“Jika kamu tahu kamu akan pulang, perjalanannya tidak pernah terlalu sulit.” – Angela Wood
Kerinduan
Karya : Na’im Maunah
Hening terasa di saat kau tiada
Tapi harus ku sadari bahwa pencipta lebih tau segalanya
Aku rela
Tapi ada rasa gelisah di dalam dada
Hanya menatap gambar mu aku merasa indah
Melihat senyuman hanya dengan lukisan semata
Menatap langit pun yang kini ku suka
Karena beranggapan bahwa kau ada di sana
Atma ku merasa kau ada
Di saat ku buka mata ternyata kau telah
Di Alam yang berbeda
Tenang kau pasti bahagia
Mengingat mu itu mudah
Hanya dengan melihat senyuman mu di ujung langit bersama bintang yang indah
Pelukan mu pun hangat di saat ku lihat awan berbentuk sayap bagaikan malaikat yang memeluk kekasihnya
Jombang, 21 Juli 2022
Rumah
Karya: Zanatul Faizah
Keluarga ibarat rumah
Penghibur di kala kita gundah
Penguat di kala kita lemah
Pemberi solusi di saat kita diterpa masalah
Mungkin, itulah keluarga
Tapi, di mataku keluarga adalah sumber luka
Tak kutemukakan cinta di sana
Hanya ada kesedihan dan air mata
Dada semakin sesak saat teringat tentang mereka
Seolah beribu pisau menghujam tanpa jeda
Menghancurkan hati tanpa kira
Seolah begitulah adanya
Jombang, 22 Juli 2022
Baca Juga : Senin Puisi (SenPus) #Ketuhanan
Terjerat Kebimbangan
Karya Mailinda Putri A. S.
Waktu berjalan kian lajunya
Pikiran yang memutar tiada hentinya
Membawaku kepada selimut kelengahan
Memilih antara kembali dan membalik halaman
Hati yang tak bersandiwara
Kini pun tak bisa berkata – kata
Dunia menjeratku… Hingga ku ragu
Menepis raga sampai ke hulu
Tugas dan kewajiban telah menggantikan nuraniku
Langkah yang bergejolak di persimpangan jiwaku
Membuatku terbawa oleh rasa
Bercampur aduk dengan lelah yang mendera
Inginku letakkan raga…
Di bawah bohlam penerangan yang tak menyala
Sembari ku renungkan…
Tentang apa yang seharusnya kulakukan
Jombang, 3 Agustus 2022
Memoar
Karya: Olivia Andi Calista
Aku mencatat kisah anak kecil buta warna. Katanya, hitam dan putih adalah bahagianya. Ia anak tanpa harapan. Ia anak tanpa keinginan. Hidupnya hanya mengerti senang, jika duka menghampiri ia akan senyumi. Candu sekali tawanya, renyah tanpa rasa hampa. Ia menjadikan gradasi—hitam, abu tua, abu muda, putih—sebagai titik tumpu hidupnya. Segalanya ia beri kesan, jika lebihnya sedih ia simpan. Tak ada yang pernah tahu dimana ia menyimpannya. Seolah sudah terbuang masa.
Ia hidup tanpa jera, aku disini sempurna namun pura-pura terluka.
Bebaskan, kamu sedang dirindukan di masa depan.
Jombang, 30 september 2022