spot_imgspot_imgspot_img
Minggu, September 8, 2024
spot_imgspot_imgspot_img
BerandaBERITAIbu, Kunci Peradaban Manusia dan Tonggak Kasih Sayang dalam Keluarga

Ibu, Kunci Peradaban Manusia dan Tonggak Kasih Sayang dalam Keluarga

Moderatpers.com – Hari Ibu di Indonesia diperingati setiap tanggal 22 Desember. Begitupun pada tahun ini. Perayaan ini dilakukan sebagai bentuk penghargaan terhadap perjuangan Ibu. Tahun ini, (22/12/2020) perayaan Hari Ibu Nasional mengusung tema “Perempuan Berdaya Indonesia Maju”.

Pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu Nasional pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno, melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 Tahun 1959 pada tanggal 16 Desember 1959. Ditetapkannya tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu adalah karena bertepatan dengan ulang tahun ke – 25 Kongres Perempuan Indonesia 1928. Kongres Perempuan adalah tonggak sejarah bagi wanita Indonesia. Sebab, wanita yang sebelumnya dianggap kaum terbelakang, pada kongres itu mulai menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya mampu memberikan kontribusi dalam kemerdekaan. Termasuk juga menjadi solusi berbagai permasalahan dalam lingkup keluarga, masyarakat setempat bahkan permasalahan bangsa hingga saat ini.

Pada momentum Hari Ibu tahun ini, Redaktur Fews and News UKM LPM FUM Unhasy mengangkat sosok seorang wanita yang menginspirasi berbagai kalangan, termasuk mahasiswa Unhasy. Beliau adalah Ibu Elisa Nurul Laili, S.S., M.A., atau yang akrab di sapa Mrs. Elisa, Dosen Bahasa Inggris sekaligus Direktur Pelaksana Pusat Lembaga Bahasa Universitas Hasyim Asy’ari ini sudah tidak diragukan lagi pengaruhnya dikalangan para akademisi.

Menempuh Pendidikan di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk gelar Sarjana Sastra, English Letters Departemen dan Master of Arts, Linguistics Departmen Universitas Gadjah Mada, membuat beliau terkenal dengan keahliannya di bidang sastra Inggris. Tidak tanggung – tanggung, beliau banyak menerbitkan banyak jurnal, buku dan menjadi pembicara di acara – acara seminar. Prestasi terkahirnya bahkan menjadi “Best 25 as Moslem Exchange Program Indonesia – Australia Candidates” pada tahun 2016.

Di moment hari Ibu ini beliau menuturkan bahwa menurutnya, setiap hari adalah Hari Ibu. Karena Ibu selalu ada dan selalu available setiap saat dan setiap waktu untuk keluarga. Peran Ibu terhadap keluarga sangat penting. Terlebih bagi wanita karir yang harus membagi waktunya antara keluarga dan pekerjaan.

Peran Ibu yang juga bekerja bagi keluarga menurut beliau adalah yang pertama, Ibu sebagai center of home. Maksudnya, Ketika Ibu bahagia maka seluruh keluarga akan ikut bahagia. Ketika Ibu sedih, maka seluruh keluarga ikut sedih. Begitu pula ketika Ibu sedang marah atau bad mood, maka seisi rumah juga kena imbasnya. Kedua, Ibu sebagai panutan dan teladan bagi putra – putrinya dan bagi dirinya sendiri maupun sebagai cermin kelak saat mencari pasangan hidup. Ketika Ibu menjadi sosok yang tangguh, ulet, pantang menyerah, sabar, telaten. maka itulah potret Ibu yang ideal di mata anak -anak kita.

Ketiga, Ibu sebagai panutan dalam urusan karir. saat Ibu memiliki tanggung jawab di luar, anak akan melihat dan mengamati walau saat ini belum memahami. Namun, suatu saat mereka akan tahu tentang karir dan pekerjaan yang membutuhkan tanggung jawab lebih. Menyelesaikan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab merupakan sebuah teladan pula bagi putra–putri kita.

Keempat, jangan lupakan bahwa Ibu juga sebagai individu yang akan mempertanggungjawabkan dirinya di hadapan penciptanya. Sangat selaras dengan “Khoirunnas an fa’uhum linnas” yang maknanya sebaik – baik manusia (tidak peduli laki – laki maupun perempuan) adalah yang bermanfaat bagi sesamanya. Ibu disini adalah sebaik – baik manusia, karena sangat bermanfaat, minimal bagi keluarga, dan umumnya bagi masyarakat luas, bila memang Ibu juga ikut berkiprah di masyarakat.

