Möderatpers.com– Kerja sama antara Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Hasyim Asy’ari (BEM Unhasy) dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Unhasy Menulis (UKM FUM) berhasil mensukseskan acara “Diskusi dan Bedah Buku Menjerat Gus Dur di Aula gedung Yusuf Lantai 3 Tebuireng Jombang, pada Kamis (20/02/20).
Dalam acara tersebut Virdika selaku penulis buku Menjerat Gus Dur memaparkan bahwa sebenarnya Gus Dur itu tidak kalah dalam politik tapi Gus Dur juga tidak salah dalam hal prinsip. Buku setebal 376 hal tersebut tidak hanya membahas tentang sejarah pelengseran Gus Dur akan tetapi, juga dijelaskan tentang bagaimana kekuasaan pada masa periode orde baru, hal ini dilakukan agar generasi muda yang notabennya masih minim tentang sejarah mengetahui konteks pada periode Gus Dur itu seperti apa.
Dalam buku menjerat Gus Dur ini di jabarkan tentang sebuah politik nilai kesetaraan, kebenaran yang mana politik bukan hanya sekedar merebut kekuasaan akan tetapi, juga tentang bagaimana kekuasaan itu dijalankan dan untuk siapa?, karena Gus Dur ingin politik yang dijalankan sesuai dengan prinsip kebenaran, humanisme, dan toleransi.
Ketika Virdika berkelana mengungkap sejarah tentang Gus Dur beliau mendapati seseorang yang berkata “Kami tidak bisa membela diri, ketika Gus Dur di tengah-tengah dituduh korupsi, kami hanya diam tapi, kami percaya bahwa Dur tidak seperti itu”. Hal tersebut bukan penghalang Virdika untuk berhenti menguak sejarah tentang K.H Abdur Rohman Wachid (Gus Dur) justru hal tersebut sebagai motivasi untuk menyelesaikan penelitiannya.
Meskipun dengan konsep yang begitu bagus, dengan usaha yang sangat maksimal dengan waktu yang cukup lama, bagaimana tidak Virdika membutuhkan waktu dua tahun untuuk bisa menerbitkan buku itu, alhasil ketika terbit banyak sekali peminatnya, sama halnya seperti kehidupan ada putih ada hitam, ada baik ada buruk, begitupun dengan buku menjerat Gus Dur tidak sedikit dari mereka yang menghargai pengorbanan Virdika, dibuktikannya dengan meluasnya buku bajakan. “jika plagiat dianggap mencuri maka pembajak di anggap perampok” Ungkap sang penulis buku menjerat gus dur. [ndili]
Nur Fadlilah