di sana beliau mengajar Bahasa Indonesia tapi di sini beliau akan mengajar Bahasa Inggris. Baik cukup sekian pengumuman kali ini. Barisan dibubarkan dan untuk semuanya kembali ke kelas masing-masing.”
Brakk …
Devan yang ingin kembali ke kelas tak sengaja menabrak Mr. Marchel yang tengah berjalan ke ruang kelas 11.
“Saya minta maaf pak, saya bener-bener tidak lihat.”
“Tak apa, lain kali hati-hati, ya.”
Sementara itu, bu Wati yang mendengar kegaduhan langsung menuju sumber suara.
“Astaga! Ada apa ini, pak Marchel? Lagi-lagi ulah kamu, Devan! Dasar anak t*li bikin ulah mulu,” cerocos bu Wati pada Devan yang hanya diam bak patung hidup.
“Sudah bu, saya tak apa. Kamu bisa kembali ke kelas nak.”
Devan pun kembali ke kelasnya.
“Tunggu! Bukannya guru tadi bilang dia t*li, pantas saja waktu itu aku bertanya dia diam saja,” batin Mr. Marchel.
Waktu kelulusan pun tiba, semua siswa kelas 12 di SMA Cendikia mengenakan pakaian toga dengan ditemani orang tuannya masing-masing.
“Berikut nama-nama siswa berprestasi tahun ajaran 2017 di SMA Cendikia. Dan penghargaan tersebut jatuh kepada Devan Putra Pratama, Nabila Dwi Wulandari, dan Radefa Alexandra. Untuk nama-nama yang saya sebutkan dimohon naik ke ataa panggung.”
Tak disangka hadiah yang diberikan kepada Devan tidak hanya uang dan piala namun juga alat bantu pendengaran sebagai salam perpisahan khusus dari Mr. Marchel.
Suara tepuk tangan menggema di aula serta ucapan haru dan bangga kedua orang tua Devan pada putra semata wayangnya itu diiringi air mata bahagia.
Dua tahun berlalu Devan menunggu pengumuman penerimaan mahasiswa baru di Amerika. Dia menunggu kabar baik, namun tak kunjung ia dapatkan. Sudah dua kali ini dia gagal masuk ke sana namun ia tak pernah menyerah. Walaupun setiap kegagalannya itu semakin hari semakin menambah daftar orang yang meremehkan dan menertawakannya namun ia tetap tidak menyerah. Alhasil tepat yang ketiga kalinya ia pun akhirnya berhasil bahkan tak hanya masuk sebagai mahasiswa baru ia juga mendapat kesempatan untuk menerima beasiswa dari Amerika.
“Ayah.. ibu… Devan diterima di Harvard University jurusan bisnis dengan beasiswa penuh. Lihat saja Devan akan jadi pengusaha yang sukses.”
“Benarkah, nak? Alhamdulillah,” jawab orang tua Devan bersamaan. Mereka pun memeluk anaknya bergantian.
Jombang, 5 November 2021
Editor: Fira Kumala Devi
From fiery festivals to nature’s most dazzling “sky-dance”, interest in the night skies is booming, with “noctourism” poised to be a major travel trend in 2025.
kra26.at
Interest in the night skies is booming. Booking.com recently named “noctourism” as a top travel trend for 2025, with their survey of more than 27,000 travellers finding that around two-thirds have considered going to “darker sky destinations” to experience things like starbathing (lying down and looking at the night skies) and witnessing once-in-a-lifetime cosmic events.
kra28 cc
“The cool thing about night adventures is you see so many different sides to a destination, by just staying up late or rising early,” says Stephanie Vermillon, author of the new book 100 Nights Of A Lifetime: The World’s Ultimate Adventures After Dark. “Our senses are heightened, and there are things you see at night that you don’t see any other time, so everything feels exciting and new.”
кракен вход на сайт
It was a 2010 trip to Morocco that sparked Vermillon’s interest in all things nocturnal. “I grew up in Dayton, Ohio, which has terrible light pollution,” she tells the BBC. “Then I went to the Sahara Desert and camped under the stars – I saw the Milky Way and two dozen shooting stars that night. I went home, took an astronomy class and later started hunting Northern Lights, which got me curious about what else happens around the world after dark.”
Vermillon believes that major events such as the April 2024 total solar eclipse or the 2024-2025 peak in aurora activity has led to a “bump” in the number of people wanting to experience dark skies. There are also now more than 200 Dark Sky Reserves across the globe. “The great thing about the night sky is the perspective it gives you – it’s humbling and grounding,” she says. “You can experience pure awe.”
Starry skies and aurora borealis might be the headline acts, but there’s plenty more to do after dark in cities or out in nature. “You see a city so differently at night,” Vermillon says. “I think of it as a city letting its hair down – it’s more relaxed. I’ve also done night safaris, where it’s more about listening than just seeing, and I’ve seen water sparkling with bioluminescence, which looks like magic. Everything at night has a little extra sparkle.”
