ModeratPers – Museum Islam Indonesia KH. Hasyim Asy’ari (Minha) menggelar acara “Guyonan Rakyat” yang dimeriahkan oleh Cak Kartolo, Guyon Maton, Cak Percil CS, dan juga Inayah Wahid (Putri Gus Dur). Acara ini digelar di Lapangan Universitas Hasyim Asy’ari Jombang pada Minggu (17/12) pukul 19.00 WIB.
Acara dihadiri oleh berbagai tokoh, termasuk Pustanto sebagai perwakilan dari Minha sendiri, KH. Abdul Hakim Machfudz dari Pesantren Tebuireng, PJ. Bupati Jombang Sugiat, dan Ning Inayah Wahid dari keluarga Gus Dur.
Dalam acara ini, Minha menggandeng CV Ariesta sebagai Event Organizer (EO). Tak hanya sekedar hiburan, acara ini juga menjadi bagian dari Peringatan Haul ke-14 Gus Dur dan peresmian dua ruangan museum di Minha, dengan tujuan utama untuk memberikan keceriaan kepada masyarakat Jombang serta mengingatkan kembali bahwa Gus Dur sangat menyukai guyonan semasa hidupnya.
Ardianto selaku Project Officer di CV Ariesta, menyatakan bahwa acara ini untuk meresmikan ruangan KH Hasyim Asyari. Harapannya agar masyarakat dapat menerima dan menikmati, mengingat acara ini berasal dari inisiatif rakyat itu sendiri.
“Dengan kegiatan yang mengundang banyak masyarakat jadi mewarnai sepeda ontel talkshow stand up semuanya adalah keinginan minha untuk lebih mendekatkan diri kepada masyarakat”. Jelasnya.
Acara ini juga dilaksanakan di ciganjur secara umum, pihak yang di ciganjur di laksanakan oleh keluarga besar dari Gus Dur sedangkan yang di sini merupakan salah satu rangkaian yang di selenggarakan oleh minha.
Ia juga mengungkapkan bahwa Minha mengundang Cak Percil CS untuk mengisi dan memberikan Pertunjukan Ludruk yang menghibur bagi para pengunjung. Hal ini terinspirasi oleh Gus Dur yang sering menyampaikan pesan moral melalui guyonannya.
Pertunjukan Ludruk merupakan kesenian rakyat yang dapat dinikmati oleh semua kalangan, selain itu Cak Percil CS turut mengajak legenda ludruk yaitu, Cak Kartolo dan Cak Tawar dari Ludruk Sidoarjo.
“Tujuan dari acara guyonan rakyat ialah semangat Gus Dur sebagai bapak (pluralisme) yang faham atas keberagamaan yang tidak adanya batasannya,” ujarnya.
Acara ini adalah perwujudan semangat Gus Dur sebagai pelopor pluralisme tanpa batasan kasta, sehingga para penonton dan tamu undangan guyonan rakyat ini duduk dengan lesehan. Pihak Minha berharap dengan duduk lesehan dapat mempererat tali silaturahmi masyarakat sehingga dapat membawa semangat perjuangan KH. Hasyim As’ari dan Gus Dur.
Acara berjalan dengan meriah, seperti yang diungkapkan oleh salah seorang pengunjung yaitu Fajar (21), yang menyatakan perasaan bangga bisa menyaksikan pertunjukan Ludruk Guyon Maton dan bertemu dengan Ning Inayah Wahid.
Acara ini dianggap mendukung kelestarian budaya dan memberikan informasi tentang sosok Gus Dur, menciptakan kesan terhibur serta meningkatkan pemahaman tentang Gus Dur yang luar biasa untuk mendukung dan melestarikan budaya saat ini, khususnya bagi pemuda.
“Perasaannya sangat luar biasa, bisa menyaksikan secara langsung dalam pertunjukan Ludruk Guyon waton dan bisa bertemu dengan ning Inayah Wahid selaku dari Putri Gus Dur,” ungkapnya.
Pewarta: Zahra, dkk (Kelompok Magang 3)
Editor: Dewi Sulistiawati
Stearns, Ezra S, William F Whitcher, and Edward E Parker, Genealogical and Household Historical past of new Hampshire.
One useful resource is the Wisconsin Housing and Economic Development Affiliation (WHEDA), created in 1972 by the Wisconsin Legislature, which holds over $2 billion in property and serves as a lender for state residents in need of affordable housing financing.