MINHA.news-“Mahasiswa produktif” begitulah gelar penghargaan yang diberikan oleh Rektorat Universitas Hasyim As’yari pada sabtu (25/10/2019). Apresiasi terhadap penerbit 5 buku sekaligus pada tahun 2019 kepada penulis muda bernama lengkap Aufal Mahrom Waslil Fuad pemuda berkelahiran jember 12 februari 1999, yang biasa di sapa akrab “mas aufal”. Kini dia menyandang status mahasiswa di Unhasy dan juga seorang santri di pon-pes Hamalatul Qur’an Jogoroto Jombang.
Hingga saat ini mas Aufal telah menerbitkan 5 buku yang berjudul: Setetes Tinta Musafir Perindu Al-qur’an, Bacalah Dengan Asma Tuhanmu, Ini Adanya (antopologi puisi alqur’an), Renungan Kalam Hikmah dan Senandung Aksara Semesta. “Saya menulis untuk meneladani guru saya di pondok pesantren dan ingin menghasilkan karya yang bermanfaat” begitulah keterangannya tentang bagaimana niat dan tujuannya dalam menerbitkan buku.
Keuletan dan keihklasan juga menjadi salah satu faktor kesuksesan yang tak pernah diduga dalam cerita penulisannya. Dia seringkali memberikan bukunya kepada guru-gurunya sengan niatan tabarukkan atau ngalap berkah, di balai bacaan dan siapapun yang berniat untuk belajar dan membaca hasil karyanya tersebut. Bahkan untuk administrasi percetakan buku pertamanya dia menyisihkan uang sakunya sendiri, juga uang dari usaha mandirinya di pondok pesantren. Semua itu dilakukan bukan untuk terkenal, dipuji atau ingin memperoleh penghasilan dari buku yang diterbitkannya melainkan dia ingin hasil karyanya dapat bermanfaat bagi
pembacanya. Hal itu, ulet dilakukannya tanpa memandang berapa waktu yang telah dihabiskan, berapa kerugiannya dan mengapa dia mau mengorbankan tenaga maupun fikirannya dalam menulis buku. Dia tidak pernah memandang itu. Hingga niat tulus mas Aufal tersebut mengetuk hati nurani pembacanya dan orang-orang terdekatnya bahkan ada donatur yang bersedia membiayai penerbitan bukunya. Pada akhirnya karyanyapun diperkenalkan oleh bapak Muhsin Kasmin selaku Rektor 3 Unhasy dan mendapat apresiasi tanggapan positif dari Gus Sholah selaku Rektor 1 Unhasy, yang juga sebagai pengasuh pon-pes tebuireng. Hingga pada saat Festival Wisuda Unhasy, mas Aufal diundang ke acara tersebut untuk mendapatkan penghargaan atas semua karya dan jerih payahnya tersebut.
Dengan semangat yang tinggi mas Aufal juga mengingatkan kepada teman-temannya agar tetap dan terus berjuang dalam mendidik diri. “teruslah menulis dan menulislah biarkan pembaca yang menilai buruk baiknya tulisan kita karna sejatinya alam semesta masih sangat luas untuk dijadikan bacaan tanpa batas dalam kata yang tertulis aksara pada lembaran kertas”. Mungkin seperti itu lah amanat dari mas Aufal untuk teman-teman mahasiswa yang lain agar tetap bersemangat dalam dunia literasi.
semoga bermanfaat.
Reporter:
Ahmad faris ihsan syafri
Salutt👍