Here are five of Vermillon’s favourite after-dark experiences, from fiery cultural festivals to nature’s greatest sky dance.
kra20 cc
https://kra25at.cc
kra27 at
Tbilisi, Georgia — Jailed journalist Mzia Amaghlobeli gets weaker every day as her hunger strike has reached three weeks in Rustavi, a town near the Georgian capital of Tbilisi, her lawyer says. Now the 49-year-old is having difficulty walking the short distance from her cell to the room where they usually meet, and human rights officials, colleagues and family fear for her life.
kra21.at
Amaghlobeli was arrested Jan. 12 during an anti-government protest in the coastal city of Batumi, one of over 40 people in custody on criminal charges from a series of demonstrations that have hit the South Caucasus nation of 3.7 million in recent months.
kra26.at
The political turmoil follows a parliamentary election that was won by the ruling Georgian Dream party, although its opponents allege the vote was rigged.
Protests highlight battle over Georgia’s future. Here’s why it matters.
Its outcome pushed Georgia further into Russia’s orbit of influence. Georgia aspired to join the European Union, but the party suspended accession talks with the bloc after the election.
As it sought to cement its grip on power, Georgian Dream has cracked down on freedom of assembly and expression in what the opposition says is similar to President Vladimir Putin’s actions in neighboring Russia, its former imperial ruler.
kra24.cc
https://kra30at.ru
Tbilisi, Georgia — Jailed journalist Mzia Amaghlobeli gets weaker every day as her hunger strike has reached three weeks in Rustavi, a town near the Georgian capital of Tbilisi, her lawyer says. Now the 49-year-old is having difficulty walking the short distance from her cell to the room where they usually meet, and human rights officials, colleagues and family fear for her life.
kra22 cc
Amaghlobeli was arrested Jan. 12 during an anti-government protest in the coastal city of Batumi, one of over 40 people in custody on criminal charges from a series of demonstrations that have hit the South Caucasus nation of 3.7 million in recent months.
kra28 at
The political turmoil follows a parliamentary election that was won by the ruling Georgian Dream party, although its opponents allege the vote was rigged.
Protests highlight battle over Georgia’s future. Here’s why it matters.
Its outcome pushed Georgia further into Russia’s orbit of influence. Georgia aspired to join the European Union, but the party suspended accession talks with the bloc after the election.
As it sought to cement its grip on power, Georgian Dream has cracked down on freedom of assembly and expression in what the opposition says is similar to President Vladimir Putin’s actions in neighboring Russia, its former imperial ruler.
kra29.cc
https://kra21-at.com
легитный чит купить – скачать читы для cs go, купить читы кс го приват
From fiery festivals to nature’s most dazzling “sky-dance”, interest in the night skies is booming, with “noctourism” poised to be a major travel trend in 2025.
кракен официальный сайт
Interest in the night skies is booming. Booking.com recently named “noctourism” as a top travel trend for 2025, with their survey of more than 27,000 travellers finding that around two-thirds have considered going to “darker sky destinations” to experience things like starbathing (lying down and looking at the night skies) and witnessing once-in-a-lifetime cosmic events.
kra23.at
“The cool thing about night adventures is you see so many different sides to a destination, by just staying up late or rising early,” says Stephanie Vermillon, author of the new book 100 Nights Of A Lifetime: The World’s Ultimate Adventures After Dark. “Our senses are heightened, and there are things you see at night that you don’t see any other time, so everything feels exciting and new.”
kra26 cc
It was a 2010 trip to Morocco that sparked Vermillon’s interest in all things nocturnal. “I grew up in Dayton, Ohio, which has terrible light pollution,” she tells the BBC. “Then I went to the Sahara Desert and camped under the stars – I saw the Milky Way and two dozen shooting stars that night. I went home, took an astronomy class and later started hunting Northern Lights, which got me curious about what else happens around the world after dark.”
Vermillon believes that major events such as the April 2024 total solar eclipse or the 2024-2025 peak in aurora activity has led to a “bump” in the number of people wanting to experience dark skies. There are also now more than 200 Dark Sky Reserves across the globe. “The great thing about the night sky is the perspective it gives you – it’s humbling and grounding,” she says. “You can experience pure awe.”
Starry skies and aurora borealis might be the headline acts, but there’s plenty more to do after dark in cities or out in nature. “You see a city so differently at night,” Vermillon says. “I think of it as a city letting its hair down – it’s more relaxed. I’ve also done night safaris, where it’s more about listening than just seeing, and I’ve seen water sparkling with bioluminescence, which looks like magic. Everything at night has a little extra sparkle.”
Here are five of Vermillon’s favourite after-dark experiences, from fiery cultural festivals to nature’s greatest sky dance.
kra24 at
https://kraken29-at.net
кракен рабочий сайт
чит на SCP Secret Laboratory 2023 – миднайт чит, приват читы кс го