spot_imgspot_imgspot_img
Rabu, Juni 4, 2025
spot_imgspot_imgspot_img
BerandaUNEK-UNEKOpiniPersonal Branding Da’i : Strategi Dakwah di Era Digital

Personal Branding Da’i : Strategi Dakwah di Era Digital

Di era modern ini istilah “personal branding” di media sosial telah ramai digunakan dan diterapkan berbagai kalangan tak terkecuali para da’i atau pendakwah.
Sebenarnya apa itu personal branding? Apakah personal branding pada Da’i sangat diperlukan? Mengapa ada Da’i yang lebih menarik dari yang lain?

Personal branding merupakan upaya sengaja yang dilakukan seseorang untuk menampilkan citra atau reputasi diri ke mata publik dengan ciri khas tertentu yang pasti berbeda dari orang lain, baik untuk keperluan pribadi atau profesionalitas.

Hal ini menimbulkan bagaimana seseorang dapat menampilkan dirinya agar bisa membentuk identitas serta kualitas diri yang kuat. Tak hanya itu, personal branding juga mengolah perspektif orang lain pada apa yang telah diperlihatkan seperti ciri khas, nilai, dan kemampuan yang dilakukan seseorang dalam membranding dirinya.

Bicara soal personal branding, sebenarnya personal branding hampir sama maknanya dengan promosi atau pengiklanan suatu merk. Jika suatu perusahaan menampilkan suatu produk dengan merk baru tentu akan ada ciri khas tersendiri yang membedakan merk itu dengan merk lain yang telah beredar, supaya bisa banyak dikenal serta mendapat kepercayan dari orang lain.

Kini media sosial menjadi kunci dalam membangun personal branding. Segala kegiatan yang kini sering dilakukan secara daring (online) menjadi penyebab adanya fenomena ini terjadi. Orang-orang lebih banyak berinteraksi dengan jejaring internet terlebih pada platform media sosial yang telah menjadi kebutuhan sehari-hari. Itulah mengapa banyak orang menilai pribadi atau citra seseorang melalui media sosialnya.

Kehadiran media sosial ini juga membawa pengaruh besar terhadap kehidupan beragama, termasuk permasalahan teologis, pergeseran moralitas dan psikologis agama. Dalam konteks ini, peran personal branding Da’i dalam menyuarakan narasi keagamaan dan kegiatan berdakwah online menjadi upaya yang cukup signifikan untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Branding dalam konteks dakwah bukan berarti menjual agama, tetapi menyampaikan dakwah dengan kemasan yang relevan dan profesional. Da’i yang memiliki branding kuat akan diterima masyarakat luas.

Saat ini berdakwah sangat penting di dalam kehidupan masyarakat sehari-hari dikarenakan dakwah merupakan kegiatan ajakan atau menyeru untuk selalu berada di jalan kebenaran Kepada Allah SWT dan jauh dari perbuatan menyimpang, serta memberikan pemahaman lebih mendalam tentang ajaran Islam.

Para Da’i atau pendakwah memanfaatkan media sosial seperti YouTube, Tiktok demi kelangsungan kegiatan berdakwah agar lebih banyak dikenal orang dengan jangkauan yang lebih luas daripada hanya dengan dakwah konvensional (tradisional) seperti ceramah, khutbah, pengajian di masjid yang hanya berada di lingkup kecil. Namun, dengan memanfaatkan media digital dakwah konvensional ini bisa menjangkau khalayak luas dengan cara live streaming. Tetapi, untuk bisa mendapatkan jangkauan penonton yang lebih banyak dan luas maka diperlukan adanya personal branding Da’I terlebih dahulu.

Cara personal branding Da’i dapat
dilakukan dengan pengenalan awal Da’i yang menampilkan daya tariknya tersendiri. Masyarakat akan menilai Da’i tersebut dengan daya tarik seperti sikap yang akhlaqul karimah, tampilan fisik, pemahaman ilmu agama yang mendalam dan cara penyampaian yang bisa dipahami atau tidak melalui konten-konten dakwah yang telah dibuat.

Melakukan riset untuk target objek dakwah seperti untuk anak-anak, remaja, dewasa, lanjut usia, maka akan membatu dalam menciptakan strategi dakwah yang efektif.
Konsistensi dan kualitas penyampaian dalam melakukan dakwah.

Koreksi dan evaluasi dalam berdakwah, terus menerus merasa haus akan ilmu agama sehingga selalu belajar dan memperbaiki sikap yang kurang berkenan saat menyampaikan dakwah.
Kondisi psikologi Da’i juga sangat berperan penting pada saat penyampaian dakwah. Da’i yang memiliki kondisi psikologi yang temperamen maka akan dijauhi dan kurang mengenakkan menurut objek dakwah (mad’u) apalagi sampai menyangkut pautkan dengan hal-hal kotor.

