spot_imgspot_imgspot_img
Senin, September 16, 2024
spot_imgspot_imgspot_img
BerandaUNEK-UNEKArtikelTrend Fashion Sebagai Media Dakwah

Trend Fashion Sebagai Media Dakwah

Fashion sebagai Media Dakwah dalam Era Modernisasi

Seiring berkembangnya zaman, fashion menjadi salah satu arus yang terus berkembang beriringan dengan gaya hidup masyarakat. Setiap pergantian tahun, fashion memiliki tren baru dan menjadi daya tarik bagi masyarakat, dan dengan itu juga tentunya fashion mengeluarkan model yang berbeda-beda setiap seriesnya. Dalam dunia fashion kini semakin pesat untuk perkembangannya, apalagi di era saat ini dunia fashion menjadi salah satu bidang yang paling banyak diminati mulai dari kalangan anak-anak, remaja hingga dewasa. Ditambah lagi dengan banyaknya para designer yang mengeluarkan ide-ide karya yang kreatif dan juga nyentrik, membuat dunia fashion semakin penuh warna.

Di era modernisasi, fashion bukan hanya berfungsi melindungi tubuh dari paparan sinar matahari saja, namun fashion saat ini juga digunakan sebagai media berdakwah, sehingga harapannya umat muslim bukan hanya memilih pakaian berdasarkan tren saja namun mempertimbangkan ketentuan dalam islam. Sejak zaman dahulu manusia sudah mulai mengenal adanya pakaian, karena sejatinya pakaian menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Orang-orang zaman dahulu pertama kali menemukan pakaian dengan berbahan dasar dari kulit hewan, bertujuan untuk menghangatkan badan dan menutupi kulit, ini karena orang zaman dahulu sering berpindah-pindah mulai dari tempat satu ke tempat yang lain.

Setelah dari itu pakaian semakin dibutuhkan dan semakin berkembang, mulailah satu persatu masyarakat mencari bahan lain yang dapat dikenakan sebagai bahan dasar membuat pakaian, dimulai dari bahan serat pohon, serat tumbuhan dan kemudian menjadi satu gulungan yang disebut dengan benang. Kemudian dari sinilah para pengerajin  membuat pakaian, bukan hanya persoalan menutupi kulit dari sinar matahari saja akan tetapi pakaian menjadi sorotan mata sebagai bentuk keindahan yang dikenakan.

Fashion: Kesempatan untuk Dikenal atau Sebuah Kesenangan yang Merugikan?

Di zaman modern ini, berpakaian sesuai dengan tren fashion yang ada seolah menjadi salah satu tuntutan untuk mengikutinya. Jika diperhatikan bagaimana cara orang-orang zaman sekarang lebih ingin untuk diperhatikan, biasanya mereka mengikuti sosok idolanya atau hal yang dianggap sebagai figur dalam hal yang bersangkutan, tujuannya agar sama dan dikenal serta diperhatikan, bagi mereka sebuah kesenangan dan kepuasan adalah hal yang menjadi hak semua orang, padahal ada sisi lain yang harus diperhatikan bagi kita sebagai orang iman. Dan janganlah mengikuti cara pakaian non muslim terlebih mencampurkannya dengan konteks syar’i yang menyebabkan rusaknya penampilan di mata agama.

Seperti halnya style yang cenderung pada kaum musyrik, fashion yang lebih kearah budaya mereka dan menjadikan itu sebagai simbol atau icon dalam kehidupan yang lebih modern, bayangkan siapa saja yang tidak terpengaruh dengan pola hidup seperti ini terlebih bagi seorang yang baru mengenal islam dan belum tahu benar akidah islam secara mendalam.

Mengikuti Fashion Non-Muslim dalam Islam: Perspektif dan Hukumnya

Adapun contoh kasusnya mengenai sesorang yang berpakaian atau ber-fashion atau ber-style yang mengikuti kaum Non-muslim? bagaimana hukumnya dalam kaca mata islam?

Berpakaian yang tidak syar’I adalah salah satu contohnya, dengan bentuk hijab yang seolah syar’i dilapisi dengan modis agar trendy, menarik, diperhatikan lawan jenisnya, atau untuk terkenal. Ada baiknya kita memperhatikan dalil berikut:

“Siapa saja yang mengenakan pakaian syuhah (untuk terkenal), maka Allah akan mengenakan pakaian kehinaan kepadanya.” (H.R. Ibnu Majah)

Jika mengikuti apa yang mereka lakukan atau mengikuti apa yang mereka lakukan atau mengikuti pola hidup mereka maka kita seperti bagian dari mereka, karena berpakaian yang tujuanya tidak untuk ibadah. Ini adalah pola pikir yang sama dengan non-muslim.

Ada beragam fashion yang berkembang saat ini. Namun sebagai umat muslim kita harus selektif karena tidak semuanya memenuhi ketentuan berpakaian dalam islam apalagi digunakan untuk syiar agama. Sering kali kita jumpai saudara-saudara muslim yang masih mengenakan pakaian yang kurang syar’i sehingga menimbulkan syahwat dan juga menjadi bahan gunjingan bagi para tetangganya. Seperti pakaian yang menutup badan namun memperlihatkan lekuk tubuh, sehingga maka dari itu kita perlu memilah dan memilih pakaian yang sesuai dengan syariat islam.

