ModeratPers – Kelompok 17 Kuliah Di Luar Kampus (KDLK) Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY) menggelar Pengajian Akbar yang menjadi penutup program KDLK. Kegiatan ini dilaksanakan di Masjid Baiturrohmah desa Ngusikan, pada Kamis (27/07).
Mengusung tema “Menyambut Muharram dengan meningkatkan Kepedulian dan Kebersamaan Umat”, acara ini dibuat dengan tujuan untuk menumbuhkan semangat masyarakat desa ngusikan dalam menyambut 10 muharram melalui rangkaian kegiatan keagamaan.
“Tema ini cocok untuk menyatukan umat islam agar dilingkupi majlis ilmu yang bermanfaat”, ujar Arif Kholbi, selaku ketua pelaksana.
Acara dimulai dengan santunan anak yatim lalu dilanjutkan dengan pengajian umum. Selain warga dan perangkat desa Ngusikan, kegiatan ini juga turut mengundang Grup Banjari Al Furqonul Karim.
Acara ini mengundang Zuhdi Sarwojati sebagai penceramah. Dalam isi pengajiannya, ia menjelaskan tentang Persepsi Masyarakat Jawa terhadap pernikahan di bulan Muharram.
Masyarakat Jawa pada dasarnya percaya akan hal-hal bersifat magis dan spiritualisme (kepercayaan terhadap hal-hal gaib). Sifat magis relegius diartikan sebagai suatu pola pikir yang diartikan pada religiositas, yakni keyakinan bersifat sakral. Sebelum masyarakat adat mengenal hukum agama, masyarakat adat membuktikan keberadaan religiusitas ini dengan cara berfikir yang animistis, dan kepercayaan kepada alam gaib.
Perkawinan masyarakat Jawa pada umumnya masih dilaksanakan berdasarkan kepercayaan leluhurnya terdahulu, dikarenakan masih adanya kepercayaan-kepercayaan dalam masyarakat tersebut yang sudah turun-temurun sejak dahulu.
Dan bulan Muharram adalah bulan yang di keramatkan, apabila masih melaksanakan hajat pada bulan itu maka di percaya akan mendapat berbagai musibah atau dalam acaranya banyak terjadi gangguan-gangguan.
“Agama Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk meramalkan keburukan, Islam memandang semua hari, bulan, dan tahun adalah waktu yang baik”, jelas penceramah yang akrab disapa ustadz Zuhdi.
Untuk kedepannya, Ustadz Zahdi berharap masyarakat jawa untuk tidak terlalu mengkhawatirkan musibah yang akan terjadi berdasarkan ramalan-ramalan dari leluhurnya, dikarenakan musibah yang terjadi di alam semesta ini karena ditakdirkan oleh Allah SWT.
“Semoga semua masyarakat jawa memahami bahwa semua musibah itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan dari mereka tidak mengetahuinya,” sambungnya.
Pewarta : Elfira Agustya Putri
Editor : M. Maksum Ali
Perfectly written content material, regards for information .