Beranda SASTRA Puisi Jumpus#pojoksastra

Jumpus#pojoksastra

417
Jumpus#pojoksastra

Senja (merindu dalam sepi)

by:Nafisatul

Jingga merona mulai terlihat kembali,
Saat mentari perlahan beranjak pergi,
Tercipta hening yang merayap di hati,
Membawa serta bayang-bayang sepi.

Dalam senja yang sepi, ku merenung sendiri,
Bayangan silam-pun muncul dalam bisu,
Hanya angin senja yang masih menemani,
Mengusap luka di hati yang pilu.

Sinar senja perlahan redup dan menghilang,
Menyisakan gelap dan kesendirian mendalam,
Dalam kesunyian malam yang kian memanjang,
Rindu terpendam pun ikut tenggelam.

Rinduku (tak) Sederhana

by:Irma

Bagaikan bulan pada langit malam,Aku adalah bulan,
Menanti saatku bersinar di sisi cahayamu.

Bagaikan ombak kepada pantai,
Aku adalah ombak,
Merindukan pantai tempatku berlabuh dalam damai.

Bagaikan burung kepada sarangnya setelah terbang jauh,
Aku adalah burung,
Merindukan sarang tempatku berteduh dalam lelahku.

Namun itu hanya secuil,
Rinduku bagai misteri malam,
Tak terungkap dalam gelap dan bisunya,
Tersembunyi dalam sunyi yang abadi.

Indahnya Alam

by:Sandi

Mentari yang bersinar menerangi
Langit biru yang jernih bagai lautan
Gunung-gunung yang menjulang tinggi
Hamparan gunung yang luas dan elok

Rumput-rumput yang tumbuh subur
Dikelilingi pohon-pohon rindang
Suasana alam yang hening, damai dan tenang
Angin yang berdesir halus dan lembut

Menikmati, merasakan dan memandang keindahan alam
Mensyukuri keindahan alam pemberian dari Tuhan
Alam yang sangat sejuk, eksotis dan memukau
Alam yang anggun dan nyaman dipandang

Bahagia dan senang sekali hatiku
Dapat menikmati dan memandang keindahan alam
Dapat merasakan alam yang indah, sejuk, eksotis, anggun, dan memukau
Menikmati keindahan alam dengan hening, damai, dan tenang

Tidak jemu memandang dan menikmati keindahan alam
Keindahan alam yang selalu setia menemani
Keindahan alam yang menghiasi kehidupan
Bersahabat dengan indahnya alam.

Dunia yang Terbelas Kasihan

by:Dara

Aku hanyalah gadis lusuh dan lemah
Selalu menangis saat ditindas
Dan selalu diam saat disakiti
Hanya berharap mendapat simpati dari seseorang

Dunia ini memang tak adil, bukan?
Aku, yang lemah akan selalu ditindas
Sementara yang kuat terus melangkah di atas
Tanpa memperhatikan penderitaan si lemah yang dibawah

Memohon pertolongan pun tak berguna
Lalu apa gunanya suara ini?
Beban terus menindih, punggungku sudah tak kuat lagi
Air mata pun tak lagi mampu mengalir
Inilah dunia tempatku berada

Jika mungkin, aku ingin pergi
Melarikan diri dari tempat yang kotor ini
Kuharapkan berlari menuju cahaya embun pagi yang hangat
Bukan cahaya dari harapan yang tak pernah nyata

Aku ingin tinggal di sana
Di tempat tanpa putus asa dan air mata
Dunia tanpa kekacauan dan hiruk pikuk penuh kedustaan
Namun aku sadar, itu hanya mimpi penuh harapan
Yang tercipta dalam pikiran kacau gadis lemah ini

Selepas Badai Usai

by:Aysdha

Kau boleh menangis
Sesekali, untuk hari ini

Menjadi manusia itu sakit
Barangkali, tangis dapat melegakanmu
Tiap tetes adalah cerita yang mengalir
Maka, biarkanlah bebanmu hanyut

Kau boleh menangis
Sesekali, namun cukup hari ini

Selepas ini berjanjilah pada dirimu
Untuk menatap dunia dengan binar lebih terang lagi
Sebab seusai badai pergi
Langit selalu bersinar lebih indah

Kau boleh bahagia
Seterusnya, setelah tangismu reda

417 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here