spot_imgspot_imgspot_img
Sabtu, September 7, 2024
spot_imgspot_imgspot_img
BerandaUNEK-UNEKArtikelMembangun Interaksi yang efektif dalam Dakwah

Membangun Interaksi yang efektif dalam Dakwah

Dalam dunia dakwah terdapat 2 unsur yang akan dibahas yaitu da’i, seorang penyampai pesan kebaikan dan mad’u, sasaran dakwah atau pendengar pesan kebaikan yang beragama Islam maupun non-Islam. Dakwah tidak hanya sebatas dilakukan secara offline atau dilakukan dalam majelis saja, tetapi bisa juga dilakukan secara online melalui berbagai platform yang tersedia. Jika suatu dakwah terjadi interaksi antara da’i dan mad’u maka dapat dikatakan bahwa dakwah ini terdapat komunikasi yang interaktif dan efektif dalam pelaksanaannya, jika interaksinya tidak mengandung unsur SARA dan suatu keburukan. Terkadang suatu dakwah tidak semudah yang kita bayangkan, karena ada saat dimana proses berdakwah itu menjadi kurang efektif dan tidak menarik perhatian mad’u seperti kurangnya antusias dalam bertanya atau bahkan merasa malu dan takut untuk bertanya kepada da’i. Hal ini merupakan permasalahan yang perlu di atasi agar dakwah bisa menjadi efektif dan diterima baik oleh mad’u.

Seorang da’i tidak bisa memaksakan mad’u, dalam menyampaikan pesan-pesan dakwahnya, mereka juga memerlukan proses dalam menerima pesan dakwah tersebut. Untuk menarik antusiasme mad’u, seorang da’i harus sudah menyiapkan materi dakwahnya dengan sebaik mungkin, dan mampu memberikan wejangan berupa lelucon di tengah-tengah berlangsungnya dakwah. Sehingga hal itu bisa menimbulkan antusiasme, rasa semangat, dan rasa penasaran dalam diri mad’u untuk menyampaikan kesan, pesan, atau pertanyaannya kepada da’i. Dakwah yang menghasilkan interaksi efektif, tidak hanya mengandalkan sang da’i saja, tetapi mad’u juga harus memiliki kesadaran akan pentingnya materi yang telah da’i sampaikan sesuai dengan prioritas mad’u masing-masing, selebihnya mereka harus menghargai sang da’i yang telah menyampaikan pesan-pesan kebaikannya walaupun kurang sesuai dengan kondisi yang mad’u alami. Islam, kita menganjurkan kita untuk bersikap baik atau diam, agar tidak akan menyakiti perasaan orang lain atau membuat kesalahan yang tentu saja akan berakibat buruk bagi diri kita dan orang lain.

Kedua unsur dakwah ini, memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing dalam mewujudkan interaksi dakwah yang efektif. Di antara kedua unsur ini, da’i yang lebih bertanggung jawab dalam pelaksanaan dakwah yang interaksi yang efektif. Seorang da’i harus mampu tampil optimal, mencakup kemampuan dalam menentukan strategi, taktik, dan metode dakwah yang sesuai. Selain itu, da’i harus memiliki pengetahuan yang luas di luar ranah keagamaan. Berikut  merupakan dalil-dalil yang mendorong da’i untuk lebih semangat menyebar pesan kebaikan dan mewujudkan terlaksananya dakwah yang baik;

“Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberikan peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka” (QS. Al-Ghasiyyah: 21-22)

“Dan tidaklah kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya, melainkan dengan benar. Sesungguhnya saat kiamat itu pasti akan datang, maka maafkan lah (mereka) dengan cara yang baik, (QS. Al-Hijr: 85)

“Maka berpalinglah kamu dari mereka dan tunggulah, sesungguhnya mereka juga menunggu,” (QS. As-Sajdah:30)

“Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik,” (QS. Al-Muzammil: 10)

Berangkat dari sini kita akan mengetahui kenapa Allah Swt menuntut para da’i untuk bersabar dalam menerangkan metode dakwahnya, tidak mudah bosan mengajak orang-orang yang kebingungan dan berani menanggung beban kesengsaraan dari akibat yang ditimbulkan gesekan-gesekan tradisi, dengan harapan ia bisa mendapatkan kesempatan untuk memasukkan cahaya petunjuk kedalam jiwa manusia dengan pesan-pesan kebaikan yang dibawanya.

