spot_imgspot_imgspot_img
Senin, Maret 17, 2025
spot_imgspot_imgspot_img
BerandaULASANTokohKsatria Takjil: Berjuang di Tengah Hujan Jemput Rezeki di Bulan Ramadhan

Ksatria Takjil: Berjuang di Tengah Hujan Jemput Rezeki di Bulan Ramadhan

Pada bulan Ramadhan tahun 2025 ini adalah musim penghujan, hampir setiap harinya pada sore hari sering terjadi hujan baik itu gerimis ataupun hujan deras. Hal  ini tak mengendorkan semangat para penjual takjil, walaupun banyak dari mereka yang sepi pembeli saat sedang hujan tetapi mereka tetap berjualan walaupun kedinginan.

Tantangan dan perubahan yang signifikan ini membuat para penjual takjil berjualan dari siang hari, untuk mengantisipasi adanya hujan disore hari, sehingga mereka datang lebih awal dan bisa menjemput rezeki lebih awal pula.

Para penjual takjil sangat sabar dan semangat dalam melaksanakan ibadah puasa ini, dengan rajinnya menyiapkan makanan atau minuman untuk dijual, serta kesabaran mereka dalam menghadapi tantangan berjualan, membuat para penjual takjil ini layak disebut Ksatria Takjil.

“Yaa lagi turun hujan, ada kendalanya kalo lagi turun, kalo engga hujan yaa Alhamdulillah, tapi kalo hujan pemasukannya rada menurun. Biasanya kalo lagi cerah rada ramai, yaa begitu” ucap Pak Breng, penjual takjil Es Manado, yang sering mangkal di depan Masjid Kalijogo Kaliwungu Jombang.

Ada beberapa dari mereka yang mengatisipasi hujan dengan membawa payung besar agar dagangannya tidak kehujanan dan kebasahan.

Para pembeli takjil pun rela bepergian jauh hingga kehujanan untuk memburu makanan dan minuman kesukaan mereka, dan beberapa lainnya juga memakai payung ataupun jas hujan.

Mereka menikmati moment bulan puasa ini dengan menyiapkan menu buka puasa diiringi antusias dan semangat yang tinggi. Selalu ada berbondong bondong orang yang memburu takjil di setiap tempat yang terdapat para ksatri takjil di berbagai tempat.

Tidak bisa dibayangkan jika sepi penjual takjil akibat dari musim penghujan, bisa membuat minat beberapa pemburu takjil pun menjadi turun dalam membeli makanan atau minuman, bahkan dalam melaksanakan puasa. Jika jumlah varian makanan minuman sedikit dan tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan dikala mereka ingin menyantap hidangan lezat setelah seharian menahan lapar dan dahaga, maka akan berpengaruh pula pada perekonimian kaki lima tersebut.

Meskipun musim penghujan melanda, para pedagang takjil tetap gigih berjualan demi mencari rezeki di bulan suci Ramadhan. Hujan yang turun hampir setiap sore tidak menyurutkan semangat mereka untuk menyediakan berbagai hidangan berbuka bagi masyarakat. Beberapa pedagang bahkan memilih untuk datang lebih awal agar dapat menjual lebih banyak takjil sebelum hujan turun.

Siti, salah satu pedagang takjil di kawasan Alun-Alun Jombang, mengatakan bahwa Ramadhan adalah momen yang paling ditunggu-tunggu setiap tahunnya. “Kalau hujan memang agak sepi, tapi tetap harus semangat jualan. Soalnya, di bulan Ramadhan ini rezekinya lebih banyak. Alhamdulillah, masih ada yang beli walaupun cuaca kurang mendukung,” ujarnya.

Tak hanya penjual, para pemburu takjil juga tetap antusias meskipun hujan turun. Banyak dari mereka yang rela menerobos hujan dengan jas hujan atau payung demi mendapatkan menu berbuka. Beberapa orang lebih memilih datang lebih awal untuk menghindari hujan, sementara yang lain menggunakan jasa pesan antar untuk membeli takjil tanpa harus keluar rumah.

Di berbagai lokasi, para pedagang takjil berupaya menjaga kualitas dagangan mereka agar tetap menarik bagi pembeli. Variasi menu juga semakin beragam, mulai dari makanan manis seperti kolak, es campur, dan bubur sumsum, hingga makanan gurih seperti gorengan, risoles, dan tahu isi. Beberapa pedagang bahkan menawarkan sistem pre-order agar pelanggan tidak kehabisan takjil favorit mereka.