Pakaian dalam pandangan Al-Quran, menurut bahasa, pakaian ialah segala sesuatu yang menempel dari ujung rambut hingga ujung kaki. Pengertian pakaian (hijab) dalam budaya bangsa Arab adalah sebuah khimar atau selendang atau pakaian lebar yang dipakai kaum hawa untuk menutupi kepala, dada dan bagian belakang tubuhnya. Jadi, pakaian wanita yang sesungguhnya adalah pakaian yang dapat menutupi semua aurat tanpa menampakan lekuk tubuh ataupun hal dapat menimbulkan syahwat bagi kaum laki-laki yang melihat.

Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda:“Pada akhir umatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakaian namun (hakekatnya) telanjang. Diatas kepala mereka seperti terdapat bongkol (punuk) unta. Kutukla mereka karena sebenarnya mereka adalah kaum Wanita yang terkutuk.” Di dalam hadis lain dikatakan: “Mereka tidak akan masuk surga dan juga tidak akan mencium baunya surga itu dapat dicium dari perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim dari Riwayat Abu Hurairah).

Pada hakekatnya mengikuti tren fashion tidaklah salah, karena kita ingin mengikuti perubahan itu. Namun tetap memerlukan pondasi yang kokoh agar kita dapat menyaring fashion yang benar-benar cocok untuk diri kita dan yang mana bagusnya. Karena sejatinya jikalau pondasi kita sudah kokoh, maka sekuat apapun halangan dan rintangan yang berada di depan kita, dapat kita hancurkan. Sehingga kita masih berdiri kokoh dengan pondasi keyakinan yang kita pegang.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa setiap manusia pada dasarnya memerlukan sandang (pakaian) yang digunakan untuk menutupi kulit dan aurat kita. Adapun nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam pakaian yaitu, pakaian sebagai penutup aurat, pakaian sebagai pelindung (taqwa). Pakaian sebagai penunjuk identitas. Pakaian sebagai penunjuk kepribadian seseorang terutama seorang guru. Sebagai seorang muslim kita harus melihat kaidah-kaidah berbusana yang sesuai dengan syariat islam. Supaya apa yang dipakai mencerminkan seorang muslim yang berkepribadian luhur dan otentik islam.

Bukanlah kecantikan itu dengan pakaian yang menghias kita, namun sesungguhnya kecantikan itu ialah kecantikan ilmu dan budi pekerti. Ali Bin Abi Tholib

Dari kata mutiara di atas sesungguhnya kesempurnaan dari diri kita bukanya terlihat dari segi pakaian atau penampilan melainkan adalah budi dan ilmu adalah hal yang utama sebagai penghias bagi diri kita. Semoga dengan ini semua kita bisa menjadi seorang muslim yang benar benar memiliki ilmu yang berkah dan bermanfaat. Barakallahufikum

Oleh: Fajar Muhamad Husen

 

142 KOMENTAR

  1. Do you have a spam issue on this website; I also am a blogger, and I was wondering your situation; many of us have developed some nice methods and we are looking to trade solutions with other folks, why not shoot me an email if interested.

  2. You actually make it seem so easy with your presentation but I find this matter to be really something that I think I would never understand. It seems too complicated and extremely broad for me. I’m looking forward for your next post, I’ll try to get the hang of it!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RELATED ARTICLES

Follow My

https://api.whatsapp.com/send/?phone=6285717777301

Baca Juga

LKBH UNHASY Gelar Seminar Nasional, Beri Bekal Mahasiswa Menjadi Praktisi Hukum Profesional

131
ModeratPers - Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum (LKBH) Universitas Hasyim Asy'ari (UNHASY) adakan seminar nasional praktisi hukum profesional di Gedung Yusuf Hasyim Tebuireng pada Minggu...

Identitas Nasionalisme Santri Kolonial dan Transformasi Santri Milenial

194
Santri merupakan kelompok masyarakat yang memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia. Sejak masa kolonial, santri telah terlibat dalam perjuangan melawan penjajah dan memperjuangkan kemerdekaan...

Jumat Puisi (JumPus) #Bebas-3

265
Tenangkan hati. Semua ini bukan salahmu. Jangan berhenti. Yang kau takutkan takkan terjadi. (Kunto Aji - Rehat)   Tersandung Indahnya Pantai Karya : Na'im Maunah Anginnya kencang Sang fajar meniup...

Jadi pembicara di Acara Webinar Nasional Unhasy, Azyumardi Azra : “Radikalisme tidak terikat agama,...

0
Möderatpers.com- Kamis, (17/06), Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY) Tebuireng Jombang bersama Badan Eksekutif Mahasiswa Unhasy (BEM-U) mengadakan acara webinar nasional bertemakan “Peran Perguruan Tinggi Menghadapi...

92 Tahun Sumpah Pemuda,Apa Kabar Indonesia?

123
Moderatpers.com – Sumpah Pemuda, peristiwa bersejarah yang pasti diketahui khalayak umum di Indonesia. Rabu (28/10/2020) kembali diperingati moment bersejarah itu di seluruh nusantara. 92...