Imaji Lara
By Delima Ami Adyaksyah
Kabut kelam memenuhi ruangan
Menyita perhatian akan kesanggupan
Kala sunyi mengharuskan kesendirian
Bersama cacian terngiang pada pendengaran
Pagi, siang, dan malam tiada berkesudahan
Memaksa untuk diam, tenang, dan merelakan
Layaknya petir terus menyambar tanpa hentian
Menghentikan langkah tuk berikan batasan
Hari ini,
Seakan menjadi keabadian yang tak bertemu pada penuntasan
Bermuram durja mengenang masa-masa kebebasan
Hari ini,
Yang seharusnya bisa duduk berdua, berdiskusi, dan saling bercerita
Kini harus menahan diri agar nantinya dapat saling menjaga dari mara bahaya
Karena dalam pergaulan harus pandai dalam mengenali kepribadian
Karena dalam menjalin suatu hubungan harus bersedia mengingatkan dalam setiap tindakan yang merugikan
Kehidupan akan terus berjalan
Masa depan tetap mampu kita taklukkan
Tumbuhkan semangat perjuangan
Hingga membuat gentar segala hinaan
Karena pada setiap napas yang kau hembuskan
Tuhan Yang Maha Penyayang tetap selalu berikan perlindungan
Jombang, 1 Desember 2020
Maaf, Jalanku Salah
By ~dan
Hariku begitu suram…
Berjalan dengan semua yang terjadi
Ku lalai membenteng diri
Larut akan surga dunia
Membawaku meraba suatu derita.
Aku rapuh..
Melihat derita yang merasuk
Aku tak yakin dengan masa mendatang
Akankah indah layak manusia pada umumnya
Menjalani hari tanpa menanggung beban akut.
Harapan rasa…
Ingin terjun bebas mengulang waktu
Tapi nasi sudah menjadi bubur
Hal yang mustahil bagiku
Ku berharap dikemudian hari hal baik menyertaiku.
Terima kasih tuhan…
Engkau membawaku kembali ke arah-Mu
Ku pasrah akan kehendak yang merasuk
Tuhan, pilihanmu yang terbaik untukku
Ku bersyukur Engkau masih merabaku.
Batam, 1 Desember 2020
AIDS Membunuhmu
By Deretan Kata Kusam
Tangismu sedu dan sedih
Menahan sakit yang tiada terobati
Menyendiri dengan berbagai dimensi
Akankah hidup ini tetap abadi?
Inilah AIDS
Hanya setitik virus
Semua kebahagiaanmu akan menguap
Semua asa dan mimpi pupus
Tercabik terurai dan lenyap tak tersisa
Hanya penyesalan dan penyesalan yang nyata
Kawan…
AIDS tak akan merangkul orang yang sehat hati lagi jiwanya
Beranjaklah dari terpurukmu
Jangan terlarut dengan nafsu duniamu
Percayalah
Tuhan selalu mengawasimu
Bogor, 1 Desember 2020
Pita Merah
By Warde Lieess
Percaya tak percaya aku bertanya
Apakah ini mimpi ataukah nyata Tuhan?
Tak ku sangka
Virus itu menyatu ditubuhku dengan membawa luka
Luka yang tiada tau kapan berakhirnya
Menetes air mata tanpa sengaja
Hati menjerit tak menyangka
Pikiranku berlari sempoyongan
Disudut kegelapan merengek ketakutan
Aku ODHA
Bak hidup dalam kematian
Tak lagi berani menkhayal akan masa depan
Hidup serasa hampa hilang harapan
Cacian dan penolakan sudah pasti kudapatkan
Jangan kau tinggalkan aku sendirian
Aku sama seperti apa yang kau lihat
Tak seperti apa yang kau anggap
Aku memerlukan rangkulanmu
Bukan stigma itu
Sampit, 1 Desember 2020