spot_imgspot_imgspot_img
Sabtu, April 19, 2025
spot_imgspot_imgspot_img
BerandaUNEK-UNEKArtikel7 Hikmah Peristiwa Isra' Mi'raj

7 Hikmah Peristiwa Isra’ Mi’raj

Moderatpers – Peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan salah satu bagian dari sejarah besar umat Islam, karena menjadi awal mula disyariatkannya shalat lima waktu. Peristiwa ini adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Aqsha Palestina menuju langit ke tujuh atau Sidratul Muntaha.

Isra’ Mi’raj diperingati setiap tanggal 27 Rajab oleh umat muslim. Peristiwa ini menjadi pelipur lara Rasulullah SAW setelah meninggalnya sayyidah Khadijah dan Abu Thalib.

Tentu saja, peristiwa agung itu memiliki banyak hikmah yang dapat kita ambil untuk meningkatkan kualitas keimanan serta lebih memahami ajaran agama Islam. Berikut adalah beberapa hikmah yang bisa diambil dari peristiwa Isra’ Mi’raj:

1. Meningkatkan Kualitas Keimanan

Peristiwa Isra’ Mi’raj mendapat penolakan oleh kaum kafir Quraisy. Mereka memfitnah Rasulullah dan menganggapnya membuat cerita bohong.  Meskipun mendapat banyak penolakan, sahabat Abu Bakar Ash Shiddiq dan kaum muslimin yang memiliki iman kuat, mempercayai peristiwa tersebut.

Oleh karena itu, kisah keimanan sahabat Nabi tersebut dapat diambil pelajaran dalam kehidupan. Bagi umat Islam yang benar-benar beriman, pasti akan menerima kebenaran Isra’ Mi’raj dan akan semakin menambah keimanannya.

2. Mempercayai Kekuasaan Allah

Peristiwa Isra’ dan Mi’raj menjadi bukti keagungan dan kekuasaan Allah SWT yang diperlihatkan secara langsung. Dalam surah Al-Isra’ ayat 1 dijelaskan :

“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.”

Ayat tersebut menjadi bukti kuasa Allah yang akan membuat iman kita senantiasa bertambah.

3. Menunjukkan Keistimewaan Masjidil Aqsa

Perjalanan Isra’ Mi’raj menunjukkan betapa istimewanya Masjidil Aqsha di Palestina. Tak dapat dipungkiri bahwa masjid ini menjadi sejarah penting bagi umat Islam.

4. Memberikan Pemahaman Lebih Tentang Shalat

Ketika hendak melakukan shalat seorang muslim harus dalam keadaan bersih dan suci secara fisik dan mental agar mampu beribadah dengan khusyu‘. Mengerjakan shalat secara khusyu’ sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Dengan mengimani peristiwa ini, seseorang akan lebih meresapi ibadah sholatnya.

Jika umumnya perintah dari Allah SWT ke Nabi Muhammad SAW disampaikan melalui perantara Malaikat Jibril, tidak demikian dengan sholat. Allah SWT menurunkan perintah sholat secara langsung kepada Nabi Muhammad SAW melalui peristiwa Isra’ Mi’raj ini.

Awalnya, Allah SWT memerintah Nabi Muhammad SAW untuk menjalankan sholat sebanyak 50 waktu dalam sehari. Namun, Rasulullah meminta keringanan pada Allah SWT sehingga menjadi sholat 5 waktu dalam sehari semalam.

Dari sinilah sholat lima waktu menjadi sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seluruh umat Islam tanpa terkecuali.

5. Islam Adalah Agama Yang Suci

Saat Nabi Muhammad SAW hendak naik ke sidrotul muntaha, Rasulullah diberi pilihan antara air susu atau khamr, lalu Rasulullah lebih memilih air susu. Lantas Malaikat Jibril berkata, “Engkau telah diberi hadiah kesucian.” Ini sebagai isyarat bahwa Islam merupakan agama yang fitrah (suci).

6. Dipilihnya malam hari sebagai waktu terbaik untuk berdoa.

Malam hari menjadi waktu istimewa, termasuk ketika terjadinya peristiwa Isra’ Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha. Hikmah peristiwa Isra’ terjadi di malam hari adalah agar orang-orang dapat mengimani sesuatu yang ghaib. Selain itu, merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa. Sebab, setiap malam terdapat saat-saat pengabulan doa.

7. Syariat Nabi Muhammad SAW sebagai penyempurnaan.

Setibanya Rasulullah SAW di Baitul Maqdis, Rasulullah lalu menjadi imam sholat bagi para nabi dan rasul terdahulu. Sholat jamaah Rasulullah bersama para nabi dan rasul ini menjadi bukti bahwa mereka mengikuti risalah Nabi Muhammad SAW, sekaligus mengisyaratkan bahwa syariat Nabi Muhammad SAW sebagai penghapus atau penyempurnaan syariat nabi-nabi sebelumnya.

Demikian hikmah peristiwa Isra’ Mi’raj yang bisa dipetik oleh umat Islam. Sebagai umat Islam, sudah sepatutnya kita menjadikan peristiwa ini sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

Penulis: Nailis Sa’adah
Editor: M. Maksum Ali

2 KOMENTAR

  1. I’m really inspired along with your writing skills and also with the format on your weblog.
    Is this a paid topic or did you modify it yourself? Either way keep up the excellent high quality writing, it is uncommon to see a great blog like this one nowadays.
    Instagram Auto follow!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RELATED ARTICLES

Follow My

https://api.whatsapp.com/send/?phone=6285717777301

Baca Juga

Lestarikan Budaya, UNHASY Gelar Festival Selama Dua Hari

17
Moderatpers.com - Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY) menggelar festival dengan tema “Integritas Bahasa dan Budaya sebagai Identitas Bangsa” di kampus A UNHASY dari tanggal 29...

Jumat puisi #2

7
Pada Kata ManiskuKarya : Olivia Calista Aku tahu hidup yang sebenarnya adalah bosanSaling menjunjung kejemawaanMencari-cari kefanaanYang tidak aku tahu, aku telah menyatu pada keduniaanPada kata...

Ngaji Kilatan Tebuireng : Tradisi Belajar Agama Intensif di bulan Ramadhan

1
Memasuki bulan suci Ramadhan, Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, kembali menggelar ngaji kilatan, sebuah tradisi belajar intensif yang memungkinkan santri memperdalam ilmu agama...

Vaksinasi Massal dari Kodam V/Brawijaya di Ponpes Tebuireng Dipantau Langsung Oleh Gubernur Jawa Timur

0
Möderatpers.com – Rabu, (25/08), Komando Daerah Militer (Kodam) V/Brawijaya mengadakan program serbuan vaksinasi secara serentak di Pondok Pesantren Tebuireng. Acara vaksinasi yang diadakan di...

Senin Puisi (SenPus) #Bebas-7

4
"Beberapa orang akan pergi dari hidupmu, tapi itu bukan akhir dari ceritamu. Itu cuma akhir dari bagian mereka di ceritamu.” - Faraaz Kazi Dalam Pusara Oleh:...