Hal ini bisa menjadi penyebab terjadi rusaknya personal branding seorang Da’i karena dicap buruk dan tidak pantas diteladani sebagai seseorang yang menyiarkan syariat Islam.
Tentunya, bagi seorang mad’u juga harus pintar-pintar memilih Da’i yang bisa memberikan dakwah sebagai upaya pencerahan hati, motivasi, dengan tutur kata yang sopan dan tidak sembrono dalam menyampaikan syariat Islam.
Da’i yang mampu dan sukses dalam personal branding nya maka akan didukung oleh peminatnya yang luas dan setia yang merasa cocok dengan dakwah yang diberikan sehingga merasa damai, semangat, termotivasi mempelajari ilmu agama, dan lebih beriman kepada Allah SWT. Bahkan apabila ada dari umat non islam ternyata suatu saat mendapat hidayah dari Allah SWT dengan keindahan Islam maka bisa saja memutuskan masuk Islam, ini menjadi kesuksesan besar seorang Da’i.

Banyak sekali manfaat yang dapat diraih jika personal branding itu dilakukan dengan positif, konsep matang dan jangka waktu yang konsisten.

Manfaat personal branding Da’I diantara lain :

Membangun Reputasi Da’i
Personal branding berkontribusi besar dalam membangun reputasi diri seorang Da’i dalam meningkatkan berdakwah. Ini melibatkan bagaimana perasaan Da’i ingin dilihat, didengar, dipercaya oleh objek dakwah (mad’u) dan bisa mengatur perspektif orang lain dari personal branding. Membawa ke reputasi kewibawaan, ramah, berwawasan luas, disegani dan populer.

Memperluas Jangkauan Dakwah

Personal branding yang memanfaatkan media sosial sangat membantuk sebagai sarana menyebarkan dakwah secara luas dan mudah diakses setiap kalangan.
Meningkatkan Kejujuran dan Kepercayaan Diri
Dengan personal branding seorang Da’i dituntut unjuk tampil di depan publik dengan memperkenalkan sosok pribadinya dan ilmu pemahaman agamanya. Ketidakjujuran dalam mengutarakan aspirasi yang dipikirkan dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri.

Apabila citra yang disuguhkan sudah dengan penataan yang benar yakni jujur dan percaya diri maka tidak perlu khawatir karena tidak ada hal yang ditutup-tutupi.

Kredibilitas

Dengan memiliki personal branding yang kuat dapat menciptakan kredibilitas antara Da’i dan Mad’u. Orang akan percaya dengan Da’i yang latar belakangnya jelas dengan pemahaman Ilmu agama yang jelas.

Personal branding sangat memengaruhi peran Da’i dalam mengembangkan dan menyebarluaskan dakwah. Banyak Da’i memanfaatkan adanya personal branding media sosial dalam memeroleh kepercayaan dari mad’u demi berlangsungnya kegiatan dakwah yang mudah dilakukan secara online.
Media sosial tidak menjadi sarana buruk perusak moralitas agama jika digunakan dengan bijak tentu akan menjadi jembatan untuk mencari manfaat dan menyebar kebaikan.

Oleh : Echa Ayu Permata Sari (Mahasiswa KPI UNHASY)

Editor : Tia

 

1 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RELATED ARTICLES

Follow My

https://api.whatsapp.com/send/?phone=6285717777301

Baca Juga

Antusiasme Civitas Akademika Unhasy Menyambut Kedatangan Menteri BUMN di Tebuireng

30
Moderatpers.com -  Sabtu, (27/11), Menteri BUMN Erick Thohir, bersama Gus Miftah dan ajudannya mendarat tepat di lapangan kampus Univeristas Hasyim Asy'ari (Unhasy) Tebuireng Jombang...

SEMINAR NASIONAL MUSYAWAROH WILAYAH DPW IV OLEH PERSATUAN MAHASISWA BAHASA ARAB SE-INDONESIA

34
Jombang, 5 Oktober 2019.Universitas Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang, terpilih menjadi tuan rumah diselenggarakannya acara musyawarah wilayah ithla' DPW IV 2019.Acara ini, merupakan acara rutinan...
Dibalik Cerita Rofiq, Sukses

Dibalik Cerita Rofiq, Sukses Sebagai Peternak Ikan Koi

79
Moderatpers.com – Rofiq, salah satu peternak sukses ikan koi dari Desa Bandung, Jombang berbagi cerita kepada anggota UKMP Moderat tentang pengalamannya dalam membudidayakan ikan...
Haul Gus Dur ke-12, Usung Tema “Bangkit Bersama Dengan Bahagia”

Haul Gus Dur ke-12, Usung Tema “Bangkit Bersama Dengan Bahagia”

0
Moderatpers.com - Peringatan haul Presiden RI ke-4, KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang ke-12 mengusung tema “Bangkit Bersama dengan Bahagia”. Acara diselenggarakan secara hybrid...

Hari HAM Internasional, Sejarah dan wajah HAM di Indonesia

33
Moderatpers.com – Kamis, (1/12/2020), sepuluh hari pertama di bulan Desember, bulan penghujung pada setiap tahun, yang mana di peringati sebagai Hari “Hak Asasi Manusia”...