Kendala lain yang dihadapi para penjual adalah kenaikan harga bahan baku menjelang Ramadhan. Harga gula, santan, dan bahan-bahan lainnya mengalami peningkatan, sehingga mereka harus menyesuaikan strategi penjualan. “Kadang untungnya dikurangi sedikit supaya harga tetap terjangkau. Yang penting dagangan habis,” kata Pak Anton, seorang pedagang es buah.

Selain tantangan cuaca dan harga bahan pokok, persaingan antar pedagang juga semakin ketat. Banyak penjual takjil baru yang bermunculan setiap Ramadhan, menawarkan berbagai inovasi kuliner untuk menarik perhatian pembeli. Tak jarang, kreativitas dalam menyajikan makanan menjadi faktor utama yang membuat dagangan mereka laris.

Di tengah berbagai tantangan, para penjual tetap bertahan dan berusaha memberikan pelayanan terbaik. Beberapa dari mereka mulai memanfaatkan platform digital dan layanan ojek online untuk menjangkau lebih banyak pelanggan. Cara ini cukup efektif, terutama saat hujan deras yang membuat pembeli enggan keluar rumah. Selain itu, adanya fitur pembayaran digital juga semakin memudahkan transaksi, mengurangi ketergantungan pada uang tunai, dan mempercepat pelayanan di lapak-lapak takjil.

Tak hanya di kota-kota besar, semangat berjualan takjil juga terlihat di berbagai daerah. Di pasar tradisional hingga pinggir jalan dekat pemukiman, para pedagang tetap setia menunggu pelanggan mereka. Suasana menjelang berbuka puasa selalu dipenuhi dengan hiruk-pikuk aktivitas jual beli, meskipun harus diiringi dengan suara rintik hujan yang tak kunjung reda.

Bagi masyarakat, berburu takjil bukan hanya sekadar mencari makanan, tetapi juga bagian dari tradisi Ramadhan yang penuh kebersamaan. Baik yang datang sendiri, bersama keluarga, atau teman, momen ini selalu menjadi waktu yang dinanti.

“Saya senang sekali jalan-jalan sore sambil cari takjil. Suasananya khas Ramadhan banget, meskipun harus pakai payung karena hujan,” kata Rina, seorang warga yang rutin berburu takjil setiap tahun.

Dengan semangat dan ketekunan, para pedagang takjil tetap berkontribusi dalam meramaikan bulan Ramadhan. Mereka bukan sekadar mencari nafkah, tetapi juga menjadi bagian dari tradisi berbuka puasa masyarakat. Meskipun hujan turun hampir setiap hari, keberadaan mereka tetap dinantikan oleh banyak orang yang ingin menikmati hidangan berbuka yang lezat dan beragam. Ramadhan mungkin membawa tantangan, tetapi juga memberikan peluang bagi mereka yang mau berusaha dan beradaptasi.

 

Pewarta : Rifda Alya Qonita (Mahasiswi KPI Unhasy)

 

2 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RELATED ARTICLES

Follow My

https://api.whatsapp.com/send/?phone=6285717777301

Baca Juga

Ipang Wahid Dorong Unhasy Perkuat Branding : Identitas dan Daya Saing Kampus

0
Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) terus berupaya Mendorong mahasiswa dan para dosen untuk berkarya  memperkuat branding diri serta kampus untuk meningkatkan kualitas dan daya saing...

Kata Mereka Soal Wisuda Online

198
Moderatpers.com - Wisuda Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng Jombang 2021 telah dilaksanakan untuk pertama kalinya secara online pada Minggu (31/10). Dikatakan pertama kali secara...

BEM-U Adakan Acara REM Untuk Temani Ramadan Mahasiswa

514
  Möderatpers.com-  BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) UNHASY Jombang menyelenggarakan acara dengan beberapa event yang diprogram khusus untuk mengisi waktu luang di tengah bulan suci Ramadan....

LPJ BEM Unhasy 2023-2024 : Evaluasi dan Harapan Untuk Masa Depan Organisasi Mahasiswa

4
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Hasyim Asyari (Unhasy) menyelenggarakan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ)  periode 2023-2024 Pada Sabtu, (16/11) di Aula Gedung A Lantai 3 Unhasy. Didampingi...
https://pin.it/62Ympde

Cerpen : Wajah Terakhir

29
Subuh buta. Irul melihat wajah Emak nan kuyu yang dulu ayu. Sekarang, tampak memutih rambut, dan wajah semakin keriput. Ia takut, wajah itu kelak...