spot_imgspot_imgspot_img
Minggu, September 8, 2024
spot_imgspot_imgspot_img

Jumat Puisi

Elips Senyuman

Oleh: Mailinda Putri Anggia Sari

 

Berawal dari sebuah lipatan

Yang tersembunyi dalam keheningan

Akankah menampakan

Realisasi akan kebahagiaan

 

Terkadang kita harus mengetahui

Bagaimana itu terlampaui

Hempasan duka yang sangat bermemori

Dalam lembaran hidup yang berarti

 

Melambangkan sesuatu yang berpijak

Dan rasa yang bergejolak

Di hati seseorang yang tak tampak

Akan tinggal di lubuk yang jenak

 

Terlukis dipandanganku

Membingkai semua pergerakanku

Untuk melakukan senyuman itu

Dengan rasa senyum berpaku

 

Dan hari ini ku menyadari

Lekukan itu sangat berapresiasi

Meskipun muncul untuk delegasi

Dalam keadaan susah dan senang hati

 

Watugaluh, September 2021

 

 

 

Ratan Kota

Oleh: Zulfa Fauziah

 

Sendu langit meredup

Mentari berjalan pulang

Meninggalkan peraduan

Diriku yang masih terngiang semua kenangan itu

Ya sialnya

Hampir setiap ratan kota sudah terlewat

Menyisakan sesak di dada

Kini hanya tersisa aku

Dia sudah tiada

 

Tebuireng, September 2021

 

 

 

Pergi Tak Kembali

Oleh : Hikmatul Laily

 

Aku datang bergegas menemuimu

Didetik-detik akhir hayatmu

Namun tak sepatah kata mampu terucap

Hanya derai air mata yang berbicara

 

Ayah..

Kenapa engkau pergi di saat ini?

Tak bisakah kau tunda kepergianmu?

 

Anakmu masih membutuhkanmu

Tuk menemani malam sepi nan sunyi

Memberi kompas saat aku tersesat arah

Bercerita hangat dan menggenggam jemariku erat

 

Kini, kau sudah pergi

Sekarang aku benar-benar sendiri

Tiada lagi sosok yang selalu melindungi

 

Aku hanya mampu menemuimu di alam mimpi

Lalu terisak pilu kala menjelang pagi

Tertampar fakta yang mengupas harapan

Hanya mampu berteman kenangan

saat rindu menyergap dan terasa sesak

 

Jombang, September 2021

 

 

 

Pilu

Oleh: Na’im Maunah

 

Pilu atmaku

Tanpa mendengar kabarmu

Haru relung jiwaku

Sebab rindu yang memacu kalbu

Kala hanya mampu manatap jauh

Itupun, tak tentu

 

Maaf

Sungguh ku tak mampu melawan

Gejolak yang tiada tertahan

Walau kutahu pilu menghunus tanpa ampun

 

Maaf

Aku memilih tuk bertahan

Biarlah kuterima segala kesenduan

Karena melupakanmu, adalah kemustahilan

 

Palembang, September 2021

 

 

 

Remaja

Oleh: Kuni Faizati

 

Bak bunga yang mekar

Segar nan menawan

Sangat asing akan makna cinta

Hingga tak tau pula apa arti kecewa

 

Hinggap kesana kemari bagai lebah yang haus akan penasaran

Mengitari setiap bunga

Mencicipi madu yang berbeda dari biasanya

Ambisi yang membara

 

Terombang-ambing oleh angin kehidupan

Terhuyung-huyung hingga jatuh ke tanah akibat ketamakan

Walau niat awal hanya penasaran

 

Magelang, September 2021

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RELATED ARTICLES

Senpus #pojokSastra

Senpus #PojokSastra

Senpus#pojokSastra

Follow My

https://api.whatsapp.com/send/?phone=6285717777301

Baca Juga

BEM Unhasy Hadirkan Menteri BUMN RI Dan Gus Miftah Dalam Rangkaian Acara Maulid Nabi...

6
Moderatpers.com - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang hadirkan Menteri BUMN RI dan Gus Miftah dalam rangkaian acara maulid nabi di...

Hari Kedua POSMARU UNHASY 2021 Hadirkan Kepala Biro Humas BNN RI dan Pengasuh Pondok...

0
Moderatpers.com- Kamis, (14/10), Hari kedua POSMARU UNHASY (Pekan Orientasi Mahasiswa Baru Universitas Hasyim Asy’ari) dikaksanakan via zoom teleconference meeting, dihadiri sekitar 767 peserta, mulai...

Final Lomba Kompetisi Bahasa dan Sastra Indonesia Mahasiswa Nasional Unhasy

73
Final lomba nasional Kompetisi Bahasa dan Sastra Indonesia Mahasiswa Nasional (KBSIMN) yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (HMP...

Jumat Puisi (JumPus) #Bebas-3

134
Tenangkan hati. Semua ini bukan salahmu. Jangan berhenti. Yang kau takutkan takkan terjadi. (Kunto Aji - Rehat)   Tersandung Indahnya Pantai Karya : Na'im Maunah Anginnya kencang Sang fajar meniup...

Danau Penghisap Nyawa

60
Karya: Fira Kumala Devi Segerombolan bocah menari-nari dibawah terik Bersenandung tawa sembari berlari-lari Tanpa baju usang serta alas pelindung kaki Si Hitam bertambah legam menyerupai panggang...