Dalam rangka memberi ruang menyampaikan aspirasi mahasiswa, Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Agama Islam (DPM FAI) Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY) gelar Talk Show Anti Dungu bertajuk “Mahasiswa Mengeluh Dekan FAI Menjawab”. Acara diadakan di ruang rapat dosen gedung A Unhasy pada Sabtu, (31/08).

Dialog terbuka untuk mahasiswa ini dihadiri oleh seluruh ormawa FAI, DPM seluruh fakultas, BEM U, DPM U, dan mahasiswa unhasy umumnya. Selain itu, acara juga menghadirkan Dr. Jasminto, M.Pd.I., M.Ag selaku Dekan FAI untuk menerima keluhan para mahasiswanya.

Muhammad Fachri Fahrezi selaku ketua pelaksana acara menerangkan tujuan acara ini sebagai forum bagi mahasiswa untuk menyuarakan dan menyampaikan aspirasinya secara langsung. Lebih dari itu, juga memberikan pemahaman akan adanya demokrasi di kampus.

“Menjadi jalan bahwa di kampus ada pintu demokrasi yang selalu terbuka, juga menjadi ajang untuk menghilangkan keapatisan mahasiswa terhadap kampus,” terang.

Tidak hanya itu, ia berharap acara dialog dan diskusi bersama itu dapat menjadi terobosan dalam penyelesaian isu-isu ataupun permasalahan-permasalahan yang terdapat di Unhasy.

Novi Aulia ketua Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam juga angkat bicara mengenai acara ini, ia mendukung dengan adanya acara ini membuatnya dan mahasiswa lainnya dapat berdialog dan mengeluh langsung kepada pimpinan FAI  meskipun dengan waktu yang terbatas.

“Sangat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan kami yang selama ini tidak berani untuk bersuara secara langsung kepada pimpinan FAI,” ujarnya.

Ia berharap, fasilitas kampus dapat segera di perbaiki sebab menurutnya sudah terlalu banyak yang mengeluh akan permasalahan ini, ditambah dengan adanya perbedaan antara kampus depan dan kampus belakang.

“Apalagi perbedaan antara kampus depan dan kampus belakang yang sangat jomplang, yang selama ini menjadi perbandingan,” ungkapanya.

Di sesi awal, Dekan Fakultas Agama Islam Dr. Jasminto, M.Pd.I., M.Ag menjawab pertanyaan-pertanyaan mahasiswa mengenai  fasilitas yang ada di lingkungan Unhasy yang bermasalah maupun yang belum diadakan seperti AC, toilet, musholla, dan juga wifi.

Ahli filsafat itu menanggapi bahwa di gedung yang berdiri sejak 20 tahun silam itu tidak mendukung untuk pemasangan AC. Hal ini di sebabkan oleh serabut listrik yang telah terpasang pada gedung FAI dahulu hanya didesain untuk lampu. Berbeda dengan gedung belakang yang baru saja dibangun menggunakan listrik tembaga yang suport AC.

Begitupun mengenai masalah pemasangan wifi yang tidak merata juga sering gangguan, dari data yang diperolehnya, hal ini disebabkan oleh listrik yang juga kurang mendukung.

“Sudah berkali-kali diperiksa, tapi belum ada solusi yang cepat, hingga tahun ajaran baru ini,” ungkapnya.

Selain itu, menjawabi pertanyaan mengenai sarana toilet, dan musholla, Jasminto mengatakan permasalahan tersebut telah menjadi perhatian pihak kampus. Terkait fasilitas yang ada di gedung A menurutnya dibutuhkan proses dalam pengadaan fasilitasnya, yang mana untuk tahun ini fakultas hanya dapat menyusulkan, sedangkan keputusan berada di tangan rektorat.

“Memang ini keluhan yang menjadi perhatian utama kami,” katanya dihadapan peserta talk show.

Lebih lanjut dijelaskan, dalam hal pengajuan dan pengadaan fakultas harus membuat skala-skala tertentu, menentukan skala prioritas untuk diajukan pada rektorat. Meski menurutnya dalam skala prioritas pihak kampus biasanya lebih memprioritaskan mahasiswa dibandingkan dengan para dosen.

“Kalau ada mahasiswa hari ini  yang protes, itu akan menjadi bagian yang kami bina dan akan kami jadikan skala prioritas. Tapi dalam pengusulan, saya harus memprioritaskan yang mana dulu,” jelasnya.

Tak hanya itu, Jasminto juga menawarkan pada mahasiswa untuk mengadakan ro’an bersama dosen. Meski tidak semua mahasiswa, dalam hal ini mengatakan dapat diwakilkan oleh ormawa, DPM dan juga BEM.

“Jangan pengabdian lingkungannya di luar, di dalam kampus saja kita bersihkan,” Pungkasnya.

Reporter: Ilvi

Editor: Lulu