Moderatpers.com – Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam Universitas Hasyim Asyari (HMP KPI FAI Unhasy) hadirkan akademisi dunia dalam Webinar Internasional bertajuk “Indonesian Islam And The Digital World Contestation Of Religion, Politics, And Ideologi In The New Media”.
Acara ini digelar secara virtual melalui platform zoom teleconference meeting, pada Rabu (01/12). Dimulai pada pukul 15:00 sampai dengan 17:05 WIB, webinar internasional diikuti oleh 190 peserta dari berbagai kalangan.
Webinar internasional ini dipandu oleh Muhammad As’ad, MA (Dosen Unhasy) dan menghadirkan narasumber dari Austrian Academy Of Sciences Prof. Martin Slama, serta Syahril Shiddiq, Ph.D (Leiden University).
Selain membahas perkembangan media dewasa ini, tujuan diadakannya webinar ini adalah agar mahasiswa paham, bahwa dengan media, siapapun bisa ikut berkontribusi dalam menyampaikan pendapat.
Prof. Martin Slama menyampaikan, bahwa media adalah alat dimana semua orang bisa mengutarakan pendapatnya. Baik itu tentang agama, politik, ideologi dan bidang-bidang lainnya.
“Media sosial pada zaman ini merupakan ruang bagi kontestasi. Masing-masing orang tinggal memilih media apa yang akan digunakan untuk menyampaikan pendapat. Mereka bisa memilih media mana yang lebih disukai atau yang lebih banyak pembaca atau penontonnya,” jelasnya.
Baca Juga : Prodi KPI Unhasy Adakan Ospek Jurusan “Helcom”
Sedangkan, Syahril Shiddiq, Ph.D menjelaskan tentang berbagai macam media yang tenar di kalangan masyarakat. Contohnya jika di dunia pertelevisian, seperti TV ONE, ANTV, MNCTV dan lain sebagainya.
“Sejak amandemen peraturan penyiaran pada tahun 2021, banyak TV swasta nasional bermunculan dan menyiarkan dakwah-dakwah Islam. Dibanding dengan periode orde baru, acara dakwah meningkat secara signifikan. Bukan karena banyaknya TV swasta, tapi juga tidak adanya pembagian acara keagamaan untuk agama-agama di Indonesia,” ungkapnya.
“Kemudian, setelah itu muncul figur-figur penceramah dan ulama baru di TV swasta dengan topik ceramah dan keunikan retorik masing-masing untuk menarik perhatian penonton. Dan hal ini merupakan cara dakwah yang cukup familier dikalangan masyarakat,” imbuhnya.
Namun demikian, meskipun perkembangan media ini memudahkan masyarakat dalam mencari informasi, tetapi informasi yang diberitakan tidak semuanya benar. Belakangan ini, marak paham-paham radikalisme yang muncul pada platform media.
“Karena tidak ada batasan dalam media, makanya mahasiswa berperan dalam menangkal informasi-informasi yang melenceng dari syari’ah,” tutupnya.
Pewarta : Alfi Maghfiroh
Editor : Rokhimatul Inayah
