Moderatpers.com – Erick Thohir sebut pesantren adalah mercusuar peradaban, pada gelaran acara Maulid Nabi di Tebuireng bertajuk “Sudahi Rebahan, Wujudkan Perubahan” yang diadakan oleh BEM Unhasy pada Sabtu, (27/11).
“Seperti yang saya bilang tadi, bahwa pesantren itu mercusuar peradaban. Karena di pesantren kita tidak hanya di ajarkan akhlak, tapi juga kemampuan untuk berkarir,” jelasnya.
Dengan adanya pendidikan pesantren, para santri memang di ajarkan secara komprehensif soal pendidikan akhlak sesuai ajaran Islam.
Berbekal kebiasaan itu, dengan jelas terlihat dapat menunjang karir santri setelah terjun di masyarakat. Walhasil, lulusan pesantren lebih bisa diterima oleh masyarakat karena dibiasakan hidup bersosial dengan baik.
Peradaban kebiasaan santri yang bernilai positif ini memberikan dampak luar biasa dalam kemerdekaan dan kemajuan bangsa Indonesia. Tak heran, peradaban ini terasa nyata hingga era disrupsi digital saat ini.
Baca Juga : Sambut Kedatangan Menteri BUMN RI Dan Gus Miftah, PKKU Unhasy Adakan Bazar
Selain itu, Erick Thohir juga menyebutkan bahwa selain pesantren, ada universitas yang menjadi tempat belajar efisien dalam membentuk karakter para generasi muda. Ia menyebutkan, bahwa universitas tidak hanya sekadar tempat belajar teori, tetapi juga dapat menjadi pusat pergerakan.
“Di universitas, kita tidak hanya diajarkan supaya dapat berkembang pemikirannya, tetapi juga diajarkan bagaimana caranya supaya menjadi pusat dari pergerakan,” terang Menteri BUMN itu.
Ia mengimbuhkan, bahwa lulusan pesantren dan universitas adalah komponen utama dalam memajukan Indonesia. Kedua komponen ini dapat menjadi alat transformasi kemajuan nusantara.
Karena itulah, ia juga berpesan kepada mahasiswa-mahasiswi Unhasy yang notabennya adalah mahasiswa sekaligus santri untuk dapat memaksimalkan proses pembelajaran selama di pesantren dan perguruan tinggi.
“Sehingga nanti pada tahun 2045, dapat tercipta generasi emas yang diharapkan oleh pemerintahan Indonesia,” pungkasnya.
Hal itu merupakan dampak positif yang seharunya terus di dukung oleh semua elemen. Sama halnya dengan BUMN yang kini tengah menggaungkan para pemimpin muda untuk bekreasi mengembangkan bakatnya dalam memajukan bangsa.
“InsyaAllah BUMN sangat komit dengan hal-hal transformasi. Kita sudah menerapkan 5% direksi BUMN harus diisi oleh generasi muda berusia di bawah 42 tahun. Di tahun 2022 nanti, menjadi 10%. Dan ini bukan lip service, sudah diterapkan ada buktinya,” jelasnya.
Pewarta : Rokhimatul Inayah