spot_imgspot_imgspot_img
Senin, September 16, 2024
spot_imgspot_imgspot_img
BerandaBERITAKDLK UNHASY Desa Ngusikan Gelar Festival 10 Muharram 1445 H

KDLK UNHASY Desa Ngusikan Gelar Festival 10 Muharram 1445 H

ModeratPers – Kelompok 17 Kuliah Di Luar Kampus (KDLK) Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY) menggelar Pengajian Akbar yang menjadi penutup program KDLK. Kegiatan ini dilaksanakan di Masjid Baiturrohmah desa Ngusikan, pada Kamis (27/07).

Mengusung tema “Menyambut Muharram dengan meningkatkan Kepedulian dan Kebersamaan Umat”, acara ini dibuat dengan tujuan untuk menumbuhkan semangat masyarakat desa ngusikan dalam menyambut 10 muharram melalui rangkaian kegiatan keagamaan.

“Tema ini cocok untuk menyatukan umat islam agar dilingkupi majlis ilmu yang bermanfaat”, ujar Arif Kholbi, selaku ketua pelaksana.

Acara dimulai dengan santunan anak yatim lalu dilanjutkan dengan pengajian umum. Selain warga dan perangkat desa Ngusikan, kegiatan ini juga turut mengundang Grup Banjari Al Furqonul Karim.

Acara ini mengundang Zuhdi Sarwojati sebagai penceramah. Dalam isi pengajiannya, ia menjelaskan tentang Persepsi Masyarakat Jawa terhadap pernikahan di bulan Muharram.

Masyarakat Jawa pada dasarnya percaya akan hal-hal bersifat magis dan spiritualisme (kepercayaan terhadap hal-hal gaib). Sifat magis relegius diartikan sebagai suatu pola pikir yang diartikan pada religiositas, yakni keyakinan bersifat sakral. Sebelum masyarakat adat mengenal hukum agama, masyarakat adat membuktikan keberadaan religiusitas ini dengan cara berfikir yang animistis, dan kepercayaan kepada alam gaib.

Perkawinan masyarakat Jawa pada umumnya masih dilaksanakan berdasarkan kepercayaan leluhurnya terdahulu, dikarenakan masih adanya kepercayaan-kepercayaan dalam masyarakat tersebut yang sudah turun-temurun sejak dahulu.

Dan bulan Muharram adalah bulan yang di keramatkan, apabila masih melaksanakan hajat pada bulan itu maka di percaya akan mendapat berbagai musibah atau dalam acaranya banyak terjadi gangguan-gangguan.

“Agama Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk meramalkan keburukan, Islam memandang semua hari, bulan, dan tahun adalah waktu yang baik”, jelas penceramah yang akrab disapa ustadz Zuhdi.

Untuk kedepannya, Ustadz Zahdi berharap masyarakat jawa untuk tidak terlalu mengkhawatirkan musibah yang akan terjadi berdasarkan ramalan-ramalan dari leluhurnya, dikarenakan musibah yang terjadi di alam semesta ini karena ditakdirkan oleh Allah SWT.

“Semoga semua masyarakat jawa memahami bahwa semua musibah itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan dari mereka tidak mengetahuinya,” sambungnya.

 

Pewarta : Elfira Agustya Putri

Editor : M. Maksum Ali

150 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RELATED ARTICLES

Follow My

https://api.whatsapp.com/send/?phone=6285717777301

Baca Juga

Senpus (Senin puisi)

0
Tuhan dan rintihan ku Karya: Nasywa kamila nur firdausia Tuhan ingatkah Engkau Tentang tangis ku kala itu Tentang keputus asaan ku Yang tak berujung. Tentang takutku...
Sejarah Lahirnya Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Lahirnya Hari Kebangkitan Nasional

0
Hari ini, Jumat, 20 Mei 2022, seperti pada tahun-tahun sebelumnya, masyarakat Indonesia selalu memperingati Hari Kebangkitan Nasional atau biasa disebut Harkitnas. Penetapan ini bertepatan...

Jelang Pembelajaran Tatap Muka, Unhasy Adakan Vaksinasi Selama Dua Hari

0
Moderatpers.com – Sebagai upaya pencegahan tersebarnya virus Covid-19, Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang adakan vaksinasi masal. Vaksinasi ini diselenggarakan selama dua hari, untuk dosis...

Dairy Farming is a Biological System, cow firming is best way to get...

15
Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the...
Nobar Film “Di Bawah Bendera Demokrasi”. Dok. Ayshda, Minha, Jombang (16/12)

Peringati Haul Gus Dur ke 14 : Gerakan GUSDURian Adakan Nobar dan Diskusi

111
ModeratPers – Dalam rangka memperingati haul Gus Dur ke-14, Gerakan GUSDURian Jombang  gelar diskusi dan nonton bareng (nobar) Film “Di Bawah Bendera Demokrasi”. Acara...