Mad’u yang merupakan sasaran dakwah juga dianggap sebagai rekan dakwah bagi da’i. Mad’u berasal dari beragam lapisan sosial, termasuk kelas atas, menengah, dan bawah. Ada mad’u yang tinggal di perkotaan secara geografis dan memiliki beragam pendidikan, pekerjaan, suku, bahasa, dan budaya. Mad’u perkotaan relatif heterogen, berbeda dengan mad’u perdesaan yang cenderung homogen. Dalam beberapa tulisan, disebutkan bahwa pengertian mad’u antara lain: Secara bahasa mad’u (مدعو) adalah isim maf’ul dari da’aa (دعا) yang berarti ‘yang diseru’. Sementara menurut istilah mad’u ialah: “Manusia, yaitu siapapun yang diseru kepada Allah Ta’ala, karena Islam adalah risalah Allah yang kekal, dimana Allah telah mengutus dengan risalah-Nya tersebut Muhammad Shalallahu’alaihiwassalam kepada seluruh umat manusia.” kewajiban dan tanggung jawab yang harus mereka penuhi ialah tunduk dan patuh kepada yang haq (kebenaran) dan khair (kebaikan), bertanya dan minta penjelasan, bergabung atau ikut serta dalam pelaksanaan manhaj Allah, dan berubah secara positif melalui praktik dakwah yang hanya karena Allah kepada manusia

Interaksi sosial diartikan sebagai suatu bentuk hubungan antara dua orang atau lebih. Dimana tingkah laku seseorang diubah oleh tingkah laku yang lain, perubahan tingkah laku tersebut terjadi melalui dorongan dan respons antar pribadi yang bersifat biologis, proses tersebut berlangsung secara timbal balik. Personalitas (kepribadian) manusia merupakan cara berperilaku yang dipantulkan sesuai dengan perilaku orang lain. Segala perilaku dapat dibayangkan di dalam perasaan, pikiran, dan perbuatan sebagaimana orang lain merasa, berpikir dan berbuat hal yang sama. Di sini tampak bahwa perilaku manusia itu harus berinterpretasi pada pengertian interaksi sosial, peranan tanggapan, dan pengalaman yang dihubungkan dengan kegiatan hubungan antar pribadi serta anggota kelompok masyarakat.

Jadi, hal yang perlu diperhatikan dalam terjadinya proses interaksi adalah dengan adanya faktor komunikasi, penghargaan akan adanya respons orang lain, bagaimana peranan tanggapan oleh dirinya maupun orang lain, serta simbol yang mendorongnya untuk melakukan respons. Pada faktor terakhir inilah interaksi sosial dapat membentuk komunikasi sosial melalui bahasa sehingga interaksi antara da’i dan mad’u bisa berlangsung secara efektif dan lancar. Komunikasi sosial dengan menggunakan bahasa merupakan salah satu bentuk komunikasi yang paling efektif dalam proses transmisi perasaan, sikap, kenyataan, kepercayaan dan cita-cita di kalangan manusia. Menurut Steward L. Tubbs, komunikasi dapat dikatakan efektif apabila menimbulkan lima hal:

  1. Pengertian berupa penerimaan yang cermat dari isi stimulus seperti apa yang dimaksud oleh komunikator.
  2. Kesenangan, Komunikasi menjadikan hubungan antar individu menjadi hangat, akrab, dan menyenangkan.
  3. Pengaruh pada sikap, sikap komunikasi persuasif memerlukan pemahaman tentang faktor-faktor dalam diri komunikator. Persuasif di sini dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan orang dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendak sendiri.
  4. Hubungan makin baik, Komunikasi ditujukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Abraham Maslow menyebutnya kebutuhan akan cinta atau belongingness. Kebutuhan sosial ini dapat terpenuhi dengan komunikasi interpersonal yang efektif.
  5. Tindakan, merupakan indikator efektivitas yang paling penting. Untuk menimbulkan suatu tindakan, seseorang harus berhasil terlebih dahulu menanamkan pengertian, membentuk, dan mengubah sikap atau menumbuhkan hubungan baik. Tindakan merupakan hasil kumulatif seluruh proses komunikasi.

Dalam ajaran Islam, komunikasi mendapat tekanan yang cukup kuat bagi manusia sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk Tuhan. Komunikasi tidak harus dilakukan terhadap sesama manusia atau lingkungan hidupnya, melainkan juga komunikasi kepada Allah Swt. Sedangkan interaksi antara da’i dan mad’u berupa menyampaikan pesan-pesan dakwah (materi dakwah) melalui alat atau sarana komunikasi yang ada. Komunikasi dalam proses dakwah tidak hanya ditujukan untuk memberi pengertian, mempengaruhi sikap, membina hubungan sosial yang baik, tetapi tujuan terpenting dalam komunikasi adalah mendorong mad’u  untuk bertindak melaksanakan ajaran-ajaran agama dengan terlebih dahulu memberikan pengertian, mempengaruhi sikap, dan membina hubungan baik. Mengenai proses penyampaian dan penerimaan pesan dakwah dapat dijelaskan melalui tahapan-tahapan, yaitu:

  1. Penerimaan stimulus informasi.
  2. Pengolahan informasi.
  3. Penyampaian informasi.
  4. Menghasilkan kembali suatu informasi.

