-Jangan Pernah Menyerah, Karena Sejatinya Kata Menyerah Hanya Dari Orang-Orang Lemah-
@eer
Tragedi Di Ibu Pertiwi Kita
by: Airvia Yeanisya G
Kusampaikan sebuah realita
Kita digenggam para lakon sandiwara
Merasa paling pantas haus kuasa
Gila validasi, gila hormat pula
Gemar pakai topeng sini-sana
Melenggangkan sandiwara Epic terduga
Ketika disampaikan kritik saran padanya
Ketika benturan suara-suara kita kepadanya
Bungkam tutup telinga tak hirau sedikit saja
Hardiknya kita sukar ditata Hardiknya kita krisis tata
krama
Hardiknya kita banyak gaya
Disampaikan sekian dari saya
Yang sekedar menulis saja
Tentang sebuah realita
Para lakon sandiwara
Dihaturkan doa serius dari saya
Kepada para lakon sandiwara
Semoga sadar untuk beretika
Dan semoga Ibu Pertiwi pulih segera
Dalam Ruang
by: Fuad
Tuhan berbisik-bisik sik ketika kau ingin mencariku tidak ada batas dari semua ciptaanku untuk mencariku
Terjebak Dalam Diri
by: Dear
Umur kian bertambah
Banyak orientasi dalam hidup
Memborak-porandakan akal yang waras
Jalan seperti apa yang ingin diambil
Sudahkah langkah ini tepat
Mengarungi lautan yang belum tentu tahu
Tujuan kapal berlayar
Hai nahkoda…
Mengapa kamu berjalan tanpa tahu ingin ke mana
Bukankah kamu tahu
Kalau laut itu bagaikan labirin yang sangat luas
Seperti di film maze Runner
Sama kamu akankah kamu bisa keluar atau tenggelam sebelum sampai tujuan
Aku Yang Diambang Ragu
by: Khoirotus Asfiyah
Melihat waktu yang terus berputar
Banyak bisikan kecil yang menyelimuti
Tentang angan yang ingin ku genggam
Mereka bilang menjadi Aku adalah mudah
Namun, mengapa pikiranku penuh dengan tanya? apakah usia muda waktu yang singkat?
Ataukah aku yang terlalu memiliki ragu yang sangat rapat?
Terkadang aku lupa pada rindu yang tenang
Yang ternyata waktu punya cara untuk menang
Maka, aku biarkan keraguan ini melayang-layang
Sampai menemui kehidupan yang penuh arti
Bangun Cinta
by: Maulana
Lentera kecil di dalam gelapnya fana
Menyalakan gairah menghadap buasnya dunia
Paras kita jauh dari sempurna
Bagaikan gurun pasir dan sang surya
Bangun cinta tak semudah jatuh cinta
Desus-desus luka saling tak terima
Menjadikan duri pikiran kita
Hingga ku rela melewati tujuh samudra
Daun-daun gugur tak kasat mata
Mengenalmu antara lebah dan bunga
Hinggap habis itu merana
Kita usahakan tetap tulis dan setia
Basyarulaka Basyari
by: Novi Syahwalina Irsya
Di tengah gelapnya zaman
Di dalam riuhnya kehidupan
Di kala itu di saat manusia jauh dari syariat dan pedoman menjalani kehidupan seperti tak ada yang dituju
Lata, Uza, Hubal, Manna bertebaran di mana-mana
Diberi sajian dan pujaan oleh manusia yang tak mengerti
Malam gulita dan sunyi tak bersuara
Para penduduk langit dan bumi bergegas
Melantunkan tasbih dan pujian karena akan lahirnya sang juru selamat
Kota Syam yang mulanya gelap mendadak bersinar terang bak disiang yang benderang
Langit bumi menjadi saksi atas Mulianya sosok manusia yang akan lahir ke bumi
Sampai api yang menjadi pujaan orang yang tak mengerti itu seketika mati dan tak tersisa lagi
Dimana Rumah Itu?
by: Miza-Daffodils
Bunga kuncup yang berusaha untuk mekar
Terus bergilir tempat dari teras ke teras
Berjalan dan berkelana dibawa dan mencari
Sampai rumah cacat aku ditempatkan
Rapuh… Rusak… Ikut menjadi cacat
Terlalu besar ekspektasiku dengan rumah lain
Yang nyaman ternyata hanya rumahku sendiri
Menjadi obat lukaku sendiri dan yang dapat mengukir kisahku sendiri