Kelima, Ibu bisa berkarir baik di rumah, maupun luar rumah. Karena yang dimaksud wanita karir bukan hanya yang memakai baju rapi, berdandan wangi, dan bersepatu hak tinggi saja. Namun, Ibu yang bekerja di pasar, Ibu yang bekerja menjadi TKW (Tenaga Kerja Wanita), ART (Asisten Rumah Tangga), tukang sayur, ojek online, ibu yg berkubang lumpur di sawah, ibu yg menjadi cleaning service, dan lain-lain juga sebagai wanita karir dengan tugas masing – masing. “Kebetulan Saya sebagai Ibu yang diberi amanah Allah untuk mengamalkan ilmu, sehingga Saya berkarir sesuai keahlian Saya. Namun, disisi lain, karena anak – anak Saya masih kecil, terkadang juga menjadi prioritas bila memang tidak bisa ditinggalkan”. Ungkap beliau.

Salah satu prinsipnya tentang anggapan masyarakat awam yang terkesan menyudutkan Ibu yang juga bekerja diluar rumah, karena dianggap akan menomor duakan keluarga, beliau mengutip kata – kata Mahatma Gandhi (seorang pemimpin spiritual dan politikus India), “Ketika kita tidak bisa merubah pemikiran masyarakat suatu negara, cukup di daerah saja. Bila itupun sulit, maka cukuplah lingkup keluarga. Bila masih sulit, minimal diri sendiri”. Maka orang lain akan melihat konsistensi kita dan mudah – mudahan akan ikut terpengaruh juga.

Bahwa tugas mengurus keluarga adalah tanggung jawab bersama, karena rumah tangga ibarat perahu yang berlayar di atas laut lepas. Ayah memang menjadi nahkodanya, namun Ibu juga tak kalah penting perannya sebagai partner nahkoda. Jangan sampai menabrak karang, jangan sampai tenggelam. “Saya mengibaratkan laut lepas karena rumah tangga itu memerlukan waktu yang sangat lama dan ombak maupun badai tak henti akan setiap saat mengintai. Tak pandang usia pernikahan masih baru maupun sudah lama. Semua membutuhkan kelapangan hati dan kebesaran jiwa untuk saling memahami dan mau bersama membagi suka duka. Saling percaya bahwa baik ayah maupun ibu berarti bagi keluarga terutama putra–putrinya.

Terkahir, pesan beliau kepada seluruh Ibu di Indonesia adalah “Jangan menyerah, jangan putus asa, selalu menebar manfaat untuk keluarga dan masyarakat. Karena peradaban manusia dibangun dan dikokohkan oleh Ibu, maka Ibu pun juga perlu untuk selalu upgrade ilmu pengetahuan agar generasi masa depan semakin cemerlang di tangan Ibu yang cerdas”.

Pewarta : Rokhimatul Inayah
Editor : Ahmad Faris Ihsan Syafri
Penerbit : Devisi media LPM FUM

59 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RELATED ARTICLES

Follow My

https://api.whatsapp.com/send/?phone=6285717777301

Baca Juga

era digital siber

Menghadapi Era Digital, CILATION Gelar Webinar Edukasi Hukum Siber

67
Moderatpers.com – Sabtu, (18/08), Future Leader Summit (FLS) menggelar webinar dan diskusi publik “CILATION : Cyber Law In Action” via zoom teleconference meeting. CILATION...

Jum’at Puisi (JumPus) #Bebas-8

139
“Jangan bersedih. Segala sesuatu yang hilang darimu akan datang kembali dalam bentuk yang lain” -Jalaluddin Rumi Pujangga Gila Oleh: Helfi L Katanya, cinta bisa membuat buta Tapi aku tak...

Jelang MTQMN Ke-XVII, Kafilah UNHASY Gelar Seleksi Internal

2
ModeratPers - Jelang Musabaqoh Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional ke – XVII pada bulan November di Universitas Brawijaya Malang, kafilah Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY) gelar...

Peringatan Hari Pasar Modal, UNHASY Mengajak Masyarakat Mengenal Pasar Modal Lewat Galeri Investasi Bursa...

20
Möderatpers.com- Kamis, (03/06) peringatan hari Pasar Modal Indonesia memasuki tahun ke 69. Pada tanggal 3 Juni 1952, saat itulah awal mula hari Pasar...

Jum’at Puisi (JumPus)#Kebahagiaan

0
"Bukan kebahagiaan yang menjadikan Anda bersyukur. Rasa syukurlah yang menjadikan Anda berbahagia". - Mario Teguh “Upeksha” (Ketenangan) Oleh : Mailinda Putri Anggia Sari Sinar Mentari menyinari partikel tubuh Detikan waktu...