Proses bagaimana mad’u menerima informasi, mengolahnya, menyimpan, dan menghasilakan informasi dalam psikologi komunikasi disebut sebagai sistem komunikasi intra personal. Proses ini meliputi sensasi, persepsi, memori dan berpikir.

1) Sensasi, berasal dari kata “sense” artinya pengindraan yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Dalam psikologi komunikasi dijelaskan bahwa sensasi adalah proses menangkap stimuli (rangsang).

2) Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa dan hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

3) Memori, Salah satu kelebihan manusia adalah kemampuannya menyimpan informasi yang sangat banyak dalam waktu yang lama dan dapat mengingat kembali. Jadi apa yang ditangkap pancaindra (sensasi) kemudian diubah menjadi informasi (persepsi) selanjutnya di simpan di dalam memori (ingatan).

4) Berpikir adalah suatu kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang sebagai pengganti  objek dan peristiwa. Berpikir merupakan manipulasi atau organisasi unsur-unsur lingkungan dengan menggunakan lambang-lambang sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang tampak.

Dalam usaha untuk menghasilkan interaksi atau komunikasi yang efektif, ada beberapa cara dari Ann Ellenson berdasarkan hasil penelitiannya dalam memberikan pengarahan, yang disebut aturan bagi pelaksanaan komunikasi, yaitu dengan mengingat bahwa proses mengerti itu berlangsung dalam dua cara bilamana anda ingin dimengerti maka barulah adil jika anda berusaha mengerti tentang orang lain sebaik-baiknya (dalam situasi anatra da’i dan mad’u), mengusahakan diri agar pikiran dan pengalaman bisa sejalan sehingga dapat mengambil keuntungan dari proses komunikasi, usahakanlah untuk mendengarkan dengan hati terbuka lalu jangan memasuki proses komunikasi dengan sikap prasangka sebelumnya, berinisiatiflah untuk mencoba menjelaskan masalah-masalah yang kabur bagi anda seorang da’i ataupun mad’u walaupun mungkin masalah tersebut sulit untuk dibahas padahal hanya dengan melalui pembahasan masalah yang kabur itulah yang dapat memperjals suatu yang dibutuhkan. Jika anda sebagai da’i ataupun mad’u dapat melaksanakan tips-tips dari Ann Ellenson ini, maka akan terjadinya interaksi yang efektif dalam berlangsungnya proses dakwah. Selain itu bagi kedua unsur ini, harus tetap memperhatikan adab dan akhlak dalam melakukan proses Komunikasi. Setidaknya anda berusaha berbicara sebaik mungkin agar tidak melakukan suatu kesalahan. Walaupun secara tidak sengaja melakukan kesalahan baik itu dari pihak da’i ataupun mad’u yang penting anda sudah meminta maaf dan anda sudah berusaha semaksimal mungkin terhadap apa yang anda fikirkan atau rasakan dalam menyampaikannya.

 

Penulis:  Rifda Alya Qonita

Editor: Lulu

59 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RELATED ARTICLES

Follow My

https://api.whatsapp.com/send/?phone=6285717777301

Baca Juga

Beri Ruang Aspirasi Mahasiswa, DPM FAI UNHASY Gelar Talk Show Anti Dungu

3
Dalam rangka memberi ruang menyampaikan aspirasi mahasiswa, Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Agama Islam (DPM FAI) Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY) gelar Talk Show Anti Dungu...
Foto : Pemotongan Tumpeng Oleh Ketua Umum UPTQ UNHASY Kepada Pembina

Milad Perdana UPTQ UNHASY, Perjuangan Syiar Al-Qur’an Di Lingkungan Kampus

98
ModeratPers - Unit Pengembangan Tahfidzul Qur’an (UPTQ) Unversitas Hasyim Asy’ari (UNHASY) Jombang merayakan hari Milad perdana. Kegiatan ini digelar di aula pascasarjana UNHASY pada...
workshop

Dokumentasi Workshop Hoax Busting And Digital Higiene_UKM FUM UNHASY

0
https://drive.google.com/folderview?id=1iz6sRrtCF0ILsuQJWJPqAnWMuup6RpsG

Mendadak! KPUM Dan Rektorat Unhasy Adakan Pelantikan ORMAWA Secara Online

317
Moderatpers.com – Rabu, (06/10) KPUM dan Rektorat Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang menggelar pelantikan Organisasi Mahasiswa  (ORMAWA) untuk badan legislatif dan eksekutif kampus. Baik...

Senin Puisi (Senpus)

4
Telepaty Oleh: Mailinda Putri Anggia Sari Disaat orang-orang bertanya Tentang suatu kata Yang mengekspresikan diri ini Tetapi diri ini membisu   Pemikiran yang menyatu dengan perasaan Takkan bisa dikatakan Takkan mampu diperkirakan Tetap aksi...