Moderatpers – Pengurus besar Nahdlatul Ulama’ (PBNU) gelar upacara apel hari santri nasional yang bertempat di lapangan kampus B Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng pada Sabtu (22/10). Upacara apel di pimpin langsung oleh ketua umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf.
Sekitar 5000 santri hadir secara langsung dalam upacara tersebut. Kegiatan ini juga diselenggarakan secara hybrid yang tersebar hingga 528 titik di seluruh Indonesia. Total seluruhnya mencapai lebih dari lima ratus ribu peserta.
Dipilihnya Tebuireng sebagai tempat upacara karena merupakan tempat bersejarah napak tilas perjuangan para Ulama’ dan santri dahulu dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia yaitu resolusi Jihad yang di pelopori oleh pendiri pesantren Tebuireng, KH. Hasyim Asy’ari.
Sebelum pertempuran Surabaya pada 10 November 1945, Kiai Hasyim mengeluargan fatwa jihad yang mengobarkan semangat para santri dan masyarakat untuk ikut serta berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Meskipun begitu, Kiai yang akrab disapa Gus Yahya ini berpesan kepada para santri agar mereka tidak tidak terlalu membanggakan prestasi santri yang berjasa dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Ia menyampaikan bahwa santri sekarang tidak pantas untuk menuntut hak lebih dari negara karena jasa tersebut.
“Kebanggaan atas jasa para pendahulu jangan sampai hanya berakhir di rasa bangga saja, apalagi sampai menuntut hak lebih. Nilai kita tidak ditentukan oleh kakek buyut kita, melainkan dari perbuatan hari ini dan sumbangan kita terhadap bangsa ini”, kata Gus yahya saat menyampaikan amanat.
Peringatan hari santri nasional merupakan momentum yang tepat untuk mengingatkan para santri tentang jasa para pahlawan dan ulama’ terdahulu. Perjuangan para kiai dahulu tidak sebatas untuk kalangan santri saja melainkan untuk seluruh rakyat Indonesia.
Sebagai santri, sudah sepatutnya kita untuk selalu mengingat dan meneladani para Ulama’ terdahulu. Sebagai penerus perjuangan, santri harus siap berkhidmah dan berjasa terhadap bangsa ini.
“tidak ada cara yang patut untuk memuliakan jasa para pahlawan selain meneladani perjuangan mereka, dan berkhidmah dengan ikhlas untuk kemajuan bangsa Indonesia”, ungkap Gus Yahya.
Selain ketua umum PBNU, dalam upacara ini turut hadir juga pengasuh pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz, serta Rais ‘am PBNU, KH. Miftakhul Akhyar.
Reporter: A. Faris Ihsan Syafri
Penulis: M. Maksum Ali