Peringatan Isra’ Mi’raj 27 Rajab 1422 H

Möderatpers.com– Bulan Rajab adalah bulan yang mulia, terlebih pada tanggal 27. Pada tanggal 27 Rajab sebelum Hijriyah atau tahun ke-10 kenabian, diperkirakan antara tahun 620-621 M, peristiwa penting yaitu Isra’ Mi’raj terjadi. Dimana pada tahun 2021 ini jatuh pada tanggal 11 Maret 2021 M/27 Rajab 1442 H. Pada saat itu, Rasulullah SAW menempuh perjalanan ke langit untuk memenuhi panggilan Allah Swt. Perjalanan ini ditempuh hanya dalam kurun waktu satu malam. Orang yang menyatakan kepercayaannya pertama kali adalah sahabat Abu Bakar As-Shiddiq. Sementara kaum Quraisy semakin mengira bahwa ini hanyalah bualan dari Nabi Muhammad semata.

Isra’ adalah perjalanan yang ditempuh oleh Rasulullah dari Masjidil Haram, Makkah menuju Masjidil Aqsha, Yerussalem. Sedangkan Mi’raj adalah perjalanan Rasulullah dari Masjidil Aqsha ke langit ketujuh sampai Shidratul Muntaha. Rasulullah menghadap untuk menerima wahyu dari Allah secara langsung. Pada malam itu, malaikat Jibril datang menemui Rasulullah SAW. yang sedang terlelap (dengan hati yang tetap mengingat Allah) dan membelah dadanya, lantas menyucikanya dengan air zam-zam.
Rasulullah naik ke langit ketujuh, kemudian naik lagi sampai Sidratul Muntaha dengan mengendarai seekor makhluk bernama Buraq. Buraq berasal dari bahasa arab البَرْقُ yang berarti cahaya atau kilat. Yang mana makhluk itu diciptakan oleh Allah dengan cahaya.

Dikutip dari Republika.co.id, Beberapa hadits dan sekumpulan literatur menungkapkan tentang gambaran dari sosok Buraq, dimana makhluk ini memiliki kecepatan bergerak yang sangat tidak biasa. Karena kecepatannya bahkan tidak dapat dijangkau oleh akal sehat manusia. Tidak heran jika dikaitkan dengan kebesaran yang Allah miliki. Juga, sesuai dengan nama yang disandangnya.

Namun, pergantian kalimat dari Al-Barqu yang memiliki arti kilat, menjadi Buraq itu tentu mengandung makna yang berbeda. Jika Al-Barqu itu berarti kilat, maka Buraq bisa dikategorikan sebagai kendaraan yang mempunyai kecepatan bergerak lebih pesat dari kilat atau lebih cepat dari gerakan cahaya.

Dalam perjalanan ini, Nabi Muhammad menjumpai dan memberi salam kepada Nabi-Nabi di setiap pintu tujuh lapisan langit. Diantaranya, adalah Nabi Ibrahim As dan Nabi Musa As. Nabi Musa yang turut memberi pendapat tentang perintah sholat yang pada awalnya berjumlah 50 rakaat dalam sehari semalam sampai pada akhirnya menjadi 5 rakaat dalam sehari semalam. Dan Nabi Ibrahim yang memberi pesan agar Nabi Muhammad selalu mengingatkan hambanya untuk terus berdzikir.

Dikutip dari TribunNews.com, Nabi Muhammad diajarkan oleh Nabi Ibrahim satu dzikir, yakni لَا حَولَا ولَا قُوَّةَ إلَّا باالله “Tidak ada daya (dalam menjauhi maksiat ) dan tidak ada upaya (menjalankan ketaatan) melainkan dengan pertolongan Allah”

Amalan yang biasanya dikerjakan oleh umat muslim saat peristiwa Isra’ Mi’raj, terutama di Indonesia adalah berupa puasa sunnah menjelang Isra’, memperbanyak istighfar, doa di pagi dan sore, dzikir menjelang Isra’ atau sekedar mengadakan acara kecil-kecilan yang biasanya diisi dengan tausiyah keagamaan dan shalawat nabi.

Persitiwa Isra’ Mi’raj jelas merupakan peristiwa penting bagi umat Islam. Terlebih, peristiwa ini adalah dimana perintah sholat 5 waktu diwahyukan secara langsung oleh Allah kepada kekasihnya, yakni Nabi Muhammad. Perintah spesial dalam sejarah kenabian Rasulullah, karena wahyu-wahyu sebelumnya biasanya melalui perantara Malaikat Jibril. Sebagai umat Islam, sudah sepatutnya kita turut merayakan Isra’ Mi’raj dan melakukan amalan-amalan yang baik.

Penulis : Alfi Maghfiroh
Editor : Rokhimatul Inayah