DPM FAI Unhasy (Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Hasyim Asy’ari) adakan Sekolah Legislatif Nasional di Aula Gedung A lantai 3 Unhasy, pada Kamis (10/10).
Dengan mengusung tema “Legislatif dan Ormawa sebagai Agen Perubahan di Kampus” Beberapa materi yang disampaikan mengenai Menggali peran legislatof dalam pembangunan di negara dan ormawa kampus (peran legislatif di kampus dan negara, mencakup konsep dasar, struktur, dan fungsi legislatif, Ormawa sebagai agen perubahan, Legislasi dan pelatihan sidang.
Dihadiri oleh tiga pemateri profesional, yakni H. Hidayat S.Ag, M.Si (Anggota DPRD provinsi Jawa Timur), Ahmad Athoillah, M.IP (DPRD Jawa Timur), M. Ishomuddin Haidar, S.Pd. (Anggota DPRD Kabupaten Jombang).
Acara juga dihadiri oleh seluruh Ormawa FAI,serta dari pihak eksternal yakni Undar (Universitas Darul Ulum), STIT UW (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Urwatuk Wutsqo), Unipdu (Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum), Unwaha (Universitas KH. Wahab Hasbullah), STAI At-tahdzib (Sekolah Tinggi Agama Islam) dan pihak umum.
Sekolah legislatif ini diadakan untuk meningkatkan pemahaman organisasi mahasiswa mengenai proses legislasi dan persidangan agar mereka lebih paham secara teknis bagaimana sidang dilakukan, termasuk tata cara, aturan, dan proses pengambilan keputusan dalam persidangan.
Dengan kata lain, Ormawa diharapkan lebih melek (sadar dan paham) terhadap fungsi legislatif dan mampu menjalankan atau mengikuti proses sidang dengan baik.
“Kegiatan ini diadakan agar para Ormawa lebih melek (sadar dan paham) legislatif serta mengetahui dan paham persidangan, terutama secara teknis,” ungkap Irsyad selaku ketua pelaksana.
Meski telah berjalan dengan baik, Irsyad sebagai perwakilan dari seluruh panitia mengaku menemui beberapa kendala dalam persiapan diselenggarakan acara ini. Ia mengaku kendala utama yang dihadapi mayoritas panitia adalah masalah waktu. Banyak koordinator divisi yang tidak bisa hadir saat rapat, sehingga mengakibatkan koordinasi yang kurang efektif dan membuat pelaksanaan kegiatan menjadi kurang terkondisikan. Namun hal tersebut secepatnya dapat diatasi oleh panitia sehingga dapat menyelenggarakan acara ini dengan sukses.
“Yang menjadi kendala dari mayoritas panitia ialah waktu, banyak yang menjadi koordinator devisi malah tidak bisa hadir ketika rapat, akhirnya pun kurang terkondisikan,” terangnya.
Meskipun demikian Irsyad berharap dengan terselenggaranya Sekolah Legislatif ini peserta dapat lebih memahami konsep Trias Politika (pemisahan kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif), khususnya dalam konteks politik kampus. Selain itu, diharapkan mereka menjadi lebih sadar akan dinamika politik di lingkungan kampus dan memiliki semangat yang lebih besar untuk terlibat aktif dalam kegiatan kampus serta mengawal kebijakan di dalamnya.
“Harapannya atas terselenggaranya event ini, bisa lebih melek Trias Politika, terkhusus melek politik di kampus dan lebih mempunyai hasrat (semangat untuk terlibat aktif) lagi untuk kampus,” pungkasnya.
pewarta : Meiva Rahma Aulia
Editor : Dewi Sulistia
child porn watch