spot_imgspot_imgspot_img
Minggu, September 8, 2024
spot_imgspot_imgspot_img
BerandaBERITAKeprihatinan Kaum Minoritas Yang Tertindas

Keprihatinan Kaum Minoritas Yang Tertindas

 

Moderatpers.com – Sebagian dari masyarakat Indonesia yang telah terdata kependudukannya masih banyak yang menganut kepercayaan dan agama leluhur. Meskipun mereka sah di akui sebagai warga negara Indonesia namun, mereka belum sepenuhnya mendapatkan perlakuan sesuai sila Pancasila ke-lima “keadilan sosial bagi seluruh rajyat Indonesia”. Ke-terdataan mereka sebagai penduduk sah warga negara tak lantas diperlakukan sama tanpa tindakan diskriminatif.

Diceritakan oleh salah seorang enganut Aliran Kebathinan Perjalanan di Sumbawa, bahwa dirinya di olok- olok tidak beragama, percaya pada agama yang sesat. Tidak hanya masalah Pendidikan, administrasi tentang kependudukan juga menjadi persoalan, salah seorang Merapu misalnya, ia menulis agama Katholik pada Kartu Tanda Penduduk (KTP) nya, padahal agama leluhur yang ada di Nusa Tenggara Timur bukanlah agama Katholik, hal tersebut dilakukan supaya dirinya bisa meng-akses dengan mudah layanan dari pemerintah.

Dua permasalahan diatas adalah beberapa kisah yang menjadi inti dari cerita film dokumenter berjudul Atas Nama Percaya yang diproduksi oleh Center for Religious and Cross-Cultural Studies (CRCS) UGM. Dari film dokumenter tersebut Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Unhasy Menulis mencoba mendiskusikan film tersebut dengan melakukan kegiatan nonton bareng bersama teman- teman Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) di Tjokir kopi Kamis (06/02) malam.

Dalam diskusi tersebut setidaknya ada tiga argumen yang dikemukakan oleh Pimpinan Umum dari beberapa LPM yang hadir. Pendapat yang pertama di ungkapkan oleh Mas Teguh bahwa film ini menceritakan sebuah negara yang mengakui demokrasi akantetapi, untuk mengakui sebuah kepercayaan, sebuah aliran sangatlah sulit. Yang kedua disampaikan oleh Mas Faiz yang berargumen bahwa mahasiswa sebagai Agent Of Control seharusnya mampu bertindak secara Pluralisme Indonesia yaitu, Memanusiakan Manusia.

Yang ketiga di ungkapkan oleh mbak Sinta yang beranggapan bahwa film ini menceritakan tentang perbedaan sebuah kebebasan yang tertindas, dalam artian mereka memiliki Agama yang berbeda yang di akui oleh Pemerintah tapi tidak mendapatkan perlindungan, ia juga menuturkan selama ini negara hanya memberikan perlindungan kepada masyarakat mayoritas bukan minoritas padahal perbedaan bukan halangan untuk mendapatkan sebuah nama. Seperti yang di ungkapkan oleh mbak Sinta, penulis juga sangat setuju oleh pandangan dari Gus Anto (Gusdurian KalTim) yang menuturkan bahwa kita tidak perlu berharap lagi sama Intuisi negara soal konflik negara, jadi kita sebagai masyarakat yang harus mengambil peran dan terbiasa dengan hidup plural dan memanusiakan manusia.

Dari tiga pemikiran di atas dapat dipahami bahwa mahasiswa yang merepresentasikan bentuk dari agent of control harus lebih bersikap kritis dan juga sebagai pengawas atas kebijakan yang digulirkan pemerintah untuk rakyatnya, sebisa mungkin kita mampu menegakkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sesuai asas Pancasila yang ke lima.

Sebagai Mahasiswa yang mewakili bentuk agent of control alangkah baiknya jika Mahasiswa bersikap kritis terhadap keputusan yang di ambil oleh pemerintah. [ndili]

editor: Aan Fauzi

Avatar photo
Nur Fadlilah
Mahasiswa PBA Unhasy dan Aktif di UKMP Moderat Unhasy

61 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RELATED ARTICLES

Follow My

https://api.whatsapp.com/send/?phone=6285717777301

Baca Juga

Gadis di Sudut Kelas

1
Oleh: Zainatul Faizah   Suara riuh siswa-siswi terdengar hingga ke penjuru sebuah bangunan minimalis yang bercat biru dengan kombinasi putih. SMA Abzari, begitulah nama plang yang...

BIMAPALA UNHASY Gelar Pelepasan Peserta PTL: Menuju Ekspedisi Pulau Jawa

150
Dalam rangka Pelatihan Tingkat Lanjut (PTL), Barisan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Hasyim Asy’ari (Bimapala Unhasy) menggelar pelepasan peserta pada Kamis, 22 Juni, dengan mengusung...

Senin Puisi (SenPus)

68
Pesona Rahasia Karya: Kuni Faizati Sederhana dan mengagumkan Dua kata berbeda yang melekat pada satu jiwa Bak bunga mekar kala purnama Tak banyak insan yang mengetahuinya Indah memukau menjadi rahasia Dan...

Pertama Kalinya, UKM UPTQ Gelar Tasmi’ 30 Juz bil Ghoib

1
Kamis, (09/08), pertama kalinya, Unit Kegiatan Mahasiswa Unit Pengembagan Tahfidzil Qur’an (UKM UPTQ) Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) adakan tasmi’ 30 juz bil ghoib. Tasmi’...

Harlah ke-30, PP. At Taufiq Adakan acara “At Taufiq Bersholawat”.

59
  Dalam rangka memeriahkan hari lahir (Harlah) ke-30, pondok pesantren At-Taufiq Bogem adakan acara bertajuk "At Taufiq Bersholawat". Lokasi acara bertempat di dusun Bogem, Desa...