Moderatpers.com– Kamis, (14/10), Hari kedua POSMARU UNHASY (Pekan Orientasi Mahasiswa Baru Universitas Hasyim Asy’ari) dikaksanakan via zoom teleconference meeting, dihadiri sekitar 767 peserta, mulai pukul 07.45 WIB sampai pukul 13.30 WIB, acara berjalan lancar tanpa kendala apapun. Di hari kedua pelaksanaan POSMARU menghadirkan dua pemateri yaitu Brigjen Pol. Sulistiopudjo Karo Hartono (Kepala biro humas dan protokol BNN RI) dan KH. Abdul Hakim Mahfudz (Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng).
Materi pertama disampaikan oleh Brigjen Pol. Sulistiopudjo Karo Hartono, beliau menyampaikan bahwa seringkali kita melihat narkoba disekeliling kita. Ada juga yang diperjual belikan bebas dan ada juga yang tidak. Prevelansi presentase Indonesia mencapai 1,8 % dengan pengguna mulai dari umur 15-54 tahun. Sementara prevelansi dunia ada pada angka 5,4 %. “Mengapa kita menyatakan Indonesia darurat narkoba? Karena jumlah pemakai narkoba di Indonesia dalam satu tahun terakhir itu pada angka 3,4 juta orang dengan kebanyakan pemakai generasi muda.” Ujarnya.
Selanjutnya materi yang kedua disampaikan oleh KH. Abdul Hakim Mahfudz atau yang biasa disapa Gus Kikin, beliau menyampaikan bahwa UNHASY adalah salah satu univesitas dibawah naungan pondok pesantren Tebuireng. Dalam hal ini, tentu banyak keterkaitannya dari sisi ajaran, maupun dari sisi popularitasnya. Karena, pendiri pondok pesantren tebuireng adalah Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari. “Bicara pondok pesantren tebuireng secara keseluruhan tidak akan lepas bahwa kita sedang melanjutkan apa yang sudah dimulai oleh KH. Hasyim Asy’ari, mulai dari elemen-elemen serta pesan-pesan yang ditinggalkan beliau.” Tutur Gus Kikin.
Pemikiran-pemikiran Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari tetap dikembangkan dan tidak pernah lepas dari apa yang telah dihasilkan oleh perjuangannya, Beliau sangat fokus dan semangat dalam membangun ukhwah serta sangat menekankan bagaimana pentingnya ilmu untuk suatu bangsa. Gus Kikin menyampaikan dalam salah satu nasihat Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari “tidak ada suatu kebaikan bagi suatu bangsa bila meninggalkan generasi penerus dalam kondisi suatu bangsa itu bodoh, dan hanya ilmulah itu yang akan menjadikan bangsa itu hebat”.
Pewarta: Halimatus Sholihah