spot_imgspot_imgspot_img
Jumat, Mei 9, 2025
spot_imgspot_imgspot_img
BerandaUNEK-UNEKEtika Dakwah: Mengapa Dakwah dengan Bahasa Kotor Mudah Diterima oleh Beberapa Masyarakat?

Etika Dakwah: Mengapa Dakwah dengan Bahasa Kotor Mudah Diterima oleh Beberapa Masyarakat?

ModeratPers – Dalam konteks etika dakwah, penggunaan bahasa yang baik, sopan, dan menghargai adalah prinsip utama yang dijunjung tinggi. Namun, terkadang kita melihat bahwa dakwah dengan bahasa kotor atau kasar terlihat lebih mudah diterima oleh beberapa masyarakat. Tulisan ini akan menjelaskan beberapa faktor yang mungkin menjelaskan mengapa dakwah dengan bahasa kotor terlihat lebih mudah diterima oleh beberapa masyarakat, meskipun bertentangan dengan prinsip-prinsip etika dakwah.

  1. Faktor Keaslian dan Autentisitas:

Dalam beberapa kasus, penggunaan bahasa kotor dalam dakwah dianggap sebagai bentuk keaslian dan autentisitas dalam menyampaikan pesan agama. Beberapa masyarakat mungkin melihat penggunaan bahasa kasar sebagai ekspresi keberanian, ketulusan, dan kejujuran dalam menyampaikan pesan agama. Mereka mungkin menganggap pendakwah yang menggunakan bahasa kotor sebagai sosok yang berani dan tidak takut untuk berbicara terus terang.

  1. Konteks Budaya dan Norma Lokal:

Setiap masyarakat memiliki konteks budaya dan norma lokal yang berbeda. Beberapa masyarakat mungkin lebih terbiasa dengan bahasa yang kasar atau vulgar dalam komunikasi sehari-hari. Dalam konteks ini, dakwah dengan bahasa kotor dapat dianggap lebih dekat dengan realitas kehidupan sehari-hari masyarakat tersebut. Penggunaan bahasa yang kasar mungkin dianggap lebih akrab dan mudah dipahami oleh mereka, sehingga pesan agama dapat lebih mudah diterima.

  1. Masyarakat yang Terpinggirkan atau Marginal:

Dalam beberapa kasus, masyarakat yang terpinggirkan atau marginal mungkin merespons lebih baik terhadap dakwah dengan bahasa kotor. Mereka mungkin mengidentifikasi diri dengan bahasa yang kasar dan menganggap pendakwah yang menggunakan bahasa tersebut sebagai sosok yang lebih dapat memahami kondisi mereka. Penggunaan bahasa kotor dapat memberikan perasaan inklusi dan pemahaman, sehingga pesan agama dapat lebih mudah diterima oleh mereka.

  1. Faktor Emosional dan Kontroversial:

Penggunaan bahasa kotor dalam dakwah juga dapat memicu respons emosional dan kontroversial. Beberapa masyarakat tertentu mungkin lebih tertarik dan terdorong untuk mendengarkan pesan agama yang dikemas dalam bahasa yang menantang, provokatif, atau kontroversial. Hal ini dapat memicu perdebatan dan membuat pesan agama menjadi sorotan publik yang lebih besar.

Kesimpulan:

Meskipun penggunaan bahasa kotor dalam dakwah terlihat lebih mudah diterima oleh beberapa masyarakat, penting untuk diingat bahwa prinsip-prinsip etika dakwah tetap menjadi landasan yang penting. Penggunaan bahasa yang baik, sopan, dan menghargai tetap merupakan pendekatan yang lebih konsisten dengan nilai-nilai moral dan

Prinsip-prinsip etika dakwah. Setiap pendakwah perlu mempertimbangkan konteks budaya, norma lokal, serta tujuan dan dampak jangka panjang dari penggunaan bahasa dalam menyampaikan pesan agama.

 

Oleh : Ummy Fadillah (kontributor)

1 KOMENTAR

  1. Great post. I was checking constantly this blog and I’m impressed!
    Extremely helpful info particularly the last part :
    ) I care for such info much. I was seeking this certain information for a long time.
    Thank you and good luck.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RELATED ARTICLES

Follow My

https://api.whatsapp.com/send/?phone=6285717777301

Baca Juga

tuna rungu

Si Tuli di Mambulu

130
Karya: Ratna Dea Febrianti “Ahh … ini tidak mungkin!” “Ada apa, Yah? Kenapa Ayah berteriak?” sahut seorang wanita berlari ke sumber suara. “Istriku, maaf aku tidak...

Pisah kenang mahasiswa AMSP UNHASY di SMPN 1 Jombang

21
moderatpers - Penutupan Program Asistensi Mengajar di Satuan Pendidikan (AMSP) mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY)  di SMPN 1 Jombang pada (23/12/22). Mahasiswa...

BEM FAI UNHASY SUKSES GELAR LDKM ORMAWA FAI 2025

43
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY) sukses menggelar  Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa (LDKM) 2025. Acara  berlangsung di Aula...

Ngaji Kilatan Tebuireng : Tradisi Belajar Agama Intensif di bulan Ramadhan

7
Memasuki bulan suci Ramadhan, Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, kembali menggelar ngaji kilatan, sebuah tradisi belajar intensif yang memungkinkan santri memperdalam ilmu agama...
Ketua DPD RI Apresiasi Seminar Nasional Dies Natalis FIP

Ketua DPD RI Apresiasi Seminar Nasional Dies Natalis FIP

3
Moderatpers.com – Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Ir. H. La Nyalla Mahmud Mattalitti, apresiasi acara Seminar Nasional dalam pembukaan Dies Natalis...