Elips Senyuman
Oleh: Mailinda Putri Anggia Sari
Berawal dari sebuah lipatan
Yang tersembunyi dalam keheningan
Akankah menampakan
Realisasi akan kebahagiaan
Terkadang kita harus mengetahui
Bagaimana itu terlampaui
Hempasan duka yang sangat bermemori
Dalam lembaran hidup yang berarti
Melambangkan sesuatu yang berpijak
Dan rasa yang bergejolak
Di hati seseorang yang tak tampak
Akan tinggal di lubuk yang jenak
Terlukis dipandanganku
Membingkai semua pergerakanku
Untuk melakukan senyuman itu
Dengan rasa senyum berpaku
Dan hari ini ku menyadari
Lekukan itu sangat berapresiasi
Meskipun muncul untuk delegasi
Dalam keadaan susah dan senang hati
Watugaluh, September 2021
Ratan Kota
Oleh: Zulfa Fauziah
Sendu langit meredup
Mentari berjalan pulang
Meninggalkan peraduan
Diriku yang masih terngiang semua kenangan itu
Ya sialnya
Hampir setiap ratan kota sudah terlewat
Menyisakan sesak di dada
Kini hanya tersisa aku
Dia sudah tiada
Tebuireng, September 2021
Pergi Tak Kembali
Oleh : Hikmatul Laily
Aku datang bergegas menemuimu
Didetik-detik akhir hayatmu
Namun tak sepatah kata mampu terucap
Hanya derai air mata yang berbicara
Ayah..
Kenapa engkau pergi di saat ini?
Tak bisakah kau tunda kepergianmu?
Anakmu masih membutuhkanmu
Tuk menemani malam sepi nan sunyi
Memberi kompas saat aku tersesat arah
Bercerita hangat dan menggenggam jemariku erat
Kini, kau sudah pergi
Sekarang aku benar-benar sendiri
Tiada lagi sosok yang selalu melindungi
Aku hanya mampu menemuimu di alam mimpi
Lalu terisak pilu kala menjelang pagi
Tertampar fakta yang mengupas harapan
Hanya mampu berteman kenangan
saat rindu menyergap dan terasa sesak
Jombang, September 2021
Pilu
Oleh: Na’im Maunah
Pilu atmaku
Tanpa mendengar kabarmu
Haru relung jiwaku
Sebab rindu yang memacu kalbu
Kala hanya mampu manatap jauh
Itupun, tak tentu
Maaf
Sungguh ku tak mampu melawan
Gejolak yang tiada tertahan
Walau kutahu pilu menghunus tanpa ampun
Maaf
Aku memilih tuk bertahan
Biarlah kuterima segala kesenduan
Karena melupakanmu, adalah kemustahilan
Palembang, September 2021
Remaja
Oleh: Kuni Faizati
Bak bunga yang mekar
Segar nan menawan
Sangat asing akan makna cinta
Hingga tak tau pula apa arti kecewa
Hinggap kesana kemari bagai lebah yang haus akan penasaran
Mengitari setiap bunga
Mencicipi madu yang berbeda dari biasanya
Ambisi yang membara
Terombang-ambing oleh angin kehidupan
Terhuyung-huyung hingga jatuh ke tanah akibat ketamakan
Walau niat awal hanya penasaran
Magelang, September 2021