Pemira UNHASY 2024: Mengawal Demokrasi di Tengah Krisis Minat Organisasi

Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY) pada ajang demokrasi tengah bersiap menyambut Pemilihan Umum Raya (PEMIRA) 2024 yang berlangsung sejak tanggal 01-11 desember 2024. Pesta demokrasi ini salah satunya dihelat dengan penyelenggaraan debat kandidat pasangan calon (PASLON) yang digelar di lobby Kampus B, di mana para paslon memaparkan visi dan misi di hadapan mahasiswa.

Namun, antusiasme mahasiswa dalam berpartisipasi dalam Pemira dan aktif di organisasi kampus masih menjadi perhatian serius. Minimnya minat berorganisasi di kalangan mahasiswa Unhasy dipicu oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kebutuhan dasar mahasiswa yang belum sepenuhnya terpenuhi, baik dari segi akademik maupun kehidupan pribadi. Keseimbangan antara studi dan aktivitas organisasi menjadi tantangan yang berat, sehingga banyak mahasiswa memilih untuk fokus pada aspek akademik.

“Seperti semester 7 (itu) persiapan skripsi dan seminar proposal. Sementara dari semester 5 ke bawah, fokus pada penyusunan proposal hasil magang. Meski demikian, masih ada yang berpartisipasi aktif, meskipun banyak yang lebih memprioritaskan keperluan akademik dan pribadi.” Ungkap Muhammad Ghufron selaku ketua KPUM (04/12).

Kondisi ini turut memengaruhi dinamika Pemira tahun ini, di mana Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) menghadapi kebijakan yang mengarah pada banyaknya paslon yang terpilih secara aklamasi akibat minimnya pendaftar. Meski demikian, KPUM berkomitmen untuk menjaga kondusivitas berjalannya Pemira, khususnya terkait integritas para calon serta proses pemilihan yang demokratis dan transparan.

Untuk memastikan kelancaran dan kejujuran proses pemilihan, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Mahasiswa (Panwaslu) turut dilibatkan. Mereka turut berperan aktif dalam mengawasi kinerja KPUM dan para paslon, mencegah terjadinya pelanggaran yang dapat menghilangkan kepercayaan mahasiswa terhadap proses demokrasi kampus.

“Hingga saat ini, belum ditemukan sengketa, permasalahan internal, ataupun eksternal yang disengketakan oleh pihak permohonan tidak ada. Dan harapan kedepannya teman-teman tetap harus mendukung walaupun itu jelek untuk sama-sama diperbaiki.” Jelasnya.

Alasan utama banyak pemilihan di tahun ini berlangsung secara aklamasi dan rendahnya minat mahasiswa terhadap organisasi di Unhasy tak lain disebabkan regenerasi kepengurusan organisasi yang cenderung berputar pada orang-orang yang sama. Hal ini menunjukkan keterlibatan mereka masih didominasi oleh individu tertentu, sehingga partisipasi baru sulit tumbuh.

“Yang meneruskan terjun di organisasi orang yang sama, jadi muter ke orang itu lagi. Dan keputusan saya untuk tidak lagi aktif berpatisipasi di organisasi pada tahun ini. Pertama, saya memang sudah merencanakan untuk fokus kuliah. Kedua, saya merasa pengalaman berorganisasi di tingkat universitas sudah cukup dan melihat organisasi di Unhasy untuk lebih diperbaiki lagi.” Tutur Desi salah satu Mahasiswa Unhasy.

Tantangan partisipasi mahasiswa dalam organisasi masih menjadi sorotan, Pemira UNHASY tetap diharapkan menjadi ajang untuk memperkuat nilai-nilai demokrasi di lingkungan kampus.

Pewarta: Dewi

Editor